webnovel

Isi Kontrak Pernikahan

Drrtt....

Drrrtt....

Drrrtt....

Entah sudah yang keberapa kalinya handphone Lina berbunyi.Lina yang tengah bersiap siap merasa sedikit terganggu karna Reno yang selalu menelpon tiap menitnya.

Dan begitu Lina menjawab telponnya,yang selalu Reno tanyakan hanya hal hal kecil yang menurut Lina itu tak penting untuk ditanyakan.

"Ya hallo kak..."Lina akhirnya menjawab kembali telpon sang suami sambil menyisir rambutnya.

"Sekarang lagi ngapain..."lagi lagi Reno melemparkan pertanyaan yang sama.

"Aku masih dikamar kak,lagi sisir rambut didepan kaca..."Lina menjawab dengan nada datar,dia bukannya tidak senang Reno menguhubunginya tapi ini sedikit berlebihan.Karna baru saja Reno berangkat kerja,ya mungkin baru dua jam mereka berpisah.Reno sudah menelponnya lebih dari sepuluh kali.

"Andai aku bisa ikut hari ini..."keluh Reno dengan keluhan yang sama seperti sebelumnya.

"Kalo kakak gak sibukkan kaka bisa nyusul..."saran Lina lagi dia sudah memberikan berbagai macam saran tapi tetap saja Reno tetap kekeuh dan terus berkata ia malas kekantor lah,malas kerja karna merasa pusinglah tapi begitu Lina meminta Reno untuk libur dia beralasan pekerjaan banyaklah ada meeting penting lah.Itu membuat Lina gemas sendiri.

Memang hari ini rencananya keluarga ibu Ratih akan jalan jalan bersama menuruti keinginan Angga yang terus merengek untuk ditemani ke mall.Dan Reno yang mendengar rencana itu membuatnya menjadi malas untuk masuk kantor tapi ia tidak bisa meninggalkan kerjaan hari ini karna ada meeting dengan klien penting.

"Kak aku belum siap nih,nanti ya telpon lagi. kalo aku udah siap pasti aku telpon balik.."Lina yang merasa sedikit terganggu mengutarakan keinginannya dengan perlahan karna takut Reno tersinggung.

"Hmm iya iya tapi cepat ya.."Reno menutup telponnya dengan kata kata yang sama pula.

"Tante ayo..."begitu telpon Reno ditutup datang Angga yang memang sedang manja manjanya kepada dirinya.

"Bentar ya sayang..."Lina menahan Angga sebentar karna ia belum selesai mempoles bibirnya dengan lipstik.

"Yuk berangkat.."ajak Lina begitu ia selesai.

"Yuk..."Angga langsung menarik tangan Lina dan mengajaknya dengan sedikit berlari karna Angga yang sudah menunggunya cukup lama.

Diperjalanan Lina mengirim Reno chat untuk meminta pengertian padanya, Lina berjanji akan membalas chat Reno dengan cepat.Tapi Lina minta Reno untuk berhenti menghubunginya karna merasa malu pada keluarga yang lain.

Akhirnya Reno menyetujui dengan satu syarat,malam ini mereka tidak boleh menginap dan harus pulang ke apartemen.

Syarat itu sebenarnya terasa sangat berat buat Lina,karna sekarang berduaan dengan Reno terasa sangat menegangkan baginya.Sikap Reno berubah terlalu drastis,dia masih tidak percaya suami yang dulu sangat dingin dan acuh kepadanya sekarang selalu menempel padanya bagaikan perangko.

Apalagi Reno yang selalu mencium bibirnya tanpa permisis membuat Lina bingung harus berbuat apa,dia bukannya tidak senang mendapat ciiuman itu,hanya saja itu.

Membuat Lina takut jatuh kedalam perasaan yang tak seharusnya,dia takut sikap yang Reno tunjukan saat ini hanya karna rasa bersalah kepada dirinya,bukan benar benar karna perasaan hati.Lina takut jika saat ini Reno hanya sedang bosan dengan rutinitasnya menjadi seorang playboy.Karna Lina tak mau hanya menjadi mainan.

