webnovel

Begitu Ya

Aku pun terus berjalan menuju keruangan tahta.

Semua orang penting itu telah berada diposisinya.

" aku dengar, ada masalah besar yang baru terjadi ? "

Sang Raja memberi pertanyaan padaku.

" izinkan saya menjawab, saya mengetahui kalau ada beberapa orang yang ingin berniat untuk membuat kerusuhan didepan gerbang istana. "

" kau terlalu formal Fredella chan, kita hanya berempat tidak seharusnya kau bersikap begitu. "

Sang Raja tampak sedikit sedih.

" hentikan sikapmu itu Raja, sikap yang ditunjukkan Fredella chan itu merupakan hasil didikan yang baik. "

Okaa sama seperti biasa memarahi Otou sama.

" tapi.. "

" diamlah. "

Seperti biasa, Okaa sama yang mengatur segalanya.

" Lupakan saja soal itu Fredella chan, jadi apa maksudnya itu ? "

" Ada sebuah penyerangan kecil dari berbagai pihak yang ingin merusuh. "

Aku mencoba pertanyaan okaa sama dengan baik.

" hei, ini tidak adil, kau juga bersikap tidak formal pada Fredella chan, kenapa aku dimarahi ? "

Meski begitu, hanya ada senyuman dingin yang ditunjukkan oleh Okaa sama, seperti biasa itu terlihat menakutkan. Otou sama langsung terdiam seketika.

" meski pun begitu, aku sangat kaget karena otak dibalik peristiwa itu langsung tertangkap dalam waktu yang hampir bersamaan. Ini prestasi yang luar biasa dari kerja kerasmu Fredella chan, kau memang anakku, hihihi. "

Okaa sama tampak memujiku, namun aku sendiri tidak paham dengan apa yang terjadi

" tunggu sebentar, saya memang tahu orangnya telah tertangkap, tapi saya tidak tahu siapa orangnya. "

" eh, kukira kau yang menangkapnya. Itu adalah pemimpin para bandit yang dicari di ibukota dan bangsawan Rohm. "

" sebaiknya saya membawa orang yang bertanggung jawab atas hal itu kesini. Jadi saya mohon permisi. "

Tanpa pikir Panjang aku meninggalkan tempat ini.

" sepertinya sifatmu itu menurun padanya. "

" tentu saja. "

Perdana Menteri dan Ratu mulai berbicara satu sama lain.

Beberapa saat kemudian, aku segera bergegas menuju keruangannya, saat kubuka pintunya aku mendapatinya sedang tertidur lelap diatas Kasur.

Dia memang tukang tidur.

Ada dua maid yang tampaknya kukenal mendekatiku.

" ada perlu apa anda kesini Fredella sama ? "

Seorang wanita berambut hitam berbicara padaku.

" aku ingin membawa Raven keluar. "

" tapi, saya rasa ini sedikit lebih awal, bukankah pertemuannya akan diadakan nanti malam. "

" ada hal lain yang perlu dibicarakan Raven kepada pemimpin pusat. "

" jadi begitu ya, tolong tunggu sebentar saya akan membangunkan beliau. "

Dia pun segera menuju tukang tidur itu, dan mencoba membangunkannya, tapi seperti biasa dia sangat berbakat sekali untuk tidur.

Tampaknya pelayan nya itu sedikit kesusahan unutk membangunkannya.

Lantas aku segera menuju kearahnya, dan mulai mendekati wajahnya, kuhembuskan nafasku tepat dihidungnya, hawa panas yang dikeluarkan mulutku kurasa akan sedikit memberi rangsangan padanya.

Meski begitu, dia hanya sedikit bereaksi. Kalau begitu tidak ada pilihan lain.

Aku mulai semakin mendekatkan wajahku pada dirinya, dalam sepersekian detik entah kenapa aku merasa kalau dia telah terbangun, jadi aku berhenti seketika dan langsung mencubit pipinya.

" hei, ini sakit. "

" hora, kau bangun juga. "

" tapi, aku cukup kaget, kau juga bisa bersikap se aggresif ini. "

" itu hanya untuk situasi darurat. "

" begitu ya, jadi ada perlu apa ? "

" ikutlah denganku, kau perlu memberi penjelasan. "

" ah, soal itu. Mereka memang membuang-buang waktuku. "

" pokoknya ikut saja. "

Tiba-tiba saja tanganku digenggam olehnya, dan aku diseretnya keluar.

" semuanya tolong tunggu saja disini, aku akan segera Kembali. "

Aku memberi perintah pada seluruh bawahan ku diruangan ini.

