webnovel

DUNGEON : ALCHEVIAMIST

Lainnya
Sedang berlangsung · 65.4K Dilihat
  • 14 Bab
    Konten
  • peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Sirius Invery, seorang anak kecil yatim piatu tanpa kemampuan apapun. ia memiliki cita-cita dan keinginan yg tinggi, tapi itu semua terasa mustahil baginya. sampai ia mendapatkan sesuatu yg membuatnya memiliki arti dari kehidupannya.

Chapter 1CHAPTER 1 : Anak kecil yg tak bisa apa-apa

Dipinggir kota barelight , tiga orang anak kecil mengerubungi seorang anak kecil .anak itu meronta-ronta , tas miliknya diambil dan direbut darinya oleh ketiga anak tadi

" Kembalikan tas ku !" Pintanya

" Huh, kau kira semudah itu?" Tanya seorang anak bernama William " kau harus berusaha merebut nya dari kami kalau kau mau, dasar payah "

" Kumohon kembalikan" anak itu mulai memohon dgn berlinang air mata

" Jangan perlihatkan wajah itu dasar kutu buku!" Bentak seorang anak bernama Vic " William, kembalikan "

" Eh , apa kau yakin Vic?" Tanya William

" Lakukan ,lagi pula kita harus segera kembali " ucap Vic " kau tidak mau jadi sepertinya kan?"

" Vic benar ,kita harus berlatih lagi..." Ucap anak bernama oliver

" Cih , kali ini kau beruntung Sirius " ucap William sambil melempar tasnya. Buku-buku berhamburan keluar " aku tidak mau jadi pecundang seperti mu "

Tiga anak itu berlalu pergi meninggalkan anak dgn tas dan buku-buku nya yg berserak di atas tanah. Namanya adalah Sirius Invery , seorang anak berumur 11 tahun, yatim piatu yg tinggal sendirian di sebuah rumah kecil di pinggir kota . anak-anak yg mengganggu nya tadi itu adalah anak-anak bangsawan yg tinggal di pinggir kota barelight . Mereka adalah Vic ,William ,dan Oliver.

Sirius mengumpulkan buku-bukunya yg berserakan itu dan kembali memasukkan nya ke dlm tas.

" Apa-apaan mereka itu...." Keluhnya " kenapa aku sangat lemah ? ...kalau begini ,apa aku bisa masuk ke sana?...ke sekolah militer..."

Sekolah militer, itu adalah tempat yg telah mencetak banyak pahlawan kota barelight. Sebuah sekolah yg mengajarkan jalan hidup seorang pejuang. Ia sudah berkeinginan untuk memasuki sekolah itu sejak kecil . dengan bermodalkan kekuatan yg ia dapatkan sejak kecil, modeling ia berusaha keras untuk bisa diterima ditempat itu. Tapi apa daya, mustahil ia bisa masuk dengan kemampuan itu. Modeling adalah skill yg langka. Skill untuk mengubah bentuk sebuah benda sesuka hati. Dengan itu ia bisa leluasa membuat senjata. Tapi tanpa ilmu beladiri dan teknik , senjata apapun yg ia buat tidak akan berguna. Tapi ia tak putus harapan. Ia terus melatih skill itu. Hasilnya, ia bisa memproses skill itu lebih cepat dan lebih rinci. Saat ini ia berusaha memperoleh pengetahuan dari buku-buku yg ia baca. Setidaknya kalau ia tidak bisa bertarung ia bisa menang dengan otak dan pengetahuannya.

Sirius berjalan memasuki hutan dipinggir kota , ini sudah termasuk rutinitas nya untuk menenangkan diri setelah diperlakukan seperti tadi oleh Vic dan temannya. Sirius semakin memasuki hutan itu sampai akhirnya ia berhenti di depan mulut gua

" Gua ini....aku baru melihatnya" gumamnya. Ia pun memutuskan untuk memeriksanya. Sirius mulai memasuki gua itu , sebuah gua yg tak terlalu luas

Tiba-tiba ia mendengar sesuatu dari dalam gua. Itu suara hewan. Lebih tepatnya suara erangan hewan buas. Sirius mulai merasa takut. Tanpa ia sadari, di kegelapan gua itu muncul sesosok hewan yg cukup besar. Hewan itu muncul di belakangnya dan menunjukkan taring-taringnya yg tajam. Sirius terperanjat.

" I-ini...massive black wolf..."

