webnovel

Bab 24. Prestasi Earl

Semua pasang mata menatap kagum pada sosok Earl yang berdiri di podium dengan senyum penuh semangat. Mereka tidak percaya sama sekali bahwa Earl Camilia yang mereka idolakan itu kini berdiri di hadapan mereka.

Dari yang mereka dengar, para senior sering membicarakan Earl dan mengeluh karena sulit sekali bertemu dengannya. Earl lalu membuka buku yang dibawanya dan mulai menerangkan pelajaran. 

Braakk!

Disaat mereka sedang khusyuk belajar, tiba-tiba pintu kelas mereka didobrak dengan kasarnya setelah ditendang oleh seseorang. 

"Berani-beraninya kau melakukan ini padaku, Earl! Kau pasti menghasut teman-temanmu untuk menjatuhkanku kan? Mengaku saja kau iri padaku karena aku mengambil posisimu dan kau merebut simpati orang-orang berharap semua orang berpihak padamu, iya 'kan?" Michele dengan wajah memerah mendobrak pintu dan berteriak tidak stabil di ruang kelas.

Earl baru saja memperkenalkan diri untuk menjadi pengajar dan sedang menjelaskan beberapa materi singkat sebelum paktek lapangan. Ia sudah cukup bingung dengan Michele yang datang mendobrak pintu, berteriak tidak jelas di depan para juniornya dan menggila disana. Sangat tidak memiliki sopan santun. Earl menyayangkan perilaku Michele sekarang.

Para junior disana tidak kalah bingungnya. Bahkan walaupun semua junior di kelas adalah pria, tetap saja mereka tidak bisa menahan mulut mereka ketika melihat wanita mengamuk dengan cara yang sangat tidak berpendidikan. Earl meletakkan kapur tulisnya.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?" Tanya Earl profesional.

Earl berjalan sedikit mendekat tanpa turun dari podium. Melihat wanita urakan seperti Michele yang mengganggu proses mengajarnya benar-benar diluar dugaan. Earl bahkan tidak perlu mengasihani wanita menyedihkan seperti Michele hanya karena ia anak seorang General.

Dia sudah diluar kendali saat ini. Michele mendengus kasar dan menunjuk Earl dengan kasar. Seakan-akan tidak peduli lagi dengan harga dirinya di hadapan para junior di dalam kelas. Ia menghardik kasar pada Earl.

"Jangan bersikap formal padaku. Semua orang disini tahu kau hanya si tukang akting. Berpura-pura tersakiti menarik simpati banyak orang dan menjatuhkan orang lain yang mengganggumu dengan simpati mereka. Kau lebih buruk, Earl!" Michele terengah-engah "Kau bahkan meminta cuti empat bulan penuh hanya untuk patah tulang? Negara bangkrut jika menggaji perwira tidak berguna sepertimu!" Lanjutnya dengan dengan wajah memerah karena berteriak sepanjang kata yang ia keluarkan dari mulutnya.

Mata Earl langsung berkilat sinis. Oh... wanita ini menguji kesabarannya. Hanya untuk patah tulang katanya? Karena misi kemarin ia kehilangan sebelah ginjalnya. Kedua pahanya patah karena terjepit di mobil. Beraninya wanita ini berkata 'Hanya patah tulang'. Earl melipat kedua tangannya di depan dada tanpa sedikit pun mengalihkan tatapannya dari Michele.

"Kelas aku bubarkan, kalian bisa pergi ke aula untuk mengambil form medical checkup sekarang." Michele mendengus kasar dan menahan para junior keluar dari kelas. Ia sengaja menghalangi mereka dengan berdiri di depan pintu.

"Kenapa? Kau sekarang merasa mereka tidak akan mengasihanimu? Tidak perlu membubarkan diri. Biar mereka semua tahu, seberapa busuk dirimu Earl." Michele pun naik ke atas podium dan mendorong pundak Earl. Earl bahkan tidak bergeming disana. Hanya saja kilatan matanya semakin tajam setiap menitnya.

"Ada apa ini?"

