AREA 21+ (KHUSUS DEWASA)
Mereka bercumbu dengan liar membuat Dinda menginginkan lebih. Lebih dari sekedar main jari.
"Aku ingin lebih sayang, boleh?" tanya Dinda yang berbisik ditelinga tuan Arjun.
"Tentu saja boleh sayang.." jawab tuan Arjun yang berbisik ditelinga istri kecilnya itu.
Tuan Arjun Saputra tersenyum puas dengan permintaan Dinda, membuatnya semakin mempercepat tempo permainan jemarinya.
Liang inti Dinda kini telah banjir membuka lebar-lebar selangkangannya agar dengan mudah di masuki oleh junior yang sekarang telah menegang itu.
"Emmmhhh.. Masukin dong sayang."
Dinda sudah tidak bisa sabar lagi. Dia sangat ingin menikmati kenikmatan duniawi yang di inginkan oleh semua orang.
Tuan Arjun Saputra menggesekkan sebagai tanda permulaan.
"Aaaahhhh.." Dinda kelolosan. Desahannya yang begitu sangat panjang menggema ke seluruh ruangan.
"Ini akan sedikit sakit untuk pertama kalinya sayang."
"Aku tidak apa, aku sekarang milikmu sayang."
Perlahan junior milik tuan Arjun mulai melesatkan kemampuannya.
"Emmmhhhh.." Dinda meringis saat keperawanannya di terobos paksa. Perih sekali yang ia rasakan.
"Sakit sayang?"
Dinda kemudian menggelengkan kepalanya, walaupun sakit Dinda sangat menantikan dimana dia benar-benar menyerahkan seluruh tubuhnya.
Blessss.. Junior tuan Arjun Saputra telah masuk sepenuhnya. Merasakan denyutan kenikmatan inti istri kecilnya itu yang masih sangat sempit.
"Engh.." tuan Arjun pun mulai merasakan kenikmatan yang tiada tara nya.
Memelihara Dinda lebih erat lagi, sembari perlahan menggenjot miliknya di dalam milik istri kecilnya itu.
"Oh.. Aaaahhhh.." Dinda kelolosan lagi.
"Lama-lama juga enak kok sayang. Tahan ya." kata tuan Arjun Saputra dengan lembut.
"Emmmmhhhh.. Ahhhh.. Ohhhh.. Sayang Arjun.." Dinda meracau saat menemukan kenikmatan yang selalu di katakan oleh suaminya.
Benar-benar sensasi yang luar biasa. Ini sangat melebihi ekspetasinya. Pertahanan yang bobol itu tidak pernah ia sesali. Kenikmatan ini akan selalu berada di dalam hatinya. Penyatuan yang sangat manis bukan?
Plok.. Plok.. Plok..
Peraduan yang tadinya terasa perih, kini telah berganti menjadi kenikmatan yang sangat manis.
Lenguhan demi lenguhan, desahan demi desahan keluar bersama dari mulut mereka berdua.
"Aaaahhhh.. Aaaahhhh.. Aaaahhhh.. Sayang sayang sayaaang.." tubuh Dinda sedikit terangkat, dia sekarang sudah berada di puncak klimaks nya.
Secepat mungkin tuan Arjun Saputra mempercepat irama keluar masuk junior nya.
Dan ini sangat mengagumkan "Terima lah larva ku sayang.."
Dinda tidak menjawab, dia begitu menikmati setiap sensasi yang akan selalu ia rindukan itu.
Sampai akhirnya ia merasakan semburan cinta yang menghangatkan rahim nya.
Indah sekali tuan Arjun Saputra dan Dinda Adea Putri semakin erat berpelukan. Kisah cinta mereka baru di mulai setelah ini.
Tuan Arjun berbaring disebelah Dinda yang nampak lelah. Ini adalah pengalaman pertama untuk mereka. Ya tentu saja mereka. Karena tuan Arjun baru pertama kali melakukan hal ini dengan Dinda.
Meski tuan Arjun di luar terkesan playboy karena ia memiliki banyak wanita. Namun tuan Arjun Saputra sebenarnya adalah laki-laki baik yang hanya ingin dengan satu cinta saja.
Dan untuk alasan kenapa ia memiliki empat istri, lambat laun pasti kalian akan mengetahuinya.
Hari terlah berganti hari, Dinda masih terlelap di samping suaminya. Tuan Arjun yang pertama kali bangun, memandangi wajah cantik Dinda yang masih sangat pulas itu.
Tuan Arjun membelai lembut wajah Dinda, menyibakkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik istri kecilnya itu.
"Engh.." Dinda merasa terusik dengan perlakukan tuan Arjun padanya.
Dinda pun perlahan membuka kedua matanya dan balas menatap tuan Arjun Saputra.