Seekor serigala hitam besar muncul di belakangnya. Serigala itu berjalan perlahan mendekati Sirius yg mulai menggigil ketakutan. Tanpa aba-aba, Sirius langsung berlari keluar dari gua itu menuju hutan belantara. Ia terus berlari sampai akhirnya serigala itu menghilang dari pandangan nya. Sirius pun berhenti dengan nafas yg tersengal.

" Apa...apa dia tidak mengikuti ku?.." gumamnya sambil melihat kebelakang. Tiba-tiba suara erangan itu kembali terdengar. Tanpa ia sadari, serigala itu sudah berada di depannya. Sontak ia pun terkejut dan melompat ke belakang. " Mustahil.... bagaimana ia bisa ada di sini?! Didepan ku?!"

Serigala itu terus menatap tajam kearah nya. Sirius hanya bisa diam mematung.

" Tolong!!! Seseorang tolong aku!!! " Teriak Sirius. Tapi , tak ada seorang pun datang untuk

menyelamatkannya. " Apa...apa ini akhirnya?...apa aku memang tak bisa melanjutkan hidupku?...apa aku benar-benar tak bisa masuk ke sekolah militer itu?!...."

" Jangan putus asa bocah!"

Suara teriakan seseorang terdengar diikuti dengan sebuah tebasan pedang ke serigala itu. Didepannya , seorang pemuda berumur sekitar 19 tahun-an berdiri dengan gagah memegang pedang ke arah serigala tadi. Pemuda berambut pirang itu maju dan memberikan beberapa tebasan ke serigala itu. Serigala itu menyerang balik tapi dengan cepat pemuda itu menebas bagian leher serigala itu sampai membuatnya mati seketika. Melihat itu Sirius berdecak kagum.

" Apa kau baik-baik saja nak? " Tanya pemuda itu

" I-iya..aku baik-baik saja.. terimakasih " jawab Sirius.

" Huh..seharusnya kau tidak keluyuran di hutan sendirian seperti ini bocah" ucap pemuda itu

" M-maaf..." Jawab Sirius. Ia pun memberanikan diri untuk bertanya " A-anu...apa kau seorang ksatria? "

" Lebih tepatnya calon " jawab pemuda itu " namaku Delta Von Altado, salah satu murid sekolah militer barelight "

"Sekolah militer?!.." Sirius sedikit terkejut

" Lalu siapa namamu, bocah?"

" N-namaku Sirius Invery...a-aku ingin masuk ke sekolah militer sepertimu! " Ucap Sirius pasti

" Orang seperti mu? Kau yakin? "

" T-tentu saja!! " Jawab Sirius sedikit jengkel

Tak lama setelah itu , seorang pemuda berambut abu-abu muncul menghampiri mereka. Pemuda itu terlihat seumuran Delta dan mengembangkan pakaian seperti yg di kenakan Delta

" Apa yg terjadi , Delta? " Tanya pemuda itu. Ia kemudian melihat ke arah Sirius ." siapa anak ini?"

" Hanya anak yg tersesat " jawab Delta ." Namanya Sirius invery..."

" S-salam kenal.." ucap Sirius " A-anu...apa kau juga seorang ksatria?"

" Hmmm...bisa dibilang begitu" ucap pemuda itu tersenyum " namaku Inukai Gnozy ...calon ksatria masa depan "

" Kenapa kau bisa sebangga itu sih, ksatria itu pekerjaan yg melelahkan lho..." Keluh Delta. Ia kemudian menoleh ke arah Sirius " sebaiknya kau segera pulang Sirius... tempat ini berbahaya untuk anak sepertimu, kami juga harus segera kembali "

Sirius menundukkan mukanya. Ia terlihat hendak mengatakan sesuatu.

"A-anu... Delta-san.." ucap Sirius "apa aku bisa jadi seperti kalian ? Bersekolah di sekolah militer dan menjadi seorang ksatria? "

" Ha? Pertanyaan macam apa itu? " Tanya Delta " itu masalah mu , kau harus cari tahu jawabannya sendiri

" Aku tidak bisa...aku tidak tahu..."

" Kalau belum mencoba bagaimana kau bisa tahu?... jangan menyerah, ikuti saja apa kata hatimu " ucap Delta. Mendengar itu Sirius kembali menoleh ke arah Delta

" Kalau begitu Delta-san, kumohon ajari aku!" Ucap Sirius pasti. Delta sedikit terkejut " kumohon jadikan aku muridmu!"

