webnovel

Masih Ada Orang Lain

Setelah ia menengok tidak kusangka ternyata wanita itu lah yang datang.

"Mau apa kamu berada disini?"

Dia adalah Wati orang yang pernah dekat denganku. Padahal kemarin aku tidak memberitahukan dia alamatku. Tapi dia sudah menungguku lebih dahulu dan saat kutanya dia jawabannya adalah "Sebenarnya kemarin aku kerumah kakekmu, saat itu aku bertanya tentangmu dan ternyata rumah kita dekat sekali" kata perempuan itu.

Aku mengerti apa yang ia jelaskan. Kupersilakan ia masuk. Karena ia sudah datang aku menyuguhkannya makanan.

"Jadi, apa yang ingin kamu lakukan disini?" kataku

Awalnya, ia berkata "Aku hanya ingin menemuimu dan memastikan tempat tinggalmu sekarang"

Namun, tidak lama setelah itu ia bercerita tentang suaminya itu.

"Ada apa dengan suamimu? Kemarin juga aku melihatmu kesal saat membicarannya" tanyaku

Suatu hari suaminya pamit bekerja. Biasanya, dalam waktu 2 hari suaminya akan pulang. Namun, sudah hampir seminggu ia tidak kunjung pulang. Tidak dapat dihubungi. Wati khawatir dan takut. Hampir 2 bulan suaminya tidak ada kabar. Dibulan ke 3 suaminya pulang memperkenalkan istri barunya. Itu seketika membuatnya syok.

"Dani, siapa wanita ini? Mengapa kau membawanya pulang?" bentaknya

Suaminya dengan tidak peduli berkata, "Dia adalah istriku sah, ada perlu apa kau?"

Nasi sudah menjadi bubur. Sudah terlanjur ia dicampakkan. Seperti pakaian yang sudah usang pantas untuk dibuang, dan ia merasa terbuang.

Mereka hidup diatas atap yang sama hingga suatu hari terjadilah hal itu.

"Apa kamu tidak bosan berada disini? Suamimu, eh suamiku maksudnya. Ia sudah tidak ingin menyentuhmu lagi, bukankah sebaiknya kau meninggalkannya?" ucap istri ke dua itu.

"Kau lah yang tidak berhak berada disini. Akulah yang muak melihatmu!" balasnya sangat kesal dengan amarah yang ia pendam selama ini hingga tanpa sadar ia memukulnya sampai terjatuh dan suaminya menyadari hal itu.

"Apa yang kau lakukan?" katanya

"Sayang, dia memukulku dengan sangat keras. Padahal aku hanya ingin dekat juga dengannya, bukankah kau harus melakukan sesuatu untuknya?" kata wanita itu memelas meminta dukungan.

"Ini tidak... " seketika langsung disentak saat ia mencoba untuk menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

"Sudahlah! Sekarang terserah kau ingin pergi kemana, ambil uang ini dan cepat tinggalkan kami!" kata lelaki itu.

Air mata mengalir dikedua pipinya. Dengan syok dan amarah serta kecewa ia dengan berat hati pergi meninggalkan rumah itu. Dengan menggendong bayi berumur satu tahun ia pergi.

Dan itulah cerita bagaimana ia bisa tinggal didekat rumahku.

Aku tidak menyangka ada orang lain yang juga memiliki masalah yang bisa membuatnya terpuruk. Tapi kulihat sekarang ia sudah hidup bahagia dengan anaknya itu.

Bab berikutnya