Dan kami pun segera menuju tempat itu.

Sesampainya disana, aku melihat tiga orang petinggi negara ini.

" hooaaa, selamat siang menjelang sore. "

Aku menyapa mereka.

" bersikap sopanlah. "

Aku mendapat injakan kaki dari Fredella.

" ini sakit lho. "

" diamlah. "

Meski begitu, respon para petinggi hanya tertawa kecil pada ulah kami.

" jadi, bisa kau jelaskan pada kami Raven kun ? "

Sang Ratu merupakan orang yang tampaknya antusias.

" para penyerang itu, saya habisi sekian. "

Aku mencoba mencari jawaban tersingkat.

" aku tahu kau masihlah mengantuk, tapi setidaknya beri kami jawaban yang cukup jelas Raven. "

Oyaji tampak mengerti tentang diriku.

" jika dikatakan ini akan menjadi perbincangan yang cukup Panjang, jadi saya telah membuat dokumentasi atas penyerangan itu. "

Aku mengangkat tangan kananku, untuk membuka gerbang dimensi pribadiku.

Kuambil satu dokumen tentang hal itu.

" ah, aku lupa. Jumlah kalian ada tiga orang, tolong tunggu sebentar. "

Aku mengambil 2 kopian lagi tentang dokumen itu, lalu kuberikan pada mereka bertiga sekaligus.

Semua petinggi tampak serius membaca isi didalamnya.

" hei Raven, apa yang kau berikan pada mereka ? "

" ah, aku melupakanmu. Ini untukmu Fredella. "

Aku mengambil lagi satu kopian untuknya.

Jadi sekarang semua orang sedang fokus membaca runtutan kejadian itu. Dari semua orang, Oyaji lah yang menyelesaikan hal itu dengan cepat.

" aku heran, bagaimana kau bisa menemukan kertas A4 serta printer di dunia ini. "

" entahlah, tiba-tiba saja itu muncul. "

" hahaha, jadi kurasa gelombang pertama sudah kau tangani. "

" sepertinya begitu. "

Kemudian semua orang selesai juga membaca semua dokumen itu.

" kurasa ini semua terlalu jelas, dan hal ini dapat terjadi dalam waktu singkat, kau memang mewarisi bakatnya Raven kun. "

Sang ratu tampak memahami bakatku.

" apa ada penjelasan yang diperlukan lagi ? "

" ketimbang masalah ini, aku lebih penasaran dengan kekuatanmu. "

Tatapan Ratu menjadi mode serius, tampaknya aura tersembunyinya mulai keluar.

" saya hanya…., hanya…, hanya apa ya ? "

Aku kebingungan Ketika memilih keahlianku.

" aku hanya seorang petualang, ibumu juga penyihir. Jadi kau bebas menjadi apapun. "

Oyaji tiba-tiba mengucapkan hal itu.

" begitu ya, jadi apa job yang pantas untuk jabatanku saat ini Fredella ? "

Aku menanyakan hal itu padanya.

" eh, apa maksudmu, bagaimana kau bisa dengan mudah memilihnya ? "

" memangnya aku tidak bisa melakukan hal itu ? "

" seharusnya itu Class dasar keahlian yang dimiliki sejak lahir dan tidak bisa tergantikan. "

" jadi begitu ya, aku sedikit belajar. "

" jika kau tidak tahu, kau bisa menggunakan alat ini. "

Fredella mengelaurkan satu kristal kecil di kantongnya.

" apa itu ? "

" kristal kekuatan, ini bisa mendeteksi jenis kekuatan yang dimiliki oleh seseorang. "

" eh, begitu ya, jadi apa yang harus kulakukan ? "

" tinggal memegangnya saja, lalu akan muncul warna serta keterangan jenis keahlianmu. "

" alat yang fleksibel, ayo kita lakukan. "

Aku mengambil kristal itu dan memegangnya dengan erat.

Setelah beberapa saat menunggu, tidak ada pancaran cahaya dari kristal itu, apa sebenarnya aku tidak punya keahlian.

Semua orang tampak menyadari ada sesuatu yang aneh.

Tiba-tiba ada suara yang masuk dalam kepalaku.

