webnovel

Luka

Mereka terdiam dengan pikiran masing - masing yang berkecamuk. Daniel juga Mirella yang bingung, karena sepertinya mereka salah orang. sedang Bi Narti bahagia karena pemikiran ya yang bisa jadi salah juga sebenarnya.

"kenapa kalian tidak pernah mengunjungiku?" Tanya Daniel melanjutkan sandiwaranya. Bi Narti mengeleng sambil terus membelai wajah Daniel. "kami tidak bisa melakukan itu nak,,,bukan kami tidak menyayangimu atau kami melupakanmu,, bagaimanapun sejak kamu lahir, kamu sudah bersama dengan kami,,tapi....kami tidak mau karena rindu kami, kami egois dan membuat masalah seperti waktu itu" jelas Bibi.

Daniel memandang kearah Mirella. "ah....Bibi,,kok saya tidak pernah melihat Bibi sebelumnya ya?" Tanya Mirella. "nak....Bibi sudah tidak menemui ...."."suami" jawab Mirella mengerti arah pembicaraan bi Narti. "iya...Bibi sudah tidak menemui suamimu Selama 17. tahun lebih, jadi wajara kalau Kita tidak pernah bertemu" kata Bibi , Kali ini mengengam tangan Mirella sayang. "ah....Bibi tidak pernah menemuinya disekolah kah dulu,,Kan kami satu sekolah" kata Mirella melanjutkan. "iya kah nak?, pernah...tapi tentu kamu tidak melihat Bibi, karena kami bertemu di ruang tamu disekolah,,kadang diluar gerbang sekolah saat kalian pulang" jelas Bibi.

Mirella mengingat - ingat lagi,,pernahkan Dani dulu bertemu dengan seseorang. Tapi dirinya tidak juga dapat mengingat.

"nak...Bibi pulang dulu,,nanti kalian datang lagi ya,,,Bibi sangat senang bertemu dengan kalian" kata Bibi sambil berlalu.

"rasanya Bibi salah orang" kata Mirella saat mereka tengah berdua memandang punggung Bibi yang Kian menjauh. "coba kamu tanyakan pada sahabatmu yang lain, pernahkah Dani dikunjungi Bibi atau pamannya" kata Daniel. Dengan segera Mirella menghubungi Bian, karena dulu yang sering bersama Dani adalah Bian.

"kenapa La?" Tanya Bian saat muncul wajahnya dilayah hp Mirella. "bagaimana kabarmu?" Tanya Mirella basa basi. "yah...kamu lihat sendirilah...." kata Bian sambil mengarahkan kamera pada setumpuk pekerjaannya. "kenapa bisa sesibuk itu bro?" Tanya Daniel yang ikut perbincangan istri dan sahabatnya itu. "heh....gara - gara nenek lampir itu" kata Bian dengan muka kesal. sementara Mirella juga Daniel tertawa terbahak. "jangan tertawa,,,atau ku tutup nih" kata Bian dengan kesal. "baik lah...maaf - maaf...memangnya Rio sudah tidak datang kekantor?" Tanya Daniel Kali ini. "nenek lampir itu...sudah cuti Dua Minggu yang lalu,,jalan - jalan terus sama si Miska " kata Bian semakin mengebu. "eh...kenapa kalian menelponku,,,jangan bilang kalau kalian pamer liburan" kata Bian yang melihat hamparan Laut dibelakang Mirella dan Daniel.

"hehehe....bukan,,,kami menelpon ingin bertanya sesuatu" kata Mirella mulai serius. "kenapa?" Tanya Bian menangapi. "Ada seorang wanita namanya bi Narti,, dia mengakui sebagai Bibi Dani,, tapi karena kami belum percaya, jadi kami bilang padanya kalau Dani diluar negeri dan belum bisa menemuinya" cerita Mirella. Bian nampak mengerutkan keningnya, seperti sedang mengingat - ingat sesuatu. "Bibi itu bilang katanya dulu waktu sekolah SD sering menemui Dani juga, tapi....aku tidak pernah melihat Dani ditemui seseorang selain sopirnya waktu itu" kata Mirella melanjutkan ceritanya. "bi Narti itu ...suaminya namanya Pak Anwar Kan??" Tanya Bian pada Mirella juga Daniel.

"kami tidak tahu, yang datang hanya wanita itu saja" jawab Mirella. "kalau benar nama suaminya Pak Anwar memang kenapa?" Kali ini Daniel yang bertanya. " lah...Kan kamu satu rumah sama Dani masa kamu ngak tahu,,bukannya kalian saudara?" Tanya Bian. "tapi tidak pernah ada bi Narti yang ini,,bi Narti yang dirumah itu asisten rumah tangga kami sudah dari lama,,tapi suaminya bukan Pak Anwar" jawab Dani mulai kesal.

"jadi memang ada yang menemui Dani disekolah?" Tanya Mirella lagi. "iya,,sering mereka datang, sambil bawakan makanan" cerita Bian. "jangan - jangan...mereka yang menculik Dani ya,,,mereka pura - pura jadi paman dan bibinya, baik padanya lalu dibawa deh Dani pergi,,iya Kan" kata Bian disana. "ya....kamu memang Paling pintar Bian,,udah dulu ya....kami mau naik banana boat dulu" kata Mirella mengakhiri pangilan teleponnya pada Bian

"berarti wanita itu memang kakak ipar bi Narti" kata Daniel. "kenapa dia menyiksa anak lelaki itu" kata Daniel lagi.

