webnovel

Aku janji tak akan mengatakan hal itu lagi

Randi duduk sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya, dia meremas-remas rambutnya karna kepalanya terasa sakit. Akhirnya dia berdiri dan pergi ke pintu kamar Kasih, dia mencoba membuka pintu, ternyata gadis itu mengunci pintu kamarnya.

" Kasih... maafkan aku, kamu keluar ya! " pinta Randi.

Tak ada jawaban.

Randi melihat jam tangannya, masih belum pukul sembilan malam.

"Kasih... ku mohon.. maafkan aku, aku salah ngomong" Kata Randi lagi.

Dia minta maaf bukan untuk ciumannya, tapi untuk perkataannya.

Karna tak ada jawaban, Randi masuk ke kamarnya dan pergi ke balkon nya, Randi dapat melihat pintu balkon kamar kasih terbuka, dia memanjat pagar balkonnya meskipun itu berada di lantai dua dan dia melompat ke balkon kamar kasih.

Randi masuk ke dalam kamar itu.

Randi dapat melihat kasih yang tidur tengkurap di atas tempat tidur nya, dia menutupi kepalanya dengan bantal.

Randi duduk di smping tempat tidur dan memegang punggung Kasih. Kasih kaget dan langsung duduk, begitu dia tau itu Randi, dia segera lari ke sudut tempat tidur, dan duduk di sana sambil memeluk bantal , wajahnya sangat ketakutan.

"Kasih.. maafkan aku, aku janji tak akan mengatakan hal itu lagi, tapi kamu juga jangan membuat perjanjian konyol seperti itu lagi ya! " pintanya.

pandangan mata Kasih mulai melembut.

" Kita keluar? " Ajak Randi.

"Baiklah" Jawab kasih mengangguk. Dia juga takut berada di dalam kamar terlalu lama berduaan dengan Randi, akhirnya dia memutuskan menerima ajaka perdamaian dari cowok itu.

Mereka kembali duduk di ruang keluarga. Randi merasa lega, karna Kasih bisa di bujuknya. Kasih langsung menonton acara kesukaannya, dia bersandar ke kursi sofa itu agar Randi tak duduk di belakangnya lagi.

Randi malah duduk tepat di sebelahnya.

" maaf tentang perkataanku tadi" Kata Randi lagi. Kasih hanya mengangguk.

"Pernikahan ini bukan main-main, jadi jangan pernah berfikir tentang perceraian lagi, meski kakek menjodohkan kita, tapi sekarang aku benar-benar mencintaimu. " Kasih langsung merah, dia hanya menunduk.

"Aku akan menunggu sampai kamu juga menyukaiku" Kata Randi lagi dengan nada suara pelan.

"Apa besok Randa ikut? " Kasih mengalihkan pembicaraan.

"Tentu saja, kakek juga akan ada di sana" Jawab Randi. Kasih tampak amat lega, sekurang-kerangnya besok Randa akan ada di sampingnya saat Randi sedang sibuk.

Randi memberanikan diri memegang tangan Kasih, gadis itu awalnya kaget, tapi akhirnya dia diam saja dan memandang Randi. Randi pura-pura melihat ke arah TV, padahal dia tau kasih memandangnya.

Mereka menonton acara itu sambil bergandengan tangan, padahal acara yang di tontonnya bukan film romantis maupun horor.

......

Esok paginya, seperti yang di janjikan, Randi telah membawa Kasih ke suatu tempat, dan merubah penampilannya, mulai dari tatanan rambut, riasan wajah, pakaian sampai sepatunya.

Randi menunggu Kasih di luar dengan sabar, dia sibuk membolak balik majalah agar tidak terlalu bosan.

Beberapa saat kemudian, Kasih keluar, Randi langsung berdiri dan tersenyum menatapnya.

"Bagaimana tuan? " Tanya orang itu.

"Bagus sekali" Terima kasih banyak " Jawab Randi.

Kasih hanya memakai riasan wajah tipis, hal itu membuat wajahnya lebih kelihatan segar.