"Good morning dear." tuan Arjun Saputra mengecup kening Dinda.
"Good morning to Arjun." Dinda tersenyum.
"Arjun?"
"Ya, namamu Arjun bukan?"
"Iya memang Arjun namaku, tetapi apakah kamu lupa aku lebih tua darimu?"
"Ya lebih tua 9 tahun." Dinda terkekeh.
"Hmmmm.."
"Jadi kamu ingin di panggil apa? Kalau Dinda kan dari awal sudah memanggil kamu om, tetapi Dinda bertanya sekali lagi. Ingin di panggil apa? Ayah, om atau kakak?"
"Panggil aku honey, bee, sayang, beb atau apalah. Anak muda jaman sekarang memanggil kekasihnya begitu kan?"
"Kamu ini bukan kekasihku tetapi suamiku Arjun.."
"Dinda?"
"Apa cayang?"
Mendengar hal itu membuat raut wajah tuan Arjun berubah seketika. Tuan Arjun Saputra di buat salah tingkah oleh Dinda.
"Nah begitu dong beb, hehe.."
"Om tidak bekerja?" tanya Dinda.
"Aku akan pergi nanti. Kamu harus jadi anak baik ketika aku tidak ada di sini."
"Oke kalau begitu aku pergi dulu bye.."
Dinda mencium pipi tuan Arjun sebelum meninggalkan paviliun suaminya itu. Seperti di kejar waktu. Dinda begitu terburu-buru melakukan aktifitasnya.
Dengan langkah santai tuan Arjun Saputra pergi menuju ke mobilnya. Di temani Rendi, tuan Arjun Saputra melaju pergi dari kediamannya.
Tapi entah mengapa situasi hatinya begitu kacau sekarang. Seperti ada yang kurang dirasakannya.
"Apakah semuanya sudah terbawa? Tidak ada yang tertinggal kan?"
"Semuanya sudah saya periksa tuan, tuan tidak perlu khawatir."
"Bagus.. Tapi entah mengapa sepertinya ada yang kurang."
Tuan Arjun Saputra termenung mencoba menenangkan pikirannya. Sampai akhirnya mendapat firasat aneh.
Kemudian tuan Arjun memeriksa ke belakang kursi mobil yang paling belakang. Dan betapa kagetnya dia saat melihat hal yang tidak seharusnya dia lihat.
"Setan kecilku?!"
Bukan hanya tuan Arjun Saputra. Rendi dan supir yang sedang mengemudi juga ikut kaget.
Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Dinda pindah ke kursi tengah dan dia duduk di samping suaminya.
"Hehe surprise." kata Dinda dengan ekspresi gembira.
"Kamu? Sedang apa kamu di sini? Astaghfirullahalazim kita harus kembali ke kediaman sekarang."
"No, no, no, no please don't let us go back yes dear." Dinda mengiba dengan wajah memelas.
"But.. If you hadn't been Dinda I would have thrown you out." tuan Arjun Saputra sangat kesal tapi tidak tega kalau dia harus memarahi Dinda.
Rendi dan supir memilih untuk tidak ikut campur dengan pasangan suami istri itu. Pura-pura tidak melihat ataupun mendengar apa yang akan terjadi.
Dinda melingkarkan tangannya di leher tuan Arjun Saputra.
Cup.. Dinda kemudian mencium kening suaminya itu dengan gemas.
"Please allow me to come with you. - baby, baby, baby. Yeah yeah yeah yeah.."
Menghela nafasnya yang panjang juga mencoba mempertahankan kewarasannya. Kali ini kesabarannya benar-benar sedang di uji oleh istri kecilnya itu.
"Aku akan membuatmu tidak bisa berjalan." bisik tuan Arjun dengan membelai paha Dinda.
"Kalau begitu aku akan mengulanginya saja wleeekkkk.." Dinda meledak tuan Arjun.
"Kamu ini ya, sayang.."
"Ehemmm.. Ehemmmm.." Rendi sengaja memberikan kode pada tuan Arjun Saputra dan Dinda yang sedang bermesraan di dalam mobil.
"Tolonglah kalian hormati bujangan ini ya tuan dan nyonya."
Dinda terkekeh kemudian memukul paha suaminya itu yang dia anggap lucu.
----
Sementara itu di kediaman Nike istri pertama tuan Arjun Saputra sedang menikmati secangkir teh hangat datanglah Bella yang berjalan dengan begitu angkuh nya di depan Nike.
"Lancang sekali kamu ya Bella, orang baru seperti dirimu bersikap angkuh begitu kepadaku?" Nike menyindir Bella.
"Oh sepertinya di sini ada orang sangat gila hormat deh.. Tapi siapa ya?" Bella menyindir balik Nike.