webnovel

Seorang Pemula

Kegeniusan yang begitu luar biasa ia perlihatkan sebagai ayunan pedang dari ajaran Npc Lorian. Padahal dia baru mengajari Lucia bermain pedang tak lebih dari 1 jam, tetapi keterampilannya sudah tidak bisa lagi di bandingkan dengan pemula. Tentu saja hal itu membuat Npc Lorian takjub, bahkan sempat tak percaya bahwa dia mengajari seorang monster menggunakan pedang.

"Apa benar ini kali pertamamu menggenggam pedang?"

Lucia hanya mengangguk pelan seraya tertawa lirih ketika menanggapi pertanyaan Npc Lorian. Dan karena ia sudah tak lagi memiliki apa pun untuk di ajari, Npc Lorian menyuruh Lucia untuk pergi ke suatu tempat bernama Lizrta guna menaikkan level miliknya. Lizrta adalah lokasi berburu untuk pemula, di mana monster yang ada di sana sanggatlah mudah untuk di hadapi bahkan seorang diri. Memiliki medan datar di penuhi rerumputan kecil, membuatnya menjadi tempat favorit bagi monster tipe serangga dan slime.

Awalnya ia ragu untuk pergi berburu, tetapi langsung di penuhi semangat ketika mendengar informasi lengkap dari Npc Lorian. Selain itu, sedikit pujian yang di berikan kepadanya, membuat Lucia menjadi lebih percaya diri lagi. Sifatnya di dunia nyata dan maya, terkadang selayaknya dua sisi yang berbeda pada koin yang sama.

Lama dia berjalan dengan santai seraya menikmati keindahan alam dari Revive Online. Karena saran dari Npc Lorian, Lucia hampir mendistribusikan semua poin statnya pada kecepatan. Hal itu di sarankan bukan semata karena postur Lucia yang terlihat kurus, melainkan karena caranya mengayunkan pedang.

Lucia adalah pengguna pedang tipe satu tangan, yang mana ia hanya menggenggam pedangnya pada salah satu tangan dan satunya di biarkan kosong atau menggenggam sebuah perisai. Peluang untuk menggunakan dua pedang pun lumayan besar, walaupun hingga detik ini belum ada satu pun pemain yang mengenakan dua pedang sekaligus. Bukan sebab tidak ada yang mau menggunakan dua pedang, melainkan persyaratan yang terbilang sulit untuk di lakukan. Kebanyakan pemain menyerah untuk mencoba agar bisa menggunakan dua pedang, yaitu dengan cara meningkatkan pemahaman tentang pedang.

Pemahaman dan kemahiran adalah dua hal yang jauh berbeda, karena kemahiran hanya tentang bagaimana mengayunkan pedang yang artinya terbilang cukup mudah untuk di lakukan. Sedangkan pemahaman adalah segala sesuatu tentang pedang, baik dari karakteristik hingga seolah menyatu dengan pedang itu sendiri, atau sederhananya sebuah pedang memiliki jiwanya sendiri.

Selain itu, tingkat kemahiran dalam bermain pedang pun harus tinggi. Karena itulah kebanyakan pemain hanya akan menggunakan pedang satu tangan atau pedang dengan sebuah perisai yang lebih optimal penggunaannya, karena bisa menyerang dan bertahan di saat yang hampir bersamaan.

Area monster level 1-5, Lizrta

Seperti yang di katakan Npc Lorian, area berburu untuk pemula itu terlihat sangat indah dan nyaman untuk beristirahat. Hamparan padang rumput yang hijau nan indah serta halus, membuatnya cocok untuk di jadikan tempat bersandar atau pengganti kasur dengan ciri khas alam. Monster yang ada di sana pun terbilang bersahabat, karena mereka tidak akan menyerang jika tidak di usik duluan.

Fitur itu hanya berlaku pada area berburu untuk para pemula, yaitu di area dengan monster di bawah level 10. Di saat dirinya tengah bersantai hingga lupa akan tujuan awalnya, seekor slime dengan santai berjalan melewati dirinya. Hal itu pula yang mengingatkan Lucia akan tujuan awalnya, yaitu grinding. Perlahan ia mulai berdiri, mencabut pedang dan tanpa ragu menusuk slime di hadapannya dengan pedang. Perut slime itu tertembus oleh pedangnya Lucia, hingga akhirnya hancur menjadi pecahan cahaya.

