"Hai, hai.. walaupun kakiku hanya satu saja yang leluasa bergerak, aku ini punya sertifikat sabuk tertinggi dalam pencak silat, kau tidak boleh meremehkan ku," Kiki tidak peduli, dia berjalan menuju pintu saat kedua adiknya bersiap sedia hendak lari dengan berdiri di belakang punggung perempuan rambut hitam lebat tersebut. Giliran pintu terbuka, seluruh mata penghuninya sama terbukanya, menyala dan ternganga.
Baik dua anak berseragam sekolah, Thomas yang tengah duduk di meja masih dengan sendoknya, Maupun bapak yang tengah memanggul tongkat bantu jalan milik Thomas terlebih gadis berdaster longgar alias si pembuka pintu.
Mereka membeku.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com