webnovel

sebuah kesamaan

Daniel terus melihat - lihat isi dalam kamar Mirella, entah kenapa dirinya semakin penasaran dengan sang istri yang sebentar lagi akan menjadi mangan istrinya itu.

Dari yang dirinya ketahui, Mirella bukanlah wanita biasa, dirinya adalah wanita yang Punya pendapatan yang tidak lebih sedikit dari dirinya, bahkan melebihi dirinya, namun dari isi didalam kamarnya , hampir tidak ada barang dengan harga yang fantastic. "mungkin dirinya menyimpannya diruang lain...jangan - jangan dibalik tembok ini Ada ruang rahasia tempatnya menyimpan barang- barang mewahnya" kata Daniel sambil mengetuk - getuk dinding kamar Mirella.

jikalau Mirella masuk kamar sekarang pastinya akan marah melihat kondisi kamarnya, Daniel seperti pencuri yang mengacak - ngacak kamar Mirella.

"ya..Tuhan...apa yang aku lakukan,,harusnya aku memberi kesan baik, saat aku masih jadi menantu" kata Daniel sambil memulai membereskan kekacauan yang ditimbulkannya. "memang penasaran membuat Kita melakukan hal yang tidak rasional,...bagaimana mungkin aku bisa mengacak - ngacak kamar ini sampai begitu parah,Dan sekarang malah aku membereskan ya kembali....kalau ada yang tahu....hancur sudah image ku Selama ini" kata Daniel bermonolog ria sambil beres - beres.

Saat Daniel selesai membereskan kekacauan yang dibuatnya, rasa capek menyerangnya hingga dirinya langsung berbaring sambil memeluk boneka kelinci. besar dikamar Mirella. saat dirinya memeluk boneka tersebut tiba - tiba terdengar isak tangis seorang gadis kecil. tentu saja membuat dirinya merinding.

"hiks hiks hiks....Ani...Mira sedih banget sekarang, Ani tahu...papa baru aja mukul tangan Mira, lihatlah Ani....tangan Mira sakit....papa tidak mau dengar Mira ngomong, mama juga ...yang mau dengerin Mira ngomong hanya Ani saja,,,Ani...Mira ingin dipeluk..hiks hiks..."

Suara menyayat hati, yang terdengar membuat Daniel terenyuh....namun juga masih merinding...dirinya tahu sekarang jikalau suara tersebut adalah suara Mirella kecil. namun dirinya masih penasaran bagaimana suara itu bisa tiba - tiba muncul, namun kini juga menghilang.

"dari mana sih, suara sedih Mirella muncul, bisa gawat kalau suara. tadi hanya aku saja yang mendengatnya "kata Daniel sambil kembali mencari sesuatu yang sepertinya menjadi Masa lalu sanag istri.

"aku masih tidak menemukan apapun....tapi....ya Tuhan....kok aku bodoh banget sih'....boneka itulah yang membuatku merinding....yups benar juga....memang aneh....kenapa juha Mirella beli boneka sebesar itu" kata Daniel sambil kembali mendekati boneka kelinci besar dan memeriksa dengan teliti, karena dirinya yakin, ada hal yang tidak beres dengan boneka tersebut.

Akhirnya Daniel menemukan ada beberapa tombol yang tersembunyi di boneka tersebut. "owh...jadi tadi...aku tidak sengaja menekan salah satu dari tombol ini,,tapi....kok Mirella dikasih boneka seperti ini untuk apa ya,,,aku yakin....boneka ini pasti dikasih seseorang....aduh....Daniel...bisa jadi kan ini dikasih orang tuanya untuk merekam apa yang dilakukan Mirella, cuma karena Mirella tidak begitu pintar jadi dirinya tidak sadar" kata Daniel sambil tertawa.

kembali Daniel menekan sebuah tombol, dan suara sedih itu kembali terdengar.

"Ani...hari ini mama memberi kami baju baru, Mira, kak Mirna, juga dedek Alvin, Mira Seneng banget tadi , tapi...Ani tahu ...kakak Mirna juga suka sama baju baru Mira...jadinya Mira kasih juga baju Mira...Ani tahu....Mira juga sangat ingin pakai baju baru untuk nanti,,tapi...kini Mira tidak Punya lagi...uang Mira juga ndak cukup untuk beli baju sendiri, Ani....Ani Punya uang tidak,,,".

