webnovel

Bab 25 ( Mencari Kesempatan?! )

Untuk itu, tidak perduli jika Bibi Ane adalah wanita yang pelit bicara, tidak mau bicara, atau bagaimana pun itu. Selama ia bisa membuat semua makanan yang begitu enak ini lagi untuknya, Cleo tidak akan pernah mempermasalahkan apapun tentang wanita hebat itu kedepannya!

Ia sudah cukup puas dengan masakannya. Dan itu lebih dari cukup.

Berbeda dengan Harry.

Harry yang telah terbiasa dengan semua masakan Bibi Ane, merasa bahwa ucapan Cleo terlalu dilebih-lebihkan. Sehingga ketika ia mendengar ucapannya yang membuatnya geli itu, ia menghentikan makannya, lalu bertopang lengan.

Ditatapnya Cleo dengan ekspresi yang tidak bersahabat.

Cleo menatapnya balik, "Apa aku terlalu berisik?" tanyanya polos.

"Menurutmu?" balas Harry dengan malas.

Cleo kemudian berdeham. Tanpa Harry menjawab pun Cleo tahu pria itu merasa terganggu dengan kehadirannya. Karena itu Cleo memutuskan untuk melanjutkan saja makannya lagi dengan lebih tenang.

Harry pun kembali melanjutkan makannya juga.

Tapi tak kurang dari 5detik setelahnya, Cleo kembali mengangkat kepalanya dan menatap Harry dengan serius.

"Tidakkah sebaiknya kita bersikap lebih harmonis di depan oranglain?" tanya Cleo pelan sambil menunjuk ke arah Bibi Ane yang tengah sibuk mencuci piring.

Ruang dapur dan ruang makan saling berdekatan dan tanpa penghalang. Sehingga jika mereka melakukan sesuatu saat ini di meja makan, semua akan terlihat dengan jelas oleh Bibi Ane yang saat ini sedang berada di dapur. Dan mereka yang sekarang sedang ada di meja makan.

Karena Harry tidak langsung menjawab pertanyaan Cleo, Cleo kemudian mencondongkan kepalanya semakin ke depan untuk berbisik lagi pada Harry. Saking ke depannya, Harry sampai harus sedikit mundur ke belakang.

"Mungkin saja.. ada mata-mata di rumahmu," bisik Cleo yang membuat Harry terbelalak tak percaya, "Atau mungkin akan ada orang yang akan tanpa sadar keceplosan mengatakan kalau kau dan aku tidak akur di meja makan. Karenanya, tidakkah sebaiknya kita... lebih berhati-hati??"

Cleo benar-benar menyuarakan seluruh pemikirannya. Dan ia selesai mengatakan itu, Cleo langsung berdiri dan berpindah tempat. Ia duduk tepat di samping Harry. Dijarak yang paling dekat dengan Harry di meja makan. Dan langsung mendapat tatapan yang tajam dari pria itu.

"Menjauh dariku sekarang!" serunya dingin.

Cleo tertegun. Merasa telah melakukan kesalahan. Dan itu membuatnya terdiam.

"Apa kau tidak mendengarnya? Aku bilang menjauh dariku! Menjauh dariku setidaknya 50senti dari sekarang!" ulang Harry dengan kesal.

Cleo langsung mundur cepat dan mengambil langkah seribu. Ia memindahkan posisi duduknya kembali ke tempatnya yang semula, dan mencibir.

"Haizz!! Responmu itu berlebihan sekali!! Menjauh dariku setidaknya 50centi? Memangnya aku punya penyakit menular apa?? Dasar, pria arogan!!" cibir Cleo.

"Apa?" Harry menyipitkan matanya menanggapi gumaman Cleo yang walaupun pelan tapi masih bisa ia dengar.

Cleo tersenyum ramah, "Bukan apa-apa!" serunya cepat sambil terkekeh.

Harry menatapnya sengit lalu meletakkan sendok.

