webnovel

Sibuk

Ferdinand hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Adrian. Ferdinand dapat melihat suasana hati Adrian akhir akhir ini sangat baik. Adrian meninggalkan ruang meeting dengan langkah kaki yang ringan dan terlihat sering tersenyum.

---------------_--------------

"hai,, nona Ariani" sapa Adrian, "hai tuan Ferdinand" balas Ariani, "apa kau sendiri?" ucap Ferdinand melihat Ariani duduk di meja sendiri "ohh iya, duduk lah" balas Ariani, "terima kasih" ucap Ferdinand,, "tidak biasanya kau makan siang sendiri" tanya Ferdinand ketika sudah duduk. "hmmm itu, Nina dan Tasya sedang keluar dengan seseorang jadi aku tak ingin menggangu mereka" ucap Ariani. "sepertinya akhir akhir ini suasana hati Adrian sedang dalam keadaan baik" ucap Ferdinand "benarkah, bukan kah itu bagus" ucap Ariani. "yaa bahkan sangat baik," sahut Ferdinand dan Ariani hanya tersenyum "aku rasa ini karena mu nona Ariani" lanjut Ferdinand "kenapa karena aku" sahut Ariani "dia hanya sedang mengekspresikan dirinya , jadi tidak ada hubungan nya dengan ku" tambahnya. "Aku mengenalnya , dia bahkan tidak pernah bersikap seperti ini" ,sahut Ferdinand, "orang bisa berubah kapan saja, bahkan orang yang kita cintai sebelumnya bahkan bisa terlupakan sering berjalan nya waktu." ucap Ariani. Ferdinand hanya menanggapi ucapan Ariani dengan anggukan badan senyuman yang penuh arti.

------------_-------

"Nona Mr. Zack sudah menunggu anda di kafe XXX," ucap Karina.

"baik siapkan dokumen saya". ucap Ariani berada didepan komputer nya.

"oiaa, tolong minta supir kantor mengantarkan saya yaa" tambah Ariani , "apa anda tidak membawa mobil nona?" sahut Karina , "tidak" sahut Ariani, Ariani tidak membawa mobil karena dia berangkat ke kantor bersama Adrian. "baik,nona" ucap Karina dan segera meninggalkan ruangane Ariani.

drtttt drtttt drtttt

"Monster Es Calling,,,,,", Ariani hanya melirik hp nya dan mengabaikan nya. Dia mengambil tas dan dokumen lalu keluar meninggalkan ruangannya.

-------------_-----------

"Mas, sudah hampir sebulan kita tak pernah makan bersama, bahkan kau mengabaikan ku" ucap Claudia , "aku sedang sibuk" jawab Adrian dingin yang sibuk dengan laptop di mejanya. "apa kita bisa makan malam bersama setelah kau pulang kantor"? ucap Claudia , "aku ada janji" sahut Adrian "apa seorang wanita" ucap Claudia, "Claudia hentikan,, kau melewati batas an mu" ucap Adrian, emosi nya tak bisa dia tahan, "apa itu benar, apa kau menemukan cinta SMA mu itu?" , Adrian mengabaikan ucapan Claudia Dia berusaha menahan emosi terhadap wanita yang sudah dia anggap sebagai adik ini. "pulang lah, kita akan makan malam bersama" ucap Adrian akhirnya dan membuat Claudia kembali tersenyum dan meninggalkan ruangan Adrian "baiklah" ucap nya.

------------_-----------

Di meja makan di sebuah dapur yang terlihat sangat mewah sudah terhidang begitu banyak jenis makanan, dua orang wanita berumur -/+ 45 tahunan tapi penampilan mereka sangat modis dan elegan serta seorang gadis cantik dengan Dress floral sedang asyik makan dan mengobrol ,, mama Adrian, mama , Claudia dan Claudia serta Adrian "jadi apa Adrian sudah menemukan seorang gadis?" ucap seorang mama Claudia. "Hmm ntah lah, tanyakan langsung saja kepada orang nya" ucap mama Adrian. yang di maksud adalah Adrian, tapi Adrian ya Adrian tetap bersikap dan dia akan seperti biasa mengacuhkan semua pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupan pribadinya. melihat sikap Adrian , Claudia mencoba menarik perhatiannya. "mas , apa kau mau sesuatu?" ucap Claudia "tidak, ini cukup" jawab Adrian dingin, dia melihat jam tangannya, menunjuk pukul 8 malam dan melihat hp nya memastikan tak ada telpon atau pesan masuk. Adrian memang sedang makan malam bersama Claudia di tambah ibu mereka, kedua orang tuanya Adrian dan Claudia adalah sahabat, Adrian dan Claudia dibesarkan dilingkungan yang sama hingga berusia 10 tahun, Adrian hanya meanggap Claudia sebagai adik. namun pikiran Adrian saat ini adalah Ariani, dia menelpon wanita itu dari siang tapi tak dijawab, bahkan hingga sekarang Ariani tak menelpon nya kembali. Claudia melihat ke arah Adrian dan dia bisa tahu pikiran Adrian saat ini di tempat lain.

Bab berikutnya