Sistem : Level Up

Hanya dengan membunuh seekor slime saja sudah membuatnya naik 1 level, tetapi itu tidak selamanya akan sama karena experience yang di butuhkan setiap level berbeda dan akan terus meningkat. Awalnya Lucia merasa gembira karena berhasil membunuh seekor monster dan menaikkan levelnya dengan mudah, akan tetapi itu hanya sementara sebelum akhirnya slime lain yang ada di dekatnya datang menyerang karena merasa terancam.

Apa yang di katakan Npc Lorian adalah kebenaran, mereka tidak akan menyerang sebelum di serang terlebih dahulu. Namun, Lorian lupa mengatakan bahwa mereka akan menyerang secara bersamaan dan membabi-buta apabila ada sesamanya yang di bunuh. Awalnya slime-slime yang ada di sekitar Lucia hanya melompat-lompat saja mendekatinya, tanpa terlintas sedikit pun di benak Lucia bahwa mereka akan menyerang.

Beruntung slime itu sama sekali tidak memiliki skil, karena di khususkan untuk pemula. Yang artinya Lucia masih memiliki sedikit peluang untuk ke luar dari sana dengan kondisi bugar.

"Apa mungkin ini alasan Lorian memintaku untuk mendistribusikan sebagian besar poin stat untuk kecepatan?"

Entah memang sudah di rencanakan Lorian sejak awal atau hanya kebetulan belaka, yang jelas Lucia di untungkan karena mendistribusikan sebagian poin stat pada agility/kecepatan. Damage yang di berikannya memang terbilang rendah, tetapi sudah cukup untuk membunuh slime dalam satu sampai tiga kali tebasan. Selain itu, Lucia juga mampu mengombinasikan antara kecepatan dan kekuatan secara optimal.

Di bandingkan dengan berburu, Lucia lebih terlihat seolah menari di antara para slime. Gerakannya yang begitu halus nan indah, menciptakan pesona tersendiri bagi mereka yang melihat, walaupun tidak ada siapa pun di sana selain dirinya. Lokasi itu sepi bukan tanpa alasan, melainkan karena kebanyakan pemain melakukan grinding secara berkelompok.

Tidak hanya itu saja, lokasinya pun hanya ada beberapa pemain saja yang mengetahuinya. Karena selain monster yang lemah, experience yang di dapatkan terbilang banyak sehingga sangat cocok untuk tipe solo player. Namun sayang, kesialan baru saja menyapa Lucia. Monster tipe serangan yang tertarik dengan gerombolan slime—pemangsa alami—datang untuk ikut berparty.

Di saat yang bersamaan itu juga menjadi berkah tersendiri bagi Lucia, bukan hanya pergerakan mereka yang lamban, tetapi monster-monster itu sama sekali tidak memiliki skil apa pun. Hanya dalam kurung waktu 3 jam saja Lucia sudah berada di level 7, dan itu juga mengakhiri permainannya untuk saat ini karena waktu sewa yang hampir habis. Tanpa sempat memeriksa drop item, Lucia yang saat ini sudah berada di dalam kota langsung log-out.

Pandangannya kini berubah 180°, karena Revive Online terasa begitu menyenangkan untuk di mainkan. Lucia juga tidak lupa akan tujuan aslinya, yaitu mencari uang guna menghidupi ibunya.

"Terima kasih Kakak, besok aku akan mampir lagi."

Dia bergegas ke luar dari Warnet menuju lokasi pembangunan untuk bekerja. Benar, Lucia adalah pekerja paruh waktu. Karena hal itu pula penghasilannya terbilang rendah dan tak menentu, bahkan belum tentu cukup untuk biaya makan mereka. Ibunya yang sudah tua pun harus di rawat dan sering-sering di bawa ke rumah sakit untuk di periksa.

Jelas hal itu membebani Lucia, bahkan membuatnya sangat kewalahan hingga sempat hampir bunuh diri. Jikalau saat itu dia tidak teringat pada ibunya, mungkin saat ini Lucia sudah ada di alam baka.

Bab berikutnya