webnovel

For You

Lee Suzy sedang berada dikampusnya. Ia dipanggil oleh dosen pembimbingnya untuk menyerahkan penilaiannya setelah mendapat kabar bahwa Lee Suzy telah selesai. Ia memuji bahwa Suzy menjadi salah satu mahasiswa beruntung karena ini adalah magang terakhir baginya. Ia bisa libur untuk beberapa saat sebelum memulai semester terakhir untuk menyusun thesis sarjananya.

Suzy berjalan dengan suasana hati yang tidak baik. Cuaca hari ini sangat baik, cerah dengan semilir angin sejuk. Suzy memandang sekeliling yang dipenuhi dengan mahasiswa-mahasiswa. Suzy teringat bagaimana ia menjalani kuliahnya dengan baik. Ia memang tidak banyak menghabiskan waktu untuk bersenang-senang seperti kebanyakan mahasiswa.

Suzy sibuk dengan kerja paruh waktu dan belajar. Suzy bahkan tidak mengikuti organisasi karena harus bekerja dengan giat dan juga belajar mati-matian demi mempertahankan beasiswa yang ia dapatkan.

Dibalik semua itu, Suzy memiliki semangat untuk menjadi seseorang yang sukses. Ia ingin menjadi perempuan yang dapat digandeng oleh pria yang sangat terkenal sekarang. Selain keluarganya, Jimin adalah support system baginya.

Suzy sangat sadar bagaimana dunia mereka berdua yang berbeda dan terlebih saat Jimin menjadi idol dan sangat sukses. Mana mungkin Suzy hanya menjadi pasangan tidak pantas.

Tetapi beberapa waktu terakhir, Suzy tidak menjalani kehidupannya dengan normal semenjak pengakuan cinta dari Jimin. Ia harus menerima bahwa dirinya disudutkan, diperbincangkan setelah tidak ada bukti bahwa mereka benar-benar berkencan.

Semua menjadi berbalik, perempuan beruntung menjadi perempuan yang kasihan. Suzy tetap merasa bersyukur semua datang saat ia sedang sibuk dengan kuliahnya. Tapi Suzy merasakan dampaknya secara tidak langsung.

Suzy duduk dengan memegang botol minumnya. Keberadaan Jimin sedang dekat dengannya namun untuk mendekat kepadanya ternyata tidak semudah yang Suzy fikirkan.

Mereka harus menjaga jarak akibat perdebatan. Suzy merasa kecewa tapi disatu sisi semenjak pertengkaran kemarin Suzy merasa terpukul saat tahu bahwa Jimin tidak pernah mengetahui keadaan netizen terhadap dirinya.

Apa Jimin terlalu sibuk untuk mengecek bagaimana keadaan hubungannya. Sebetulnya Suzy tidak terlalu peduli namun karena Jimin membuatnya berada disituasi yang membuat dirinya semakin diperbincangkan.

Hati Suzy merasa perih, ia sangat rindu dengan Jimin. Tapi mengapa harus begini. Suzy menahan tangisnya dan ia kembali berjalan.

_____

Suzy sedang membereskan kamar kostannya. Sudah lama ia tidak bersih-bersih karena lebih banyak dirumah sakit. Ia memakai pakaiannya yang sudah lusuh karena tidak mau merusak pakaian yang lainnya.

Terdengar dering handphonenya. Ia menaruh kain lapnya dan berlari menuju handphonenya namun bukan Jimin yang menghubunginya melainkan nomor tidak dikenal yang mengajak face time.

Suzy berfikir sejenak lalu ia mengangkat telfon sembari menutup kameranya. Wajah V, Jin, RM yang menyapanya. Suzy terkejut. Ia langsung membuka kameranya.

"annyeong Lee Suzy", sapa mereka dengan riang.

"annyeong, waahhh sudah lama sekalii tidak melihat kalian lagiiii", Suzy histeris dan tersenyum lebar, "bukankah kalian sedang liburan?".

"Iya betul tapi Jung Kook akan berulang tahun dan kita akan memberikannya kejutan", jawab RM.

"kapan itu?".

"hari sabtu ini, apa kau bisa ikut?", tanya V dan ia membiarkan wajahnya mengisi layar handphone dan sepertinya V menjauh karena RM dan Jin terdengar mengomel.

"jangan pedulikan mereka. Aku ingin mengobrol denganmu", ujar V.

Suzy tertawa, "baiklah. Apa kabarmu V?".

"baik. Bagaimana dengan perawat yang satu ini? kau pasti lelah mengurus Jimin kemarin ya?".

