webnovel

II-170. Warna-warna Pastel

"Aku hanya ingin menyelamatkan Adikku, aku tahu tanggung jawabmu sebagai pewaris tunggal keluargamu bukan perkara mudah," pria ini mengunci Mahendra di dalam bola matanya. Tanda bahwa dia sedang serius.

"Tradisi kalian menjaga para perempuan sedikit memprihatinkan. Sedangkan aku mengenal adikku dari kecil melebihi ayahku. Aku kira dia akan bahagia ketika dibebaskan, aku lupa gadis dewasa bisa jatuh cinta," Anantha terlihat tersenyum, dia merasa bersalah yang sekaligus tertangkap manis di mata Hendra. 

"Kalau kau, ingin hidup dengan adikku, jangan sekali-kali memaksakan keadaanmu. Pastikan dia sendiri yang memilihnya, sebab paksaan tidak akan menghasilkan kebahagiaan. Aku ingin adikku sukarela, jadi dia akan tetap bahagia, itu inginku selama ini. Si kecil, mutiara bagiku, tidak boleh ada yang menggoresnya" kalimat terakhir Anantha demikian dilematik untuk pewaris tunggal Djoyodiningrat. 

***

[Sekarang]

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com

Bab berikutnya