webnovel

MASA KELAM {PART 1}

"Jangan kamu bawa uang haram itu ke rumah!" Ayah Ayudia berteriak keras. Ayudia pulang ke rumah orang tuanya karena ia sangat merindukan ibunya. Zainab—ibu—Ayudia menangis mendengar perkataan suaminya.

"Aku hanya membantu keluarga ini, Ayah. Aku hanya membantu keluarga."

"Enggak perlu! Kami tak butuh uang haram kamu itu, kamu cuma membawa keburukan dan kesialan di rumah ini!" Nada bicara Ayah Ayudia sangat tinggi dan nyaring. Emosi menguasainya.

Betapa remuk redam hati Ayudia mendengar perkataan sang ayah. Ayahnya tidak berubah, dia masih saja sering melontarkan kata-kata yang kasar kepada anaknya.

"Baiklah kalau Ayah maunya begitu, aku pergi." Ayudia menyusut air mata di pipinya. Dia pergi dari rumah orang tuanya kembali ke kontrakannya. Ayudia sesenggukan menangis di dalam bus. Kesedihannya memuncak di dalam hati.

Gadis itu sangat merindukan ibunya, selama beberapa tahun belakangan dia hidup seorang diri. Dia melewati begitu banyak penderitaan seorang diri di usianya yang masih belia. Ayahnya sangat keras dalam mendidik anak-anaknya. Dia sangat mudah memukul dan memaki apabila Ayudia dan keempat saudaranya melakukan kesalahan. Karena itu, Ayudia tidak sanggup menanggungnya. Dia memilih kabur dari rumah dan hidup di jalanan. Menggelandang. Kelaparan. Diperkosa bergilir. Hingga hampir dijual seseorang sebagai budak sex di sebuah lokalisasi.

Orang itu menipu Ayudia, dia berkata akan memberikan pekerjaan. Ternyata dia berniat menjualnya. Ia hampir saja menjadi korban perdagangan manusia. Untung saja dia berhasil melarikan diri saat orang yang hendak menjual Ayudia itu sedang bertransaksi tawar-menawar harga untuknya.

Hingga suatu hari ia bertemu dengan seseorang yang memperkenalkan dirinya dengan Mami Olla. Perempuan cantik paruh baya yang bekerja di kelab malam, dia mempunyai banyak perempuan yang dipekerjakan di industri hiburan malam sebagai wanita penghibur, dan tentu saja, ternyata terjadi transaksi di belakangnya. Dia pun menjadi seseorang yang dibeli. Tidak punya kebebasan berkehendak.

Ayudia menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi bus, ingatannya kembali pada masa-masa kanak-kanaknya. Saat dia dilecehkan oleh kakak laki laki dari teman sepermainannya. Dia hanya gadis kecil berusia 9 tahun di kala itu.

"Kenapa ini terjadi kepadaku? Apa aku enggak pantas bahagia? Apa aku enggak pantas untuk hidup? Jadi aku hanya membawa bencana kepada keluargaku? Ah, kenapa kemalangan ini bertubi-tubi menimpaku?" Gadis itu menangis, menangkupkan kedua tangan menutupi wajahnya. Tidak kuasa dia menahan rasa kecewa dan kesedihan yang begitu mendalam.

Bab berikutnya