Perasaan Suzy langsung berubah saat nama Jimin terdengar namun Suzy tidak ingin menunjukkannya.

"iya sangat lelah karena banyak yg bertanya tentangnya haha".

"yang kuatlah karena Jimin selalu berbicara tentangmu hingga kita lelah".

"maksudmu?".

"iya, wah sudah lama aku ingin membocorkannya padamu tapi tidak ada kesempatan menyuri nomormu dari handphonenya", V mengeluh.

"lalu ini? darimana kau dapatkan".

"Beberapa hari ini, Jimin jarang menyentuh handphonenya dan saat ia membolehkanku membuka password untuk menghubungi Jung Kook. Aku copy saja nomormu. Dia protective tentangmu hahaha".

Suzy terkekeh, ia tidak menyangka Jimin seperti itu.

"datanglah hari sabtu. Kurasa Jimin tidak dapat menjemputmu karena itu aku yg akan menjemputmu. Kirimkan alamatmu".

Suzy mengangguk, "baiklah".

V pun pamit dan mereka mengakhiri face timenya. Suzy sangat senang bahwa mereka masih mengingatnya dan menganggapnya. Tapi bagaimana ia harus bersikap saat bertemu dengan Jimin, ia masih tidak menghubungi Suzy hingga hari ini.

____

Jimin terpaksa harus keluar rumah untuk membeli kado untuk Jung Kook. Ia sudah beberapa hari hanya berada dirumahnya dan teman-temannya datang silih berganti. Hanya Suga dan J-hope yang masih berada diluar negeri dan akan kembali sehari sebelum pesta kejutan untuk Jung Kook.

Jimin menutup dirinya dengan sangat rapat. Ia tidak ada ide untuk mencari apa yang kira-kira Jung Kook suka. Jimin mencari toko yang sekiranya tidak terlalu ramai. Ia masuk kedalam sebuah toko aksesoris.

Jung Kook juga suka memakai aksesoris seperti anting atau cincin. Dengan matanya yang jeli Jimin mencari diberbagai etalase. Tapi matanya tertuju pada sebuah kalung dengan hiasan berbentu pena bulu kecil. Sangat unik.

Jimin teringat leher Suzy yang jenjang. Ia langsung memesannya dan setelah selesai bayar Jimin tersenyum puas dan ia keluar dari toko dengan menjinjing paper bag mungil. Jimin seketika melupakan mengapa ia masuk kedalam toko tersebut.

____

Suzy sudah siap dilobby untuk menunggu V. Ia tidak mungkin membiarkan V berkeliaran disini. Walaupun V memakai masker, Suzy tetap khawatir.

Sebuah mobil mewah berhenti dan Suzy dengan cepat menghampiri mobil itu dan benar saja V ada didalamnya. Ia tidak bisa menyetir mobil shingga ia ada dikursi belakang lalu membukakan pintu dari dalam untuk Suzy.

"anyeong. Bagaimana kabarmu", sapa Suzy saat masuk kedalam mobil.

V mengusap kepala Suzy, "hahaha kau terlihat sangat kaku. Aku baik. Bagaimana denganmu?".

Suzy mengangguk. Iya merasa tidak senyaman dahulu apalagi penampilan V semakin berbeda. Rambutbya berwarna biru laut. Matanya semakin tajam dan kulitnya sangat putih bersih. Tapi suaranya tetap sehangat V.

Jimin sedang sibuk memanggang daging. Ia membodohi dirinya sendiri karena tidak membawa kado apapun untuk Jung Kook malah membawa kalung yang ia fikirkan untuk Suzy namun mereka sedang tidak berbicara satu sama lain.

Semuanya datang dengan membawa kado termasuk Suga dan J-hope yang baru saja pulang. Suga masih terlihat jet lag. Ia menghabiskan liburannya menyendiri entah darimana. Sedangkan J-hope menghabiskan waktunya di Amerika bersama teman-temannya.

Namun Jimin belum melihat V. Mungkin V akan terlambat. Ia menghubungi Jung Kook yang masih berada dirumahnya. Ulang tahun Jung Kook adalah dua hari yang lalu namun mereka ingin membiarkan maknae menghabiskan waktu bersama keluarga.

Jimin yang paling tahu selama mereka debut, Jung Kooklah yang paling sering menangis karena merindukan keluarganya.

Seseorang memasuki taman dan semuanya histeris menyapanya. Jimin meletakkan capitannya dan mematikan panggangan. Senyumnya seketika buyar saat melihat Lee Suzy berdiri disamping V dan sedang menyapa teman-temannya yang lain.

