"Anna keluarlah.." sungguh mengejutkan bagi Nana. Setiap kata-kata perempuan yang tampak biasa saja itu layaknya mantra mantra penyihir, mampu mengendalikan lelaki bermata biru.
Sejenak kedua pasangan suami istri ini saling menatap satu sama lain, dan lelaki bermata biru menghambur dalam pelukan perempuan sekali lagi : "aku takut kehilanganmu, sangat takut "
Siapa sangka pria yang tadi pagi menganalogikan kisah mereka layaknya 2 pasang manusia yang akan naik perahu layar. Dan berniat untuk membatasi diri agar Aruna merasa dirinya pun juga penting. Malah terbuat sebaliknya, dia terang-terangan ketakutan kehilangan gadis kecil yang terlanjur merebut banyak perhatiannya.
Seiring mata biru mendapatkan pelukan hangat perempuan mungil, ada yang bicara di sela-sela telinganya. Dia bilang tentang undangan ayahnya agar segera hadir ke rumah keluarga Lesmana, Aruna pun juga meminta sabar ketika nanti bertemu kakaknya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com