"Masalahnya anda sengaja menciptakan krisis beberapa jenis kebutuhan pangan di negara ini," salah satu pejabat yang hadir bersuara.
"Aku??" alis Mahendra menyatu.
"Apa maksud kalian?!" kembali nada protes Mahendra memenuhi ruang pertemuan.
"Tuan…" Thomas berbisik, "kakek anda…" belum usai mendengar bisikan Thomas, telapak tangan Mahendra terangkat. Tanda Thomas tidak perlu membahas lebih jauh.
Sejenak ruangan hening. Sang tuan terdiam beberapa saat sebelum dia berkata: "Aku akan mengurusnya," tatapan mata biru berpindah dari salah satu pejabat yang duduk di paling kanan perlahan-lahan kepada dia yang duduk paling kiri, seolah mengabsen satu per satu.
"Jika anda menginginkan nama anda pulih, kami akan melakukannya, tetapi tolong, berhenti menahan bahan pangan dari perusahaan anda," sekali lagi dia yang duduk paling kanan bersuara.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com