[ permisi Raven sama, sepertinya anda lupa mematikan limiter kekuatan anda. ]

[ eh, hal seperti itu bisa terjadi, tapi jika kumatikan bisa-bisa aura ku bersama Mizue akan menghancurkan tempat ini ? ]

[ tenang saja, saya telah mengembangkan skill anda ke tingkat 2, limiter ini bisa dilepaskan ke tingkat normal. ]

[ aku sedikit curiga dengan tingkat normalmu itu. ]

[ setidaknya, itu tidak terlalu kuat untuk membunuh dewa utama. ]

[ benar bukan, itu masih terlalu besar. Apa tidak bisa di nerf lebih jauh lagi ? ]

[ mohon maafkan saya, meski dengan ilusi pun. Aura keberadaan anda terlalu dominan di dunia ini, ditakutkan jika akan banyak mahluk kuat akan datang kesini karena tertarik dengan Master. ]

[ ya, itu yang kutakutkan. Ini masih Langkah awal, tidak baik untuk memulai peperangan besar dengan faksi lain. Baiklah, akan kulakukan. ]

Tepat setelah itu, kulepaskan sedikit limiterku untuk memberi semacam kode untuk kristal ini.

Perlahan, kristal itu mulai menunjukkan cahaya yang berwarna-warni, serta muncul sejenis menu game online, disitu tertulis [ Apapun ]

" kurasa memang benar, aku bisa memilihnya. "

Semua orang yang melihatnya tampak terkejut, bahkan Oyaji yang biasanya tertawa sekarang hanya terdiam.

" tunggu sebentar, apa hal seperti ini itu mungkin ? "

Fredella tampak mulai percaya sedikit demi sedikit.

" jadi, aku akan bertanya sekali-lagi Fredella, apa kau ada saran Job yang cocok untukku. ? "

" jika kau mau, ambillah yang sesuai denganku. "

" begitu ya, kuambil saja. "

muncul cahaya berwarna emas disekelilingku, dan status God Knight mulai muncul diatas kepalaku.

" sekarang saya bisa menjawabnya Ratu, kekuatan saya adalah God Knight, sama seperti putri anda. "

Tanpa jawaban, sang Ratu tertawa terbahak-bahak setelah menerima jawabanku.

Dia tampak menyukai hal ini.

" kurasa, kalian berdua memang sama saja, baik ibu dan anak selalu saja melebihi ekspektasi ku. "

" memangnya Cleopatra Okaa sama pernah melakukan hal apa kepada anda ? "

" sama persis sepertimu, saat itu aku belum jadi Ratu, dan dia dengan entengnya memilih menjadi penyihir kerajaan. "

" begitu ya. "

" tidak kusangka untuk bisa melihatnya untuk kedua kalinya, kali ini aku sudah yakin. "

" jadi, tugas saya sudah selesai. "

" masih belum. "

" Eh… "

Sang Ratu tampak tertawa kecil mendengar responku.

" hihihi, aku hanya bercanda, kau sudah boleh pergi, tapi tolong di ingat jangan pergi terlalu jauh, karena aku tidak yakin Fredella chan akan menahan diri padamu lagi, hihihi. "

" akan saya ingat nasehat anda, kalau begitu saya permisi lagi. "

Aku segera berbalik untuk pergi meninggalkan ruangan ini.

" hei tunggu, kenapa kau selalu meninggalkan ku. Saya mohon izin pergi. "

Fredella mulai berlari mengikutiku.

" seperti biasa, mereka memang cocok. "

Ucapan sang ratu terdengar pelan.

" ya, anak itu memang memiliki pesona seperti ibunya. "

" itu juga berlaku bagi ke empat anakmu yang lain Shoichi san. Keberadaan mereka benar-benar mengguncang dunia. "

" hahaha, sebagai ayah aku hanya bisa mengawasi mereka agar memilih jalan yang mereka kehendaki. "

" kalau begitu sebagai ibu, aku juga harus membimbing anak-anakku untuk mendapat calon yang mereka sukai serta punya masa depan cerah. "

Tatapan kemenangan mulai ditunjukkan sang Ratu.

" itu tergantung keputusan mereka, dan juga Cleo dan aku pasti akan mendukung apapun pilihan mereka. "

" jadi kuanggap kau setuju. "

" entahlah. "

Perdebatan singkat yang terjadi akan menentukan nasib kekaisaran ini dimasa depan.

Selanjutnya, tepat dibelakangku Fredella mulai membicarakan sesuatu.

" kau ini, kenapa Ketika bertindak tidak memberitahukannya padaku terlebih dahulu. "

" bagaimana menjelaskannya, ya. Ketika wanita berganti pakaian aku bisa melakukan berbagai macam kegiatan sekaligus, jadi bisa dibilang aku tidak terlalu suka untuk lama menunggu. "

" tapi aku tidