webnovel

IV-210. Risiko Cucu Tunggal

"Cih! Sekarang aja baru ngomong begini," mata perempuan itu menyipit seiring caranya tertawa. Tapi keadaan ini tak berlangsung lama sebab pria itu menggerakkan tangan di belakang punggung. Mendorong sebuah tindakan, ditangkapnya bibir perempuan oleh bibir lelakinya.

.

.

"Sudah capek?" Hendra bertanya dan perempuannya mengangguk. Sebuah Gerakan mengangkat tubuh perempuan di pertontonkan sang lelaki bermata biru. Berjalan membelah taman rumah induk, dia membawa istrinya masuk ke dalam.

"hari ini, apa pun yang istriku inginkan, akan aku penuhi,"

"Benarkah?" Aruna mengalungkan ke dua tangannya pada leher sang suami.

"Apakah aku tipe orang yang suka bercanda?" ini pertanyaan dari Mahendra untuk menegaskan bahwa apa yang ia katakan benar adanya.

Dia tinggi dan tegap, istrinya yang hamil besar tak terlihat menyulitkan untuk digendong dan didekap. Tersenyum sepanjang langkah bersama warna matanya yang mengilat.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya