webnovel

Membuat mainan?

Editor: Wave Literature

Deretan pegunungan yang membentang luas itu dapat dilihat oleh Ye Chen dari kejauhan. Pemandangan itu membuat hatinya menjadi terbuka. Dua puluh mil di arah tenggara, tepat di antara gunung-gunung yang tinggi itu, ada sebuah bangunan yang nampak menjulang di antara pepohonan. Bangunan itu lebih luas daripada benteng klan Ye.

Bangunan itu adalah benteng klan Yun.

Di dalam benteng delapan belas awan, klan Yun adalah yang terkuat. Klan Yun selalu menjadi kepala aliansi dalam sejarah benteng delapan belas awan.

Klan Yun sudah sejak lama mengincar tambang milik klan Ye, karena jaraknya hanya dua puluh mil dari benteng klan Yun. Meskipun jalanan menuju tambang ini cukup terjal, tetapi para kultivator dapat mencapainya hanya dalam beberapa jam perjalanan. Klan Yun sudah lama mengincar tambang ini, namun mereka tidak dapat merebut tambang ini secara langsung karena status mereka sebagai kepala aliansi. Selain itu, mereka juga takut akan kekuatan klan Ye. Meski kekuatan klan Yun lebih unggul daripada klan Ye, mereka tetap akan mengalami kerugian kalau sampai terjadi peperangan. Oleh karena itulah mereka belum berani menyerang klan Ye.

Ye Chen berpatroli mengelilingi tambang itu. Terdapat banyak tempat terlarang di pegunungan delapan belas awan. Selain itu, juga ada banyak siluman berkeliaran. Hal itu membuatnya harus lebih berhati-hati dan hanya dapat melihat dari luar.

Tak terasa waktu makan telah tiba, karena itulah Ye Chen pun memutuskan untuk kembali ke benteng klan Ye.

Tepat pada saat itu, Ye Chen melihat dua orang berjalan menuju ke arahnya. Ia mengernyitkan dahi lalu memilih untuk masuk ke dalam hutan dan bersembunyi.

Dua orang yang mengenakan jubah abu-abu itu tidak melihat Ye Chen dan terus berjalan. Mereka terlihat seperti berusia sekitar tiga puluh tahunan.

"Ketua klan Yun memintaku mengintai klan Ye. Benar-benar menyusahkan!"

"Aiyo, kakiku sudah hampir putus!" Ujar seorang di antara mereka, lalu ia berhenti untuk duduk di atas rumput. "Ngomong-ngomong, klan Ye ini seperti belalang yang sudah jatuh. Mereka tidak akan bertahan lama!"

"Kenapa bisa begitu?"

"Demi menolong putranya, Ye Zhantian mengerahkan seluruh anggota klan untuk membantunya. Hal itu membuat klan Ye semakin miskin."

"Tapi aku mendengar kabar bahwa meridian putra Ye Zhantian sudah kembali pulih!"

"Kabar dari mana itu?"

"Aku sendiri kurang jelas."

"Meskipun meridiannya sudah pulih, itu juga tidak ada gunanya. Tinggal menunggu waktu saja sampai ketua klan Yun memutuskan untuk menyerang klan Ye. Mereka mungkin akan melakukan penyerangan dalam waktu dekat ini. Kalau tidak, mana mungkin mereka mengutusku untuk mengintai klan Ye setiap hari."

Kedua orang itu mengobrol sebentar lalu berdiri untuk melanjutkan perjalanan.

Melihat dua orang itu menjauh, pandangan Ye Chen mendingin. Ia tak menyangka bahwa klan Yun akan mengutus orang untuk mengintai klan Ye. Klan Yun ternyata memang merencanakan sesuatu.

Ye Chen terdiam sesaat lalu melanjutkan perjalanan untuk pulang.

Setelah berganti pakaian, Ye Chen berjalan ke ruang makan untuk makan siang. Di perjalanan ia sempat bertemu dengan Ye Moyang. Pria itu menatap dingin padanya, tapi ia sama sekali tidak takut.

"Kak Ye Chen." Sebuah suara riang terdengar di telinganya.

Ye Chen menoleh dan melihat si cantik Ye Rou.

"Kak Ye Chen barusan keluar benteng?"

"Bagaimana kamu bisa tahu?" Ye Chen tertegun.

"Aku hanya menebaknya," jawab Ye Rou sambil tertawa.

"Jangan beritahu yang lain ya." Ye Chen berkata dengan panik. Kalau sampai paman-pamannya mengetahui hal ini, ia pasti akan kena marah.

"Kalau begitu Kak Ye Chen harus berjanji, lain kali kalau ingin keluar benteng harus mengajakku!"

"Pasti!"

"Jangan ingkar janji ya!"