"Tante aku mau kekamar mandi..."rengek Angga dengan nada manjanya.Satu jam diperjalana ternyata membuat Angga tak bisa menahan untuk membuang hajat nya.

"Yuk sama mamah aja sayang..."bujuk mba Tesa karna merasa tak enak sedari tadi Angga terus menempel pada Lina.

"Gak papa mba,sama aku aja..."Lina sedikitpun tak merasa keberatan dengan permintaan Angga,malah ia merasa senang.

"Ya udah kita tunggu di restoran sana ya Lin..."pak Adi menunjuk salah satu gerai makanan dimall itu.

"Ok kakek..."Angga menjawab dengan semangat.

Lina dan Angga kekamar mandi cukup lama,karna Angga yang bilangnya mau buang air kecil malah buang air besar.Saking lamanya mereka sampai sampai mba Tesa menyusuli mereka karna takut kenapa napa.

"Angga mules mah,maaf ya jadi lama deh tante nunggunya..."Angga meminta maaf karna Tesa yang sungkan pada Lina.

"Iya sayang gak papa.Yuk makan..."belai Lina lembut kerambut Angga.

"Maaf ya Lin,Angganya ngerepotin kamu.Kemarin sebelum kita bisa berangkat kesini Angga selalu merengek minta ke kamu kangen katanya padahal waktu itu jadwal mas Riki lagi padet padetnya.."curhat mba Tesa pada Lina.Anaknya memang sangat suka pada tantenya ini karna Lina sangat baik pada anak kecil dia tidak merasa kesal atau marah ketika Angga terus merengek,manja dan memaksa semua hal yang dia mau harus di turuti.Lina juga tau berbagai macam dongeng anak yang membuat Angga senang tidur bersamanya.

"Lina Hastuti..."panggil seseorang begitu Lina akan masuk ke restoran dimana keluarga mertuanya berkumpul.Walaupun ia sangat tau siapa orang itu,satu satunya orang yang selalu memanggilnya dengan nama lengkap siapa lagi kalo bukan...

"Evan..."panggil Lina ketika Evan sudah berada dihadapannya.

"Hey lagi ngapain disini..."tanya Evan basa basi.

"Main aja nih ngajakin keponakan yang baru datang dari Surabaya.."jawab Lina jujur memperlihatkan Angga yang terus memegang tangannya erat.

"Wih seru donk,boleh gabung gak..."pinta Evan yang membuat Lina membulatkan matanya tak percaya.

"Tapi aku lagi sama keluarga mertua ku,gak papa.Nih kenalin mba Tesa istri dari kakaknya Reno..."Lina mengenalkan mba Tesa yang sedari terus bengong menatap Evan dengan tatapan yang entah lah.

"Evan temannya Lina..."Evan mengulurkan tangan memperkenalkan diri.

"Kamu yang model terkenal itu kan,kamu Evan Permana kan..."tebak mba Tesa sambil menyambut uluran tangan Evan.

"Iya mba..."jawab Evan dengan sedikit malu,karna biasanya jika bukan anak anak muda tidak ada yang mengenalinya.

"Yuk makan bareng kita yuk..."mba Tesa menarik Evan dengan senang.

"Lama amat mah,Angganya mana..."tanya Riki begitu melihat sang istri datang tidak bersama Angga.Mba Tesa terlalu senang begitu melihat Evan jadi dia berjalan agak sedikit cepat dari Lina dan Angga.

"Maaf pak,bu perkenalkan nama saya Evan temannya Lina..."ucap Evan ramah dia merasa tak enak akan pandangan mata yang seakan bertanya tanya siapa dia.

"Iya ini Evan Permana yang model terkenal itu loh pah.Yang pengen banget papa potret..."mba Tesa memperjelas siapa Evan,karna suaminya pun terlihat tak percaya siapa yang istrinya bawa sekarang.

"Pak,bu,mas Riki ini kenalin temannya Lina.Evan..."Lina yang baru saja sampai memperkenalkan Evan kekeluarga sang mertua.

