"Hai, Scout apa kabar denganmu?" ucap seorang pria yang tidak terlalu jauh umurnya dengan Scout. "Hai, Candra senang juga bertemu denganmu lagi, maaf saat pesta pernikahan kalian kami tidak datang."
"Tidak masalah yang penting kau sekarang datang. Dan kau membawa wanita yang cantik pula. Aku harap kau tidak terlalu kasar saat malam pertama kalian, sepertinya dia masih belum berpengalaman."
Sambil merangkul pundak Scout Candra berkata dengan nada mesum tapi tidak dihiraukan oleh Scout. "Jessy kau bisa duduk disofa dan kau Scout bantu Candra didapur mengupas bawang." perintah Vika kepada Scout.
"Kenapa harus aku yang melakukannya, kau sendiri bisa melakukanya."
"Wah tak aku sangka ternyata kau ini buta juga ya, sudah jelas aku sedang menggendong bayi dan kau masih bisa berkata seperti itu." kata Vika.
"Bagaimana kalau aku saja yang membantunya." Aku lalu mengambil celemek yang ada dikursi. Tapi saat aku mau mengambilnya tiba tiba Scout mengambilnya dan berkata. "Aku saja yang melakukanya."
Dia lalu memakainya dan mengupas bawang dengan mata meneteskan air mata tentunya. Candra yang melihat hal tersebut lalu mengejek dirinya.
"Wah rupanya kau cocok juga menggunakan itu dengan warna pink."
"Diam kau!" ucap Scout dengan nada kesal dan meneteskan air mata. "Sepertinya mereka sangat cocok. Hei Jessy apa yang kau lakukan pada orang itu kenapa dia bisa berubah."
Aku yang diduduk disofa hanya dapat tersenyum mendengar hal tersebut. Lalu Ibunya Vika membawa minuman dan menawarkannya kepada diriku. "Jessy apa kau kuat untuk minum?"
"Tentu saja."
"Kalau begitu coba ini, ini sangat enak dan tidak pahit." Dia lalu menuangkannya kedalam gelas dan menyerahkanya kepad diriku. "Enak, tidak ada rasa pahit sama sekali."
"Benarkan apa kata ku."
"Ibu bukankah itu alkohol rasbery tahun lalu. Itu sangatlah enak sekali tapi sayang aku sedang menyusui jadinya aku tidak bisa mencobanya."
Saat kami sedang asik meminumnya tiba tiba Scout datang dan duduk disebelahku. Bibi lalu menawarkan minuman itu kepadanya tapi Scout menolak dengan alasan kalau dia yang menyetir mobil nanti.
"Aku rasa sudah cukup kau meminumnya." Kata Scout.
"Kau tenang saja aku tahan akan hal ini." dengan percaya dirinya aku berkata seperti itu. Tak lama tiba tiba suara tangisan bayi terdengar sontak seisi ruangan sangat sibuk.
Jessy terus meminum minuman itu sampai setengah botol habis. Scout melihat wajah Jessy sudah memerah dia lalu mengambil gelas dari tangan Jessy.
Tapi anehnya tiba tiba Jessy langsung memeluk Scout saat dia ingin mengambil gelas yang ada di tanganya. Scout sontak kaget dengan tingkah lakunya.
Dan yang membuat dirinya lebih kaget lagi dengannya adalah tangan Jessy lalu meraba tubuh bagian dada Scout dan memeluknya. Wajah Scout langsung memerah dengan keadaan seperti itu Scout mencoba menyadarkan Jessy.
Tapi semua usahanya gagal justru Jessy semakin erat memeluk dirinya dan berkata."Scout aku baru tau kau punya dada yang hangat seperti ini." Kata Jessy sambil mengelus pipinya didada Scout.
Yang kausnya sudah terbuka dan memamerkan tubuh bagian depanya yang sexy dimata wanita. Scout Akhirnya pasrah dengan keadaanya dan tak lama Jessy tertidur di dada Scout.
"Heh sepertinya aku melewatkan momen yang bagus." kata Vika melihat keadaan Scout dan Jessy.
"Diam kau!" Setelah berkata seperti itu Scout lalu membawa dirinya kembali pulang. Di dalam mobil tingkah laku Jessy sangat aneh dia terus saja bergerak kesana kemari.
Sampai sampai dress yang dia kenakan hampir terangkat. Scout yang tidak tahan dengan godaan tersebut lalu memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Akhirnya mereka sampai di rumah, Scout lalu membawa Jessy ke dalam kamarnya. Dia hanya geleng geleng dengan tingkah lakunya. "Bisa bisanya dia tadi berkata dia handal akan hal tersebut."
Scout yang juga lelah memutuskan untuk tidur sebentar disebelah Jessy. Dia lalu tertidur disampaing Jessy, dan tiba tiba Jessy langsung memeluk dirinya seperti memeluk sebuah guling.
Scout mencoba untuk melepaskan dirinya tapi gagal juga, akhir dia pasrah untuk di jadikan sebagai guling malam ini oleh Jessy.
Bersambung