[Sudut Restoran]
Dua orang kuasa hukum duduk berhadapan melepas rasa lelah. Resto mini malis dengan bangku-bangku kayu dan interior yang cenderung bernuansa kecokelatan memberi rasa nyaman sejenak untuk melepas penat. Jalanan di luar yang masih padat, ketika dua sahabat yang juga musuh bebuyutan saling melempar pandang, kemudian terkekeh wujud implisit ekspresi saling menghina.
"Aku mau muntah saat kau menghina Dokter paruh baya yang membela pasiennya dengan berkata 'jangan mempertaruhkan reputasimu demi uang' harusnya kau berdiri di depan cermin dan mengumpat dirimu sendiri," Rendy Nasution begitu berbangga menikmati kemenangannya bahkan bisa menghina saingan terberatnya.
"Haha, sudah cukup menghinaku?" Fernando terlihat meletakkan sendoknya, "lakukan lagi kalau masih ada list (daftar kalimat hinaan) -nya,"
"Tidak -ah', aku sudah cukup puas hari ini," Rendy menggerakkan tangan kanannya, sebuah tanda agar Fernando melanjutkan makannya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com