" T-tunggu dulu, apa maksudmu? Aku ini bukan seorang guru!" Bantah Delta " aku bahkan tidak bisa mengajar "

Kali ini Sirius tersenyum kearah Delta " kalau belum mencobanya bagaimana bisa tahu?"

Delta sedikit tersentak. Disampingnya Inukai tertawa kecil. " Termakan kata-kata sendiri ya..." Ucapnya menahan tawa. Delta mendesis kesal

" Berisik! " Ucapnya. Ia kemudian kembali menoleh kearah Sirius yg menatap lamat-lamat mukanya menunggu jawaban. Ia pun menghela nafas." Sepertinya kali ini aku kalah darimu.... baiklah, aku akan mengajarimu"

" B- benarkah?!!" Tanya Sirius tak percaya

" Ya... setidaknya sampai kau bisa diterima di sekolah itu..." Jawab Delta." Sisanya tergantung padamu.."

Mendengar itu , Sirius berteriak kegirangan. Saking senangnya ia sampai menangis haru. Inukai hanya tertawa geli melihat kelakuan Sirius.

" Ne Delta... kira-kira apa yg membuatmu menerima permintaan anak ini ?" Selidik inukai. Delta hanya tersenyum memandangi Sirius. "Apa kau tertarik padanya?"

" Ha? Apa salahnya sesekali berbuat baik?..." Jawab Delta kesal." Lagipula, melihat orang lain bahagia karena usaha kita itu terasa indah...aku seperti melihat diriku yg dulu...yg tidak bisa apa-apa..."

" Ternyata kau berpikiran seperti itu" ucap Inukai, ia tersenyum kearah Delta. " Berarti ini keputusan yg tepat Delta.."

" Ya...kau benar...ini keputusan yg tepat"

Delta mendekati Sirius yg masih menangis haru itu

" Hey cengeng...sampai kapan kau mau menangis seperti itu?" Ucap Delta tegas " mulai besok kita akan bertemu disini... bersiaplah Sirius..ini akan menjadi latihan yg berat"

" Baik, master!" Jawab Sirius.

Sirius berjalan menuju sebuah rumah kecil di pinggir kota barelight, rumahnya. Perasaan senang masih meliputi dirinya. Pada akhirnya ia dapat melatih dirinya. Kesempatan untuk masuk ke sekolah militer ia dapatkan, sisanya tinggal usaha dan keajaiban.

Sirius memasuki rumah itu. Sekali lagi tidak ada yg menyambut ataupun memarahinya karena pulang terlalu sore. Ia sendirian di rumah ini. Tidak lain karena orangtuanya dan juga saudaranya telah meninggal setahun yg lalu karena sebuah kejadian yg tak terkira.

Ibu dan kakaknya meninggal karena serangan monster satu tahun lalu. Saat itu ia ditinggal sendirian di rumah , sedangkan ibu dan kakaknya pergi ke hutan mencari buah-buahan dan kayu bakar. Malam harinya, beberapa orang dewasa datang dan memberi kabar buruk. Ibu dan kakaknya meninggal karena diserang oleh Monster langka yg biasa disebut chimera. Monster itu bernama centorea. Mulai saat itu, ia harus hidup seorang diri di tempat yg kejam ini.

Ayahnya meninggal karena perang antar ras yg telah lama berlangsung sebelum ia lahir. Ia bahkan belum pernah melihat secara langsung wajah ayahnya.

Yg tersisa dari kenangan-kenangan itu hanyalah sebingkai foto lama yg berdiri di atas meja di ruang tamu rumahnya. Foto dirinya bersama ibu dan kakaknya.

Saat ia menatap foto itu , perlahan memori-memori pahit itu kembali terngiang di kepalanya. Perlahan air mata mulai menetes. Ia menangis tersedu didepan foto itu.

" Ibu...kakak....maaf karena aku terlalu lemah..." Isaknya. " Jangan khawatir...aku pasti akan jadi lebih kuat....aku pasti akan membalaskan dendam kalian....aku janji...."

Sirius mengusap air matanya dan menatap foto itu , kali ini dengan semangat yg membara. Ia harus tegar kalau ingin menjadi kuat. Mulai hari itu ia menanamkan dalam dirinya, bahwa ia akan menjadi lebih kuat dan membuat keluarga yg ia cintai ini bangga.

Anda Mungkin Juga Menyukai