webnovel

BAB 47

Hari telah berganti namun kebahagiaan masih tetap sama.

Mereka akhirnya berbulan madu di Bali dan saat ini mereka telah berada disebuah hotel yang tak jauh dari pantai.

"wah keren ya? bisa liat pantai dari atas" ucap Ayisa menatap indah suasana pantai dari kamar hotel.

"indah kan?". jeda beberapa detik Ilyas berjalan kearah Ayisa yang berdiri di dekat jendela."tapi nggak kalah keindahan nya kamu" ucap Ilyas.

Ayisa menatap mata Ilyas yang juga menatap matanya."oh ya? kok bisa?" tanyanya.

"ya bisalah kamu itu adalah makhluk terindah setelah bunda yang diciptakan Allah untuk aku" ucap Ilyas.

Tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka dan membuat Ayisa dan Ilyas terkejut.

"kalian ngapain ayo??" tanya Bagas.

"gangguin aja orang lagi mesra-mesraan" ucap Ilyas.

"nggak gangguin kok!" balas Bagas.

"itu tadi apa?"

"kita ke pantai yuk?" ucap Ayisa mencairkan suasana.

"iya kepantai aja yuk!, dari pada kalian berantem nggak jelas" ucap Arisa.

Lily menggenggam tangan Bagas."nggak usah berantem, kita kan kesini bukan untuk berantem, mendingan kita main-main di pantai" ucapnya menenangkan Bagas.

Akhirnya pertengkaran mereka berakhir, para suami-suami itu sangat beruntung memiliki istri yang baik dan mampu memenangkan kemarahan mereka.

Mereka dengan bersemangat berjalan menuju pantai. rasa yang begitu membahagiakan untuk mereka

"wah akhirnya" ucap irwan.

"akhirnya apa?" tanya Arisa.

"akhirnya si cewek cuek bisa jadi istri aku" ucap Irwan terkekeh.

"si cewek cuek? maksud kamu aku?" tanya Arisa.

"siapa lagi? katanya baru aja 3 kali ketemu mana mungkin jadoh? terus pake bilangin aku PD banget sih! ngarep banget sih! terus juga si cewek cuek itu bilang katanya ogah punya suami kayak aku, tapi nyatanya apa dia nikahnya sama aku" ucap Irwan terkekeh geli.

Arisa membulatkan matanya menatap Irwan."ya, kalau udah masa lalu nggak usah diungkit-ungkit lagi"ucap Arisa.

"aduh kalian itu ya! percintaannya rumiiit banget, beda sama aku dan Lily percintaannya lancar mulus, abis pacaran nikah, nah kalian musuhan dulu baru nikah" ucap Bagas Tertawa terbahak-bahak.

"kamu menghina kita? tanya Irwan.

"nggak kok, cuman memperjelas kisah cinta kalian yang dimulai dari permusuhan" ucap Bagas kembali tertawa.

"udah, kita balik aja kekamar udah mau magrib nih" ucap Ayisa.

"kamu itu gimana sih, kita nungguin sunset dulu" ucap Bagas.

"iya keren tuh kalau kita foto terus dibelakang itu sunset, waah itu pasti keren banget" ucap Lily.

"iya pasti keren banget" balas Bagas.

akhirnya senja pun terlihat seakan hendak menyentuh pucuk pantai.

"kita foto sekarang!!" teriak Arisa.

Akhirnya yang mereka inginkan pun terjadi berfoto dengan latar belakang sunset itulah impian terkonyol mereka.

"udah, udah, kita kan udah foto ini udah menjelang magrib balik kekamar aja ya, sholat, ingat sholat kalian jangan sampai karena terlalu bahagia dengan dunia kalian lupa pada akhirat" ucap Ayisa.

"dengarin tuh Ayisa, itu namanya istri yang solehah, istri yang paling terbaik baik baik banget deh" ucap Ilyas memuji istrinya.

"jangan terlalu menguji berlebihan nanti Allah cemburu dan murka dengan pujian yang terlalu berlebihan, karena sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik" ucap Ayisa.

Semua tertawa terbahak-bahak saat Ayisa menasehati Ilyas.

"dengerin tuh istri Solehah kamu" ucap Bagas.

"udah kak Bagas juga, nggak usah nambah persoalan, nanti berdebat lagi". Jeda beberapa."udah balik aja" ucap Ayisa.

Mereka pun kembali kekamar Mereka masing-masing dan melaksanakan sholat bersama istri dan suami mereka.

Ilyas menatap Ayisa yang kini melepas mukenanya dan melipat lalu kemudian menaruhnya di atas meja.

Dia menyaksikan betapa indahnya ciptaan Allah yang satu ini.

Dengan rambut panjang hitam dan lebat disisirnya secara perlahan.

"Abang bantuin ya?" tawaran Ilyas.

"nggak usah bisa sendiri kok" balas Ayisa.

Ilyas menjangkau sisir yang digunakan Ayisa."Abang bantu" ucapnya sambil menyisir rambut Ayisa.

"udah?"tanya Ayisa saat Ilyas berhenti menyisir rambutnya.

"udah" balas Ilyas.

Ilyas mengangkat tubuh Ayisa dan membaringkannya di atas ranjang.

Mata mereka bertemu saling bertatapan tangan Ilyas melingkar di pinggang Ayisa.

....

Bab berikutnya