Ricard langsung datang berhamburan karena mendengar pengawas kelas ada seseorang wanita berseragam Angkatan Laut mengamuk dan mengganggu proses belajar. Ricard yang kebetulan ingin melihat kinerja Earl disana mau tidak mau langsung berlari cepat menuju kelasnya.

Tetapi Michele disana tampak senang dengan kehadiran Ricard.

"Oh paman? Lihatlah, wanita jalang ini telah menjatuhkan harga diriku karena iri denganku yang mendapatkan posisinya sekarang. Dia menghasut rekan di tim untuk menindasku dan mempermalukan aku." Michele menjelaskan sendiri situasinya. 

Di depan para junior pula, Ricard bersumpah sangat malu saat ini. Bisa-bisanya wanita itu memanggilnya paman dan kemudian menjelaskan perkaranya dengan rinci seperti itu. Michele berdiri bak pengacara yang menekan tersangka untuk mengakui kesalahannya. Sedangkan Earl disana? Auranya menggelap seketika.

"Kelas dibubarkan." Ricard menatap para junior dan mereka segera bergegas keluar dari ruangan. Michele memutar matanya malas karena pamannya malah menyuruh semua junior untuk keluar. Ricard disana terlihat menghubungi seseorang dan kemudian menatap Michele dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.

"Apa ada lagi yang kau keluhkan?" Ricard bertanya sambil menekan emosinya. Michele lantas menunjuk ke arah Earl dengan kasar.

"Gundik ini memprovokasi orang-orang di sekitarku untuk menggangguku. Dan karena kau tidak layak menjadi staf pengajar, aku minta agar wanita ini dicopot pangkatnya dan di bebas tugaskan dari militer." Ucapnya begitu kurang ajar. Earl tetap diam disana. Diamnya Earl malah membuat Ricard ikut bungkam.

Tak lama pintu kelas kembali terbuka. Disana dapat dengan jelas General masuk ke dalam kelas bersama seseorang yang tidak ia kenal. Bersama rekan timnya dan perwira menengah seangkatan Earl dan juga senior-senior hadir disana. Michele langsung tersenyum puas melihat banyaknya orang yang datang.

"Ayah! Dia telah mengganggu proses kinerjaku dengan mencuci otak rekan timku hingga aku mendapatkan perlakuan tidak pantas. Militer tidak butuh seseorang dengan kebiasaan buruk dan didikan yang tidak baik sepertinya. Aku minta agar General segera mencopot pangkatnya dengan tidak hormat."

Michele tanpa segan berkata dan mengulang permintaannya. Bahkan menyuruh General Abey untuk mengabulkan permintaannya. Seluruh pasang mata yang melihat kejadian itu tidak bisa menahan kepala mereka untuk tidak menggeleng.

Kenapa bisa manusia sepertinya ada di dalam militer? Dan angkatan laut? Untuk apa wanita ini berteriak dan mengatur mereka? Benar-benar tidak tahu diri.

Seorang pria paruh baya berseragam angkatan laut yang berdiri di samping General Abey tampak marah. Wajahnya yang tua tidak menghilangkan kharismanya dan ketegasannya sebagai General. Pria yang dipanggil ayah oleh Michele itu menoleh pada General Abey.

"Apa maksudnya ini?" Tanyanya menuntut penjelasan. 

Tapi belum sempat General Abey berbicara, Earl melangkah maju mendekati Michele.

"Jadi? Seperti inikah putri seorang General AL?" Earl bertanya dan langsung memecah keheningan. Semua menatapnya, terutama ayah Michele disana yang menatapnya tajam "Benar ini putri anda, General?" Tanya Earl lagi.

Namun hanya dibalas keheningan oleh mereka semua. Dari semua orang di dalam ruangan termasuk para senior dan rekan seangkatan Earl langsung tersenyum kecil. Perlahan mereka mendudukkan diri di kursi dan mulai mendengarkan kisah menarik ini.

Sejujurnya Earl tidak ingin meninggikan dirinya sendiri. Tapi tampaknya wanita di hadapannya ini tidak akan jera jika hanya diberi satu tinjuan di hidungnya. Earl melipat masih melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap Michele dengan tatapan merendahkan.