Suara Mirella yang mengadu itu kembali terputus. "bagaimana bisa Mirna berbuat seperti itu pada adiknya sendiri, dan apa yang dilakukan mertuaku, sampai tidak tahu anaknya mengalami hal seperti itu" kata Daniel geram.

Kembali Daniel menekan tombol dan kembali suara Mirella kecil terdengar, namun Kali ini bukan suara sedihnya namun suara bahagianya.

"Ani....Hari ini Mira Seneng banget, Mira sama Dani, juara....Ani tahu....itu adalah piala pertama Mira, hehhe....Ani Tenang aja, pialanya Mira simpan digudang, jadi papa, mama, juga kakak tidak akan tahu,,hehhe....Ani....besok - besok Mira akan ikutan banyak lomba lagi,,,Ani mau tahu....apa alasan Mira....karena ternyata kalau Kita menang lomba, Kita tidak hanya akan mendapat pahala, Kita juga akan dapat uang,, Ani tahu kan....Mira lagi ngumpulin uang untuk menganti jam tangan papa yang hilang,,,Ani inget kan....papa bilang kalau Mira bisa mengembalikan jam tangan itu kembali, Ani....Ani....besok,,Dani, Bian, Miska, sama Rio ....kami semua akan piknik Setelah pulang sekolah.....hehhehe....ani....Mira ndak sabar menunggu sampai besok"

Daniel tersenyum mendengar cerita Mirella pada boneka kelinci besar yang dipanggilnya Ani tersebut.

"hehhehe....ternyata aku juga Mira Punya persamaan....kami sama - sama bahagia karena Dani....aku yakin si Mira juga sama - sama menantikan Dani kembali....Tuhan....jagalah Dani, dimana pun dirinya berada, krmbalikan dirinya agar kebahagiaan orang tuaku juga kembali seperti dulu lagi " kata Daniel masih bermonolog.

Daniel kembali mengambil foto Dani dan membelainya. kini raut wajah penuh penyesalan nampak diwajahnya . "Dani....maaf...andai saja dulu mama juga papa tidak terlalu menyayangiku, kamu pasti akan selalu bersama kami, maafkan aku, maafkan papa mama juga, mereka juga sangat menyayangimu, mereka benar - benar hidup dalam penyesalan Selama ini,, Dani....jika kamu ingat kami....kami mohon pulanglah..." kata Daniel sambil menyeka air matanya.

terdengar pintu terbuka pelan, dan dapat Daniel lihat Malvin adik Mirella yang masuk.

"Alvin....sini" kata Daniel sambil menepuk ranjang disebelahnya agar Malvin duduk disampingnya. Segera anak tersebut duduk disebelahnya.

"Bang...."kata Malvin. ucapannya terhenti dan wajahnya nampak memikirkan sesuatu. "Ada apa Vin,,bilang saja," kata Daniel lembut.

"Alvin selalu sayang kak Mira, Alvin selalu ingin kakak Mira bahagia, Abang....titip ini ya....buat kakak Mira, besok kakak ulang tahun" kata Malvin sambil menyerahkan kado pada Daniel.

"kenapa Alvin tidak kasih langsung sama kakak aja, kakak pasti lebih bahagia kalau Alvin kasih langsung " kata Daniel lagi, namun dirinya tetap menerima kado tersebut.

"abang tahu ....dari yang alvin inget,ulang tahun kakak tidak pernah dirayakan, papa mama hanya merayakan ulang tahun kak Mirna juga Alvin, tapi tidak kakak Mira...Alvin ndak tahu kenapa, tapi kakak bilang kalau ulang tahunnya selalu dirayakan dipanti asuha. atau disekolah bareng teman - teman,,biasanya sih kakak selalu membagi hadiahnya sama Alvin, tapi Kali ini Alvin ingin kasih hadiah sama kakak,, nanti abang bilang juga sama kakak, Alvin beli hadiahnya bukan minta uang papa atau mama kok, Alvin jualan kue untuk membelinya" kata Alvin pada Daniel.

namun apa yang dikatakan Malvin membuat Daniel kembali binggung dengan sang istri.

Bab berikutnya