'Rio ingin membunuh bayiku? Atau mencari keberadaan Rey?'
Pernyataan yang terukir di dalam kepala Hendra telah berhasil menghantuinya. Terdiam lama mengabaikan kebingungan anak-anak buahnya, Mahendra baru tergugah selepas Juan datang dan pemuda itu berdiri di hadapannya.
Pelupuk matanya yang menerawang kosong ke bawah naik mengamati pemuda yang juga putra Rio. 'apakah layak memerintahkan ini padanya,' lelaki dengan sorot mata biru nan tajam- mengamati lelaki yang memiliki ikatan darah dengannya.
"Yang lain boleh pergi," ekspresinya datar dengan suara tak bervolume. Namun, kalimat tersebut terujar dari mulut Mahendra maka dari itu tak akan ada yang berani mengabaikannya.
"kecuali Herry," dan tentu saja Juan yang baru datang. semua memahami ini.
Berangsur-angsur ruangan menjadi kosong, menyisakan empat manusia di mana salah satunya terbaring tak berdaya di atas ranjang.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com