"Aku berdedikasi selama lebih dari sepuluh tahun untuk mengabdi negara mulai dari nol. Dan aku dengan bangga karena pangkat perwira yang aku dapatkan sekarang ini dan semua setimpal dengan keringatku." Ujar Earl tegas.

"Omong kosong apalagi yang kau ucapkan Earl? Semua orang di ruangan ini sudah tahu betapa buruknya dirimu." Michele kembali mencela.

Disana rekan tim hanya bisa menatap prihatin pada Michele. Justru dialah yang tidak tahu seperti apa Earl di dalam markas militer ini. Baru beberapa hari di dalam markas, tapi tiba-tiba menghardik dan seakan-akan tahu seperti apa Earl di dalam militer. 

Earl masih tetap tenang walaupun rasanya ia ingin menghajarnya dan memberi sedikit pelajaran hidup untuk mendidik sedikit mulutnya itu.

"Aku akan menyebutkan semua prestasiku dan kalian semua bisa menjadi saksi atas perkataanku jika aku mengada-ada." Ucap Earl dengan ekspresi yang begitu marah.

Auranya mematikan ketika ia menatap General AL di bawah podium sana dengan tajam. Ia akan membungkam siapa saja yang ingin meratakan dirinya di dalam militer. Michele tertawa mencemooh.

"Tidak akan berguna. Karena kau-"

"Aku punya prestasi rekor terbanyak selama satu dekade hingga diriku mencapai pangkat perwira menengah." Earl langsung memotong perkataan Michele.

Seperti tidak menganggap bahwa ada Michele di hadapannya saat ini. Earl semakin tajam menatap General yang alisnya mengkerut mendengar ucapan Earl. Seluruh orang di ruangan pun diam dan mendengarkan. Earl lantas kembali menatap Michele.

"Skorku tertinggi selama satu dekade. Dan aku satu-satunya perwira wanita yang mengalahkan semua nilai di seluruh angkatan dengan nilai sempurna. Pelatihanku memiliki jam oprasi terbanyak di angkatan perwira." Earl mulai menyebutkan prestasinya satu per satu.

General AL melihat beberapa orang yang duduk mendengarkan mengangguk seperti membenarkan. Sedangkan beberapa orang lain yang melihat Earl memberikan tatapan kagum secara langsung membuat General AL langsung merasakan perasaan tidak enak.

"Aku mendapat undangan langsung dari presiden untuk menangani kasus kriminal internasional demi pertahanan negara." Lanjut Earl lagi yang tentu saja itu adalah fakta lapangan.

"Kau pembohong!" Michele kembali memaki dan mulai tidak tenang berdiri di hadapan Earl. Sayangnya Earl masih sudi menatap Michele walaupun setelah semua sampah yang terlontar dari mulutnya itu merusak citranya di dalam militer.

"Aku yang mengungkapkan jati diri kriminal ini bersama dengan rekan satu timku. Meregang nyawa mencari informasi tentang kriminal ini dalam kecelakaan. Aku kehilangan satu ginjalku, patah tulang rusuk, paha dan tulang kering. Aku juga mengalami pendarahan otak... Tetapai aku tidak mengambil kompensasi atas itu semua karena dedikasiku untuk negara." Lanjut Earl yang membuat seluruh senior tercengang mendengarnya. Sungguh mukjizat Earl masih hidup sekarang.

Earl tidak percaya saja bahwa semua omong kosong Michele yang mengatakan bahwa dirinya meminta cuti selama empat bulan karena patah tulang dianggap sebelah mata. Jika Michele yang berada di posisinya, mungkin sudah lama wanita itu membusuk di dalam tanah. Earl mengalihkan pandangannya dan menatap General Abey dengan intens.

"Aku mengundurkan diri dari tim setelah tahu bahwa ada seseorang di belakang layar yang mencoba menggulingkanku. Mencoba melemparkan tanggung jawab padaku ketika aku membawa dua orang idiot untuk melakukan misi dan terbunuh." Earl berkata tajam.

"Kau-"

Bab berikutnya