Mereka berdua mengobrol sambil tertawa hingga memasuki ruang makan. Segerombolan pemuda yang melihat mereka masuk segera mengarahkan pandangan mereka pada tubuh Ye Rou, lalu buru-buru mengalihkan pandangan. Pesona Ye Rou benar-benar membuat orang lain tidak dapat mengendalikan diri. Ditambah dengan Ye Chen yang berjalan dengan gagah di sebelahnya membuat dua orang itu terlihat sangat serasi.

Melihat Ye Chen masuk, beberapa anggota memberi hormat pada Ye Chen. Setelah Ye Chen menjadi penerus ketua, posisinya dalam klan Ye hanya berada di bawah ketua klan, ketua terdahulu, Ye Zhanlong, dan beberapa tetua yang lain.

Setelah selesai makan siang, Ye Chen pergi ke tempat penimbunan barang-barang di dalam benteng. Ia mengumpulkan barang-barang seperti niter, arang, dan barang-barang yang lain untuk dibawa ke rumah untuk dibuat mainan.

Ye Chen ingat bubuk mesiu dapat dibuat dari bahan-bahan ini, karena itulah ia melakukan percobaan di halaman rumahnya. Ia juga sudah mengetahui perkiraan takarannya.

Rumah ketua klan.

"Kak, menurut kabar, jurus kaisar guntur ada enam bagian. Kultivasi bagian satu dapat mencapai tingkat enam, kultivasi tingkat dua dapat mencapai tingkat delapan, dan setelah bagian ketiga selesai, barulah dapat mencapai tingkat sepuluh. Lalu bagaimana dengan bagian empat ke atas?" Tanya Ye Zhanlong pada Ye Zhantian. Semakin lama ia meneliti jurus kaisar guntur, ia semakin sadar bahwa kesaktian jurus ini tidak tertandingi. Hal itu membuatnya merasa telah menemukan jurus yang begitu hebat.

"Dengar-dengar, setelah tingkat sepuluh masih ada yang lebih hebat dan itu disebut sebagai yang Zunzhe (artinya yang terhormat). Ratusan tahun lalu pada masa kekaisaran Xiwu, orang super kuat seperti itu muncul." Ye Cangxuan berkata dari samping. "Orang itu adalah anggota dari klan Hao yang berada di barat!"

Semua orang dibuat takjub dengan kehebatan klan Hao. Seseorang dengan status Zunzhe sangatlah dihormati. Apabila dapat berkultivasi sampai ke tahap itu, maka tidak akan ada penyesalan di kehidupan ini.

Dalam kekaisaran Xiwu, klan Hao sampai saat ini masih dianggap sebagai klan terbesar selain klan Huang.

"Sampai saat ini, kaisar suci Mingwu adalah orang yang dihormati. Dengan adanya jurus kaisar guntur ini, dunia itu mungkin dapat tertembus. Mari kita sekuat tenaga berfokus untuk mencari tahu lebih dalam mengenai kesaktian jurus kaisar guntur ini!" Ucap Ye Cangxuan yang terlihat sangat antusias. Xuan Qi Ye Cangxuan berhenti di tahap awal tingkat sembilan, tetapi melihat kondisi hari ini, seperti ia akan naik ke tahap menengah tingkat sembilan. Hal itu membuatnya takjub pada kecepatan kultivasinya sendiri. Kalau terus seperti ini, kejayaan klan Ye benar-benar sudah di depan mata. Itu semua berkat Ye Chen.

"Ini semua berkat Chen'er!" Imbuh Ye Zhanlong.

Ye Zhantian merasa bangga setelah mendengar pujian dari adiknya.

Sesaat setelah ia berbicara demikian, sebuah suara ledakan yang disertai getaran muncul.

"Ada apa ini?"

"Jangan-jangan ada ahli tingkat sembilan yang datang ke benteng kita?"

Kekhawatiran mulai menghantui mereka. Mereka takut kalau yang datang bukan hanya ahli tingkat sembilan saja.

"Astaga, suaranya datang dari arah rumah Chen'er!"

Mereka buru-buru keluar dari rumah ketua klan dan bergegas menuju ke kediaman Ye Chen. Saat ini Ye Chen adalah harta klan Ye, karena itulah mereka sangat tegang dan panik.

Sesampainya di sana, mereka melihat Ye Chen dengan bajunya yang compang-camping sedang berdiri di tengah lubang besar.

"Chen'er, apa yang terjadi?" Ye Zhantian menghela napas lega ketika tahu bahwa Ye Chen tidak apa-apa. Ia melihat lubang besar itu dan mulai berpikir. Walaupun yang datang adalah ahli tingkat sembilan, tetap saja orang itu tidak akan mampu membuat lubang sebesar ini.

Ye Chen melihat ke lubang itu lalu tertawa canggung. "Aku sedang bosan, Ayah. Jadi aku membuat sedikit mainan."

Membuat mainan? Ye Cangxuan dan lainnya melihat Ye Chen dengan pandangan aneh. Apa yang sedang ia mainkan sampai bisa mengeluarkan kekuatan sebesar ini?

Bab berikutnya