webnovel

Sungguh, Apa Ini?

Mengapa ada darah dibajuku? Sial, apa yang sebenarnya terjadi? Wanita ini mengapa tergeletak tak sadarkan diri didepanku? Tidak, aku mengenalnya. Wati, aku membunuhnya. Mengapa ingatanku sangat kacau? Pisau yang sedang aku pegang ini. Dan darah yang mengalir dari tubuhnya.

Apa maksudnya? Kenapa aku membunuhnya? "Apa yang kau lakukan?" Lia datang membuatku semakin panik dan tidak sengaja aku melemparkan benda yang sedang kupegang itu tepat ke lehernya.

"Tidak!!!!" aku berteriak, "Apa yang terjadi?" Lia membangunkanku dari mimpi buruk itu. Aku langsung memeluknya dengan isak tangisku.

Syukurlah, itu hanya mimpi. Tapi semua terasa sangat nyata. Mengapa aku melakukan itu didalamnya? Aku benar - benar tidak mengerti.

Apakah itu sebuah pertanda? Semoga, tidak terjadi hal buruk pada keluargaku.

"Cepatlah, kau sudah terlambat tuh. Awal tahun jangan buat masalah ya!" kata Lia sambil memberikan pakaianku itu, "Aku belum mandi. Tapi kau benar, aku hampir terlambat." Aku menghapus air mata yang kusembunyikan itu. Lalu, menyuruhnya keluar untuk ganti pakaian.

Saat di jalan, aku menemukan sebuah kertas yang terlipat - lipat. Saat aku buka, kertas itu memiliki sebuah kalimat, "Semoga beruntung! Jagalah keluargamu baik - baik atau kamu akan menyesal!" itu lah isi dari kertas itu.

Sungguh, kertas yang sangat mencurigakan. Baiklah, aku pasti akan selalu menjaga keluargaku tetap baik - baik saja. Terima kasih, nasihatnya.

Aku menjadi semakin bersemangat bekerja, dan aku tidak khawatir akan keluargaku lagi. Hingga, saat pulang kerja. Aku melihat rumahku terbakar habis.

Apa maksudnya? Semua terjadi secara beruntun, apakah ini takdir? Ataukah ulah seseorang? Dimana mereka, apakah mereka baik - baik saja?

Tetanggaku bilang mereka mengungsi kerumah kakekku. Mereka tidak kutemukan berada disana. Aku bertanya pada orang disekitar rumah kakek. Mereka pergi ke rumah sakit utama.

Aku datang dan bertanya ke resepsionis. Dia bilang mereka berada di lantai dua kamar nomor 134. Diluar kamar melihat mereka. Tapi, aku tidak melihat Syifa dan Lia.

"Mereka sedang tidur dan menghirup banyak udara didalam kamar yang sedang terbakar itu. Untungnya ada orang yang berani membawa mereka keluar." jelas Wati dengan memasang wajah gelisah.

Ini pasti takdir!

Bab berikutnya