"Kita pulang....Kita tanya mama" kata Daniel pada Mirella. Karena rasa penasaran ini, akhirnya Daniel menyetir dengan kecepatan yang tinggi, untunglah jalan lengang Hari itu.

Begitu sampai rumah Daniel juga Mirella segera mencari mama. beruntung mama sedang Ada ditaman belakang.

"kenapa sih kalian ini,,kenapa berlari sampai terwngah engah gitu,,,Mira....kamu sedang hamil kenapa lari seperti itu,,,yuk Kita masuk"kata mama sambil mengandeng tangan Mirella untuk diajak masuk. "ma....Kita ngobrol disini saja," kata Daniel sambil duduk ditempat duduk yang Ada disana, diikuti juga dengan Mirella. Mama hanya menghela nafas melihat kelakuan putra juga menantunya itu.

"ma....kami ketemu dengan wanita itu" kata Daniel. Mama mengerutkan keningnya tidak mengerti. "wanita jahat itu" kata Daniel lagi. dengan segera mama memeluk Daniel posesif. Dapat Daniel juga Mirella rasakan mama takut, namun juga marah,juga sangat khawatir. "apa yang dilakukannya sekarang,,apalagi,,apa dia menyakiti kamu lagi,," kata mama sambil membingkai wajah Daniel dengan tangannya.

Daniel mencium tangan mamanya yang ada dipipinya. "tidak ma,,dia tidak akan dapat melakukannya lagi" jawab Daniel. "ma....sebenarnya apa yang terjadi,,kenapa bisa wanita itu melukai Daniel seperti itu,,siapa dia sebenarnya?" Tanya Mirella. "jadi....kamu sudah ingat?" Tanya mama pada Daniel.

Daniel tidak menjawab, dirinya hanya menganguk saja.

"semua bermula dari papamu, di hari itu adalah hari yang tidak dapat mama lupakan juga, saat Daniel sakit mama menelpon papa untuk segera pulang,,namun hp papa tidak diangkatnya, mama tentu saja tambah khawatir,, mama mencoba menelpon bodyguard papa juga tidak ada yang mengangkat hp mereka, malam itu papa tidak pulang, Daniel kecil juga terus rewel dan panasnya tidak turun- turun, hingga mama membawanya kerumah sakit" cerita mama.

Daniel juga Mirella masih menyimak apa yang diceritakan mama.

"keesokan harinya papa menelpon mama, waktu mama bilang Daniel dibawa kerumah sakit papa langsung panik, tentu saja, karena Selama ini Daniel adalah hidup kami, akan kami lakukan apapun untuk anak kami ini"kata mama sambil kembali mengelus wajah Daniel dengan sayang.

"Tapi....Hari itu berbeda,,papa datang kerumah sakit bukan sendiri, tapi dengan anak lelaki seusia dengan Daniel, bahkan namanya juga mirip, Dani." kata mama menerawang.

"mama tidak Tanya siapa anak itu?" Tanya Daniel.

"kamu benar, mama tidak Tanya, mama mengabaikannya, karena mama fokus pada kamu yang masih lemah saat itu" kata mama sambil tersenyum.

"seminggu kemudian kamu diijinkan pulang ,,disitulah mama baru menanyakan pada papa, siapa anak itu,,untuk apa dia disini,,papamu menjawab, kalau anak itu bernama Dani, dan sudah papa angkat menjadi anak kami, papa berdalih ini untuk melindungimu, saingan bisnis, atau musuh papamu, atau orang jahat lain,,akan bingung Mana yang anak kandung kami, karenanya papa membawa Dani pulang" cerita mama lagi. "ya Tuhan....ma...papa angkat Dani hanya untuk jadi tameng Daniel?" Tanya Daniel terkejut. Tapi tidak Mirella Karena dirinya sudah pernah mendengar tentang hal itu.

mama menganguk. " itu yang dikatakan papamu, mama tentu saja tidak setuju, tapi mama bisa apa" jawab mama lagi penuh kepasrahan.

"namun....ternyata tidak seperti itu, papamu memperlakukan kalian seperti anak kembar,, segala sesuatunya papamu beli kembar, baju, sepatu, mainan segalanya, sedangkan dirimu yang tidak menyukai itu selalu menyimpan semua pemberian papa, hingga mama mengajakmu ke panti asuhan untuk memberikan segala yang tidak kamu pakai atau kamu butuhkan pada mereka, yah...selalu terjadi seperti itu, kemudian semakin Hari ternyata anak mama semakin berubah, bahkan tidak mau sekolah disekolah yang sama dengan Dani, awalnya papa menolak keinginan itu, namun mama tanpa persetujuan papa mendaftarkan kamu disekolah lain,,Dan....ya...anak mama memang anak mama, selalu berprestasi dalam banyak hal, kalau ditanya apa mama sayang sama Dani, tentu saja mama menyayanginya seperti mama menyayangimu, namun perhatian papamu yang berlebihan padanya membuat mama kesal juga" cerita mama.

"pernahkah mama tes DNA,, siapa tahu Dani anak papa?" Tanya Daniel. Mama tersenyum mendengar pertanyaan Daniel. "sudah mama lakukan tanpa sepengetahuan papa, dan hasilnya menunjukkan kalau tidak ada hubungan diantara mereka, mama melakukannya satu dirumah sakit disini, yang kedua di singapura" jelas mama.

"lalu....siapa wanita itu ma?" Tanya Mirella penasaran.

Bab berikutnya