Mereka beradu tatap namun Jimin membuang tatapannya. Ia merasa tidak tahu harus bagaimana bersikap. Jimin tidak berfikir bahwa teman-temannya memang selalu menanyakan Suzy saat mereka berada di Korea. Jadi wajar saja kalau V berinisatif untuk mengundangnya.

Jimin memutuskan kembali memanggang daging lagi.

V menyenggol siku Suzy saat ia sadar bahwa Jimin bersikap aneh.

"apa kalian bertengkar?".

Suzy mengangguk dan tatapannya berubah menjadi tatapan sedih.

"apa kau ingin menceritakan padaku? sepertinya aku bisa sedikit membantu".

Jimin memutuskan dirinya menjadi pemanggang daging hari ini menggantikan posisi Jin.

Suzy berdiri disamping Jimin dengan membawa piring kosong. Jimin hanya menatapnya sekilas dan menaruh beberapa daging diatasnya tanpa berkata apapun.

Suzy lihat bahwa masih ada banyak daging. Suzy tidak paham seberapa banyak mereka makan hingga Jimin tidak berhenti memanggang.

"aku mau membantu", ucap Suzy.

"tidak perlu".

Suzy tetap berkeras, ia mengambil capitan yang lain dan mulai memanggang disamping Jimin. Ia mencuri-curi pandang untuk memperhatikan Jimin. Matanya sangat serius memanggang daging-daging didepannya. Bibirnya terkatup rapat. Rahangnya sangat tegas. Suzy menelan salivanya. Wajar saja banyak perempuan sangat membencinya. Jimin sangat sempurna untuk Suzy.

"apa kau akan terus menelan ludahmu hingga kering?", ucap Jimin dengan wajahnya tetap serius.

Suzy terkekeh kaku dan tidak sengaja jarinya menyentuh panggangan. Ia langsung menjatuhkan capitannya dan berteriak.

Jimin dengan sigap menangkap tangannya, mematikan panggangan lalu membawa Suzy ke westafel yang letaknya didalam rumah. Ia mengucurkan air dijari tangan Suzy yang memerah. Jimin tahu itu sangat sakit.

Suzy menikmati pemandangan dimana Jimin menunduk untuk melihat jarinya dengan penuh perhatian.

"apa kau bisa hati..."

Belum sempat Jimin meneruskan kalimatnya untuk memarahi Suzy, Suzy sudah mencium bibirnya. Tangannya yang masih basah meraba tengkuk Jimin. Suzy benar-benar tidak tahan lagi. Ia sangat rindu dengan Jimin.

Jimin tidak dapat menghindari serangan Suzy. Jimin menggendong Suzy dan membawanya kedalam rumah. Semua teman-temannya berada di taman. Ia tahu bahwa pesta dimulai nanti malam saat Jung Kook tiba. Jimin tidak melepas ciumannya sama sekali. Ia membuka sebuah kamar.

Jimin merebahkan Suzy diatas ranjang, "tunggu sebentar", bisiknya ditelinga Suzy.

Suzy merasa dadanya mau lompat saat melihat Jimin sudah tidak memasang wajah galaknya lagi. Suzy bernafas lega saat Jimin sudah keluar dari kamar ini.

Tidak lama kemudian, Jimin datang lagi. Ia mengunci pintu kamar. Jimin merebahkan tubuhnya disamping Suzy. Ia menatap setiap sudut yang ada di Suzy. Ia merasa bersalah sekali telah membuat perempuan mungil ini berada disituasi yang sulit.

Jimin duduk menghadap Suzy yang sekarang ikut duduk juga. Jimin mengeluarkan sebuah kotak dan memberikannya pada Suzy.

"sebagai permintaan maafku. Kalung ini pasti sangat cocok denganmu".

Suzy membuka kotaknya dan mendapati sebuah kalung berwarna silver, hanya memiliki ornamen kecil berbentuk bulu pena.

"kau wanita yang sangat lembut tapi kau sangat tegas. Mungkin jika kau adalah tinta, warnamu pasti hitam".

Jimin mengambil kalung itu dan memakaikan dileher Suzy. Kalung itu melingkar dengan sempurna.

"Ini tidak seberapa dengan semua perjalanan panjangmu tapi mulai sekarang, biarkan aku membuatmu nyaman. Membuatmu bersandar padaku. Membuatmu menceritakan apapun padaku. Anggaplah aku bukumu, walau kita akan sering tidak berbicara karena profesi kita yang berbeda, tapi biarkan aku mengetahui semua cerita bahagiamu hingga sedihmu. Anggaplah aku buku harianmu".

