Aku melepas cubitan di pinggangnya dengan kesal, "Nyebelin banget!"
Astro masih mengaduh kesakitan sambil memegangi pinggangnya. Dia membuatku merasa bersalah.
Aku menyentuh pinggangnya pelan, "Sakit banget?"
Astro hanya menatapku dengan tatapan sendu, "Jahat kamu. Ini pasti ada bekas cubitannya."
"Makanya tolak yang tegas dong kalau ada perempuan nempel-nempel. Kalau kamu diem aja mereka kan jadi ga tau diri."
"Istriku bawel banget. Aku udah nolak dia berkali-kali, tapi dia tetep nempel. Aku diemin dia karena buang-buang energi kalau diladenin terus."
Sepertinya ucapan Jeanny saat bicara padaku di PAMMITS saat itu benar. Memang ada tipe manusia yang tak akan menyerah hanya karena didiamkan.
"Kamu bukannya ada pertemuan robotik? Ini harusnya udah mulai kan?" aku bertanya untuk mengalihkan pembicaraan. Bagaimana pun, aku sudah merasa lega karena berhasil mengusir Cantika. Kuharap dia tak akan berani menempel pada Astro lagi.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com