webnovel

Semakin Rumit

Hampir saja itu menjadi bumerang bagi diriku sendiri. Seharusnya aku yang menjadi motivasi untuk mereka. Aku mengerti apa yang harus aku lakukan.

Aku baik baik saja kali ini.

Walaupun aku merasa sedih saat itu. Aku berusaha menjadi normal kembali agar mereka tidak khawatir. Sesekali aku mengajak kedua anakku ke taman saat libur. Biasanya istriku yang mengajaknya saat hari biasa. Aku tidak tahu apa saja yang terjadi saat mereka pergi. Disana anak anakku memiliki banyak teman.

Terkadang aku mengajak mereka ke mall untuk membelikan pakaian, makanan, atau mainan anak anak.

Beberapa hari ini aku melihat seseorang yang mungkin aku mengenalnya. Beberapa kali kami berpapasan namun aku tidak mengingatnya. Hingga terakhir, kami bertemu ditaman. Saat itu aku, Lia dan putriku sedang bersama. Wanita itu menghampiriku. Lalu, aku kembali mengingat dengan jelas siapa dia.

"Maaf, aku pernah membenci kamu" seketika aku meminta maaf. Dia adalah wanita yang berpura pura telah menabrak Lia dulu. Aku sempat membencinya beberapa tahun ini. Sampai datang kebenarannya padaku.

"Tidak, ini semua memang salahku. Kami melakukannya... Tidak, aku melakukannya karena keinginanku semata. Selama ini? Ya ini sangat lama, pasti berat untukmu. Lia kau juga sebenarnya bukan aku ingin membantumu. Tapi ini demi diriku sendiri. Menyakitkan tapi kini aku telah bisa merelakannya" kata wanita itu aku sungguh tidak mengerti sama sekali, bahkan aku tidak mengenalnya.

"Apa maksudmu? Bukankah memang kau ingin membantuku? Riska, kau baik baik saja bukan? Itu rencana kita bukan? Ini kan murni kesalahanku yang meninggalkan suamiku. Sebenarnya aku merasa malu, karena kembali lagi padanya" kata Lia

Wanita yang disebut Riska namanya itu pergi setelah selesai membicarakan hal itu. Saat kudengar Riska seperti aku pernah mendengar nama itu. Anehnya, aku seperti pernah melihatnya sebelum kejadian dirumah sakit itu.

Lia menjelaskan bahwa wanita itu adalah orang yang pernah aku kenal dulu.

"Tapi, mengapa aku tidak mengingatnya?"

"Aku tidak tau" katanya.

Aku juga tidak ingin pusing memikirkan itu. Aku mengajaknya pulang. Lalu beristirahat saat setelah sampai dirumah.

Bab berikutnya