Jimin menggenggam tangan Suzy. Ia menaruhnya didadanya, "Aku sangat mencintaimu Lee Suzy. Aku tahu seberapa gagalku sebagai pacarmu. Ku mohon, maafkan aku".

Jimin meneteskan air mata, hatinya terasa sakit saat mengingat posisi Suzy yang dibully tanpa ia cerita apapun. Sedangkan Jimin sangat sibuk dengan karirnya tapi dengan egoisnya Jimin tidak melepaskan Suzy

Suzy menaruh tangannya ke kedua pipi Jimin, ia menghapus air mata Jimin. Ia merasakan bagaimana ketulusan perasaan Jimin untuknya. Dari semua sentuhan, ciumannya, pelukannya. Walau Suzy diburu nafsu karena betapa tampannya Jimin namun Jimin tetap menciumnya dengan lembut. Ia dapat menjaga sentuhannya untuk Suzy. Membuat Suzy merasa sangat dihargai, disayangi.

Suzy mengerti maksud Jimin.

"saat aku berkata bahwa aku mencintaimu, aku akan menerima semua konsekuensi. Walaupun seluruh wanita di Korea mencibirku. Asalkan kau tetap menjadi Jimin yang mencintaiku. Aku juga minta maaf karena tidak dapat mengertimu".

"Seandainya kita selalu bisa bersama", bisik Jimin sembari mencium telapak tangan Suzy.

"Pasti akan ada saatnya. Jangan khawatir. Nikmatilah semua yang kita raih saat ini".

Jimin mengangguk dan ia memeluk Suzy, membuat Suzy duduk dipangkuannya. Jimin setengah berbaring. Ia menikmati wajah Suzy dari dekat. Ada semburat merah diwajah perempuan ini. Menunjukkan bahwa Suzy merasa sedikit malu dengan posisi mereka saat ini. Jimin mengusap badan belakang Suzy. Ia yakin bahwa Suzy memang sangat setia. Suzy pernah mengaku bahwa ia memang pertama kali pacaran hanya dengan Jimin.

"apa kau mau berlibur denganku?", tanya Jimin, tangannya menumpu dibelakang kepalanya.

Suzy segera duduk disamping Jimin, ia tidak tahan melihat wajah Jimin, "hmmm bukannya kau sudah membuang tiketnya".

"bagaimana kau tahu?".

"aku menemukannya ditempat sampah saat mengejarmu".

Jimin melingkarkan tangannya dipinggang Suzy yang duduk membelakanginya.

"tidak perlu khawatir. Kita bisa kemanapun yang kau mau. Ku mohon. Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu full diliburan ini", suaranya berubah lebih imut membuat Suzy tertawa.

Suzy mengangguk dan Jimin semakin senang, ia memeluk Suzy sembari menggelitiknya. Mereka saling tertawa karena saling menggelitik.

Jimin senang bahwa akhirnya mereka akan liburan bersama. Begitu juga dengan Suzy.

Saat waktu sudah menjelang sore. Jimin dan Suzy kembali ke taman menghampiri teman-temannya yang paham habis darimana mereka.

"ehemmm.... bagaimana? Berhasilkah?", tanya V dengan nada meledek dan tatapan nakal pada Jimin.

Jimin menghampirinya dan memeluknya untuk menghentikan V menggoda mereka.

Suzy tertawa melihat tingkah mereka berdua, RM mengajaknya untuk duduk bersama dipinggir kolam. RM mengambilkan minuman untuk Suzy.

"akhirnya Jimin tertawa lagi", ujar RM setelah menyesap winenya, "kurasa ia memang sangat mencintaimu", lanjutnya. Tatapan RM tidak menunjukkan bahwa ia bercanda. RM menyadari bahwa Suzy terlihat salah tingkah.

"Mengapa kau berbicara seperti itu?", tanya Suzy yang merasa senang namun sedikit bingung.

"Hanya ingin membuatmu lebih mempercayainya. Ia melakukan semuanya hanya untukmu walaupun kalian sedang jauh".

"contohnya?".

RM berfikir sejenak, "contoh sederhananya, saat ia sebelum tidur ia akan memandang fotomu dan aku pernah melihat, setelah itu ia memejamkan mata dan berdoa. Itu selalu ia lakukan ketika ia ingin tidur atau saat ingin berada diatas panggung".