"Duduk duduk..."sambut Riki yang terlihat sama antusiasnya dengan sang istri.Sedangkan bu Ratih dan pak Adi hanya diam memperhatikan.

"Jadi kamu temannya Lina,perkenalkan saya kakak iparnya Lina,Riki dari R&T photo."Riki mengenalkan dirinya dengan embel embel nama studio fotonya.

"Ouh jadi mas Riki ini yang sering motoin artis artis terkenal itu ya.."Tebak Evan dengan tepat karna ya Riki itu sudah menjadi photografer profesional.Dia memiliki studio foto yang besar diSurabaya dia selalu bolak balik Surabaya Jakarta hanya untuk melakukan pemotretan dengan artis.

"Wah hebat kamu Lin,punya teman sekelas model ganteng gini..."puji pak Adi pada sang menantu.

"Kita teman sekolah dulu pak waktu SMA.."jawab Evan cepat dia melirik pada Lina yang duduk tepat disampingnya dengan raut wajah yang menunjukkan keterkejutan Lina.

"Awet ya pertemanan kalian..."Riki melemparkan pertanyaan penuh ambigu kepada Evan.

"Iya kan namanya juga teman ka bukan pacar.."jawab Evan dengan penuh senyuman diwajahnya.

"Kalo pacar emang gak awet ya..."balas Riki lagi yang membuat sang istri melototinya.

"Ahaha saya mah gak mau pacar pacaran mas kalo bisa,mau langsung nikah aja..."jawab Evan dengan tegas sambil mencuri pandang kearah Lina yang terlihat menundukan pandangannya.

"Wih mas suka nih pemuda kayak kamu,terus kenapa belum menikah..."pertanyaan Riki semakin berani.

"Masih trauma mas,pernah ditolak pas hari lamaran..."lagi lagi Evan menjawab dengan nada lantang penuh percaya diri,dia terlihat tak merasa terganggu dengan pertanyaan yang ia dapat dari orang yang baru ia kenal.

"Uhuk uhuk..."disamping Evan,Lina yang mendengar Evan menjawab dengan jujur membuatnya kaget dan hampir menyemburkan air yang sedang diminumnya.

"Kenapa Lin,pelan pelan donk..."Ibu Ratih terlihat mengkhawatirkan sang menantu.Tentu saja Lina kaget karena orang yang dibicarakan oleh Evan itu pasti dirinya.

Obrolan masih berlanjut membuat suasana makan terasa ramai karna mas Riki yang selalu menggoda Evan,dia pun menawarkan kerja sama dengan perusahaan Evan karna mas Riki ini sudah sangat lama ingin menjadikan Evan sebagai modelnya didepan kamera.

Bahkan saat keluarga yang lain pergi untuk berkeliling mall mas Riki lebih memilih tetap disana dengan Evan untuk melanjutkan obrolan mereka yang terdengar semakin serius.

"Pah Angga sama tante keliling dulu ya.."pamit Angga pada sang ayah.

"Iya sayang hati hati..."jawab Riki dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.

"Van aku kesan dulu ya,moga bisnisnya lancar ya mas..."pamit Lina pada sang kakak ipar dan Evan.

Tak terasa mata Evan terus memandangi kepergian Lina yang terlihat terus menggandeng Angga ditangannya,tak terasa pula sebuah senyuman mengembang dibibirnya.Melihat orang yang hampir menjadi istrinya kini terlihat sangat cantik dan sikap keibuan Lina yang sangat Evan sukai tak pernah hilang.

Riki yang sedari tadi merasakan perasaan Evan untuk Lina,hanya tersenyum sinis karna ia sadar sang adik mempunyai saingan yang berat untuk kedepannya.Riki yakin jika Reno membuat kesalahan patal pada hubungan nya dan Lina,Evan akan menjadi orang yang pertama datang sebagai pahlawan untuk Lina.

Aku butuh review satu lagi kakak....

audyamira_2217creators' thoughts
Bab berikutnya