"Ayo.. "Kata Randi, dia mengisyaratkan agar Kasih menggandeng tangannya.

Kasih menggandeng Randi, cowok itu tersenyum bahagia, ternyata istrinya ini mau melakukannya, 'sepertinya ciuman semalam tak membuatnya marah.. berarti bisa di ulang lagi', batinnya berfikir nakal.

Sesampai di lokasi pesta, semua mata tertuju pada mereka, kasih merasa risih, hampir saja dia akan melepaskan gandengan tangannya, tapi Randi buru-buru memegang tangan Kasih, sehingga gadis itu mengurungkan niatnya.

"Pak.. siapa dia? " para karyawan Randi mengelilinginya karna penasaran dengan Kasih. Kasih terlihat malu dan gugup.

"Istriku" jawab Randi singkat.

"Benarkah? cantik sekali.. " Kata mereka. Kasih hanya bisa tersenyum ramah, wajahnya terlihat semakin cantik.

Randa yang baru datang tiba-tiba berteriak ketika melihat kasih.

"Kasih... kau cantik sekali.. " Katanya sambil merampas Kasih dari tangan kakaknya, semua orang yang memandang tampak heran.

Melihat tamu yang keheranan, Randi menjelaskan hubungan mereka.

"Istriku saudara sepersusuan adikku" Kata Randi. Mendengar itu mereka manggut-manggut.

Randi melihat mereka yang tampak kompak. Kakek juga dapat melihat ulah cucu keduanya itu, dan bermaksud ingin membawa Randa menjauh agar Kasih bisa bersama Randi.

Tak lama kemudian, Alya dan Ayahnya datang. perusahan Ayah Alya adalah relasi bisnis perusahaan yang akan di pegang Randi, perempuan itu langsung berlari ke arah Randi dan hampir memeluknya. Randi menjauh sehingga gadis itu sedikit kesal.

"Tolong jaga sikap" Kata Randi lalu pergi meninggalkan Alya.

Randi pergi ke arah kasih yang sedang menatapnya, entah kenapa saat ini dia merasa sakit saat melihat Alya mendekati suaminya, tidak seperti kemarin. apakah karena kejadian semalam?

Randi bisa merasakan tatapan Kasih yang sedikit emosi, dia merasa senang dengan tatapan Istrinya itu, berarti Kasih sudah mulai memiliki perasaan padanya.

"Ayo berkeliling" Ajak Randi sambil meminta Kasih untuk kembali menggandeng tangannya.

Alya benar-benar kesal melihat hal itu.

" Ayah.. aku mau pulang." Katanya. merajuk.

"Acara belum usai, kamu kan, tadi yang memaksa ikut, tadinya ayah akan membawa ibumu. " jawab ayahnya kesal.

Alya menjadi ceberut, dia sudah berdandan mati-matian malah dicuekin kayak ini.

" Mas.. apa gak apa-apa memberi tau hubungan kita? " Tanya Kasih.

"Apa kamu malu aku menjadi suamimu? " Tanya Randi lagi.

"Bukan begitu... masalahnya sekolahku" Jawab Kasih takut.

"Aku dan kakek akan menjelaskan jika masalah itu terjadi " Jawab Randi.

Selain Alya, Randa juga tampak kecewa, karna semenjak kakaknya datang, tempatnya sudah tergantikan, tapi biarlah.. demi saudara, sepertinya dia juga harus mencari seorang kekasih agar hatinya bisa tenang.

Randi membawa Kasih ke atas gedung itu, dari tempat tinggi itu, kasih dapat melihat pemandangan kota yang indah, matanya berbinar menatap ribuan lampu yang menghiasi kota.

" Cantik sekali" Katanya tersenyum manis.

"Kamu juga sangat cantik sekali " Kata Randi sambil memandang Kasih dengan lembut, sehingga membuat gadis itu tertunduk malu, dan pipinya terasa terbakar.

Randi memegang pipi itu menatapnya lembut, dan kembali mendaratkan sebuah ciuman manis untuk istrinya itu.

Bab berikutnya