Suzy merasakan debaran jantungnya semakin cepat. Cara bicara RM membuatnya layak untuk dipercaya. Suzy melempar senyumannya.

"Maafkan Jimin dan group kami yang membuatmu kesulitan. Tapi percayalah, setelah karir, kaulah yang menjadi tujuan Jimin menjadi sukses".

"Sebenarnya aku tidak pernah mempermasalahkan kesibukkannya. Aku hanya kecewa saat ia bersikap semaunya. Dan kita sudah membicarakannya tadi. Jadi kau tenang saja. Kami sudah baik-baik saja. Terima kasih kau sudah memperdulikan hubungan kami".

RM merasa lega mendengar ucapan Suzy. Mereka berdua bersulang dan minum bersama.

Jung Kook tersenyum dengan ceria. Ia terkejut saat banyak kembang api bersemburat dilangit ketika dirinya memasuki taman. Seluruh member Bangtan Flowers dan Suzy berdiri, Jimin membawakan sebuah kue dengan lilin yang menunjukkan ulang tahunnya yang ke 21 tahun.

Jung Kook meniup lilinnya. Ia memeluk Suzy dan berbisik berterima kasih karena telah memaafkan Jimin. Suzy menepuk pundaknya pelan dan tertawa. Jimin menarik kausnya berpura-pura cemburu karena Jung Kook memeluk pacarnya walaupun memang benar ia tidak suka namun ia tahu bahwa seluruh temannya menyayangi Suzy karena Suzylah satu-satunya perempuan yang ada dikalangan mereka dan menunjukkan sikap yang paling tulus. Termasuk Jung Kook yang selalu merasa awkward jika dengan perempuan namun tidak dengan Suzy. Ia sudah sangat menyayangi Suzy sepertinya Kakaknya sendiri.

RM membawakan satu botol wine yang sudah diberikan pita merah dan memberikannya pada Jung Kook.

"Ini hadiah dariku. Kau akan menyukai wine ini untuk pertama kalinya diumur mu yang sudah legal", ucap RM disambut dengan sorakan yang lain.

"wowwww betapa beruntungnya dirimu", ujar J-hope sembari tertawa, "apa kalian ingat saat Jimin ulang tahun ke 21 tahun, RM hanya memberikannya ucapan agar Jimin bisa lebih dewasa karena sudah menjadi idol?".

Mereka semua tertawa. RM memang leader yang baik namun terkadang ia terlihat kaku dan itu membuat teman-temannya senang menggodanya.

"sudahlah cukup. Ayo kita makan", RM mengalihkan dan mereka semua mengikuti RM duduk dimeja yang sudah disiapkan untuk mereka makan malam bersama.

Meja itu penuh dengan banyak makanan. Setelah Jung Kook berterima kasih pada para Hyeongnya yang sudah peduli dengannya. Ia juga menerima kado termasuk dari Suzy. Jung Kook sangat senang saat kado yang ia buka dari Suzy adalah sebuah lampu tidur.

"Kenapa kau memberikannya lampu tidur?", tanya Jimin yang merasa penasaran.

"yang kudengar dari banyak Armies adalah Jung Kook sering tidur bersama Jimin dan juga V. Kalian bertiga adalah lelaki yang begitu baik padaku. Jadi saat aku memberikan kado untuk salah satu dari kalian, ku harap kalian bisa memakainya bersama saat kalian tidur nyalakan lampu ini agar kamar kalian tidak terlalu gelap. Atau saat Jung Kook sedang rindu dengan Korea, kau tidak boleh menangis dalam keadaan gelap".

Ucapan Suzy menyentuh hati mereka. Bahkan Suga yang sedari tadi tidak banyak bersuara seperti biasa terlihat menyeka ujung matanya. Jimin membelai kepala Suzy, ia merasa bangga memiliki pacar yang sangat pengertian.

"Terima kasih Suzy Noona. Kau sangat tahu apa yang ku butuhkan walaupun kita baru saja bertemu lagi. Saranghae", Jung Kook membentuk hati dengan jarinya.

Jimin dengan kekanakkannya menghalangi tatapan Suzy. Wajah cemburunya membuat semua tertawa.

Makan malam dimulai dengan obrolan-obrolan hangat. Terutama mengenai Suzy, semuanya penasaran dengan apa saja yang wanita itu lakukan tanpa mereka di Korea. Suzy dan Jimin sangat menikmati waktu bersamanya ini. Didalam hati, Jimin tidak sabar untuk berlibur bersama Suzy berdua.

***

Bab berikutnya