"Kau sebaiknya tidak terlalu banyak membaca novel atau semacamnya! Cerita fiktif seperti itu, hanya akan merusak semua sel imajinatifmu ke akar yang buruk. Bibi Ane adalah orang kepercayaanku. Kita tidak perlu berpura-pura di depannya. Dan kau, sebaiknya tidak mencoba mencari kesempatan untuk mendekatiku. Walau hanya sesaat. Semua itu tidak akan berguna," ujar Harry dengan sangat mengejutkan yang langsung membuat Cleo terbelalak.

Apa?? Barusan dia bilang apa? Mencoba mencari kesempatan untuk mendekatinya??! Hah!! Luar biasa!! Benar-benar tingkat kepedean yang sangat tinggi!! Bahkan sangat tinggi, sampai-sampai sudah berada di tingkat akut!!

Saking akutnya, sampai Cleo tidak bisa membalas. Ia hanya diam dan kemudian melanjutkan kembali makannya.

Tapi kemudian tak selang berapa lama, ia kembali menatap Harry dan bertanya dengan penuh rasa ingin tahu.

"Kalau begitu, selain Bibi Ane dan juga Dirga, siapa lagi yang ternyata juga tahu tentang pernikahan palsumu ini? Apa ada oranglain lagi? Apa kau sudah memberitahukan pada oranglain? Kalau ada siapa itu?" tanya Cleo tanpa jeda.

Harry langsung menghelah napas, ia malas menjawab.

"Entahlah," serunya.

"..." Cleo mengaduk-aduk makanannya dan berpikir.

"Lalu, kalau begitu..."

Belum selesai Cleo berkata, Harry sudah melemparkan tatapan yang menusuk.

"Bisakah kita makan dengan tenang?" ujarnya dingin.

Cleo langsung menjawab, "Oke,"

Dan mereka pun akhirnya kembali melanjutkan makan mereka masing-masing dengan sangat tenang dan hening. Tidak ada yang berani bersuara. Dan tidak ada yang ingin memulai pembicaraan lagi. Keduanya benar-benar makan dengan sangat damai tapi juga menyesakkan bagi Cleo.

***

"Nyonya Cleo, apa Anda sudah mengerti dengan semua yang sudah saya katakan?" tanya Dirga pada Cleo, ketika ia tengah menjelaskan semua perihal apa saja yang harus dilakukan Cleo, dan tidak harus dilakukan Cleo di kediaman suami kontraknya.

Cleo melemparkan pandangan malas dan mengangguk.

"Ya, ya. Aku mengerti. Bukankah semalam kau sudah mengatakan semuanya itu padaku? Lantas kenapa kau harus mengulangnya lagi?"

Semalam, Dirga jelas-jelas sudah berceloteh panjang lebar dengannya di dalam mobil, saat mereka dalam perjalanan pulang setelah acara resepsi selesai. Lalu apa-apaan sikapnya ini? Pria ini kembali mengulang semua hal yang dikatakannya semalam tanpa kurang satu katapun.

Apakah ini 'Dejavu?'

"Aku benar-benar sudah mengingat semuanya," seru Cleo lagi dengan yakin dan mantap. Ia mengulang kembali semua yang sudah dikatakan Dirga secara lengkap dan menyeluruh.

"Pertama, aku diharuskan menjaga semua barang yang ada di dalam rumah ini agar tetap bersih dan rapi seperti sediakala. Lalu, aku tidak dizinkan untuk mengotori, merusak atau bahkan memecahkan semua benda yang ada di rumah ini apapun yang terjadi. Bahkan memindahkannya secara sembarangan," papar Cleo.

"Kedua, Tuan Harry-mu itu adalah orang yang sangat gila akan kebersihan dan kerapihan. Ia tidak suka jika ada orang yang mengutak-atik barang miliknya. Karena itu, jika aku bahkan hanya menggeser satu inci saja barang miliknya yang sudah tertata dengan sangat rapi dan akurat tanpa sepengetahuannya, ia akan segera tahu. Dan hal itu, tentu saja tidak akan berdampak baik untukku ke depannya,"

-

Bab berikutnya