"Nona.. kami di minta menjemput anda"
_Oh.. orang-orang Hendra membuntutiku_
Seketika Damar berdiri, dia mengenal salah satu di antara ketiganya. Pria yang pernah menodongkan pistol kepadanya tentu saja itu adalah Hery. Mata Damar membara, dia tahu ada sesuatu yang mengintai mereka. Bisa jadi akan datang bencana kedua.
Tapi Aruna tampaknya menanggapi dengan santai, padahal anak-anak muda di sekitar mereka ikut tegang. Antara terlalu asing dan melihat ekspresi Damar yang dipenuhi gejolak emosi. Ekspresi yang belum pernah tersuguh kepada kawan-kawannya.
"Ada apa ini sebenarnya?" Geget ikut-ikutan bingung melihat suasana kaku pada tiga orang asing yang baru datang.
"Tidak ada apa-apa.. aku dijemput suamiku" Aruna tersenyum menenangkan para tentara receh yang tiba-tiba membeku tak bersuara.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com