Aruna berdiri pasrah tanpa kata. Pandanganya mengarah ke sudut lain, tidak ingin melihat Hendra.
"Em.. kau tak ingin duduk". Hendra memberi saran, Hendra mengerti Aruna tidak begitu tertarik dengannya.
Secara mengejutkan pria itu melepas infus ditangannya. Turun dari ranjang pasien.
Hendra bergegas merapikan buku-buku fiksi-nya. Pria itu tampak kelabakan, membebalkan kumpulan benda segi empat pada nakas dan almari diruang VIP. Sesekali bukunya jatuh berserakan dan dia punguti kembali.
Kali ini Hendra terlihat sedikit manusiawi dibandingkan biasanya. Bahkan dia sempat nyengir mendekati Aruna lalu menyapa: "Em.. silahkan duduk.. kamu bisa pakai sofa itu". Hendra menunjukan sofa terima tamu pasien ruang VIP. Satu sofa sudut berwarna abu-abu dan tiga sofa tambahan berbentuk kubus diletakkan mengelilingi meja kaca.
Aruna berjalan perlahan memenuhi arahan Hendra tanpa melihatnya.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com