"ini buat aku ya.. nggak apa-apa kan.. aku lapar.." Nana pandai sekali membuatku tersenyum. Suaranya lembut tapi ada kesan serak sengaja dia sajikan. Aku tahu jelas dia sedang mencari perhatian, dan itu kelebihan Nana dibanding Aruna. Istriku perempuan yang dingin yang tak bisa disentuh kecuali aku memohon kepadanya.
"Ya.. ambil saja aku pesan lagi"
Pada pesanan kedua pria bermata biru memesan menu yang sama, dia potong-potong dengan cara yang sama pula. Hal ini menarik perhatian tiga orang yang duduk melingkar, Surya, Dea dan Nana sedang tertegun melihat betapa seriusnya Mahendra memotong daging dengan presisi yang sama. Tidak ada yang tahu Apa tujuan pria ini. Dia juga terlihat enggan memakan beef mirip dengan perempuan yang sedang memainkan simply tiffin.
Namun, ketika Gadis itu mulai mengangkat makanannya dan berniat untuk memasukkan simply tiffin ke dalam mulutnya. Sebuah beef diletakkan seseorang di atas bagian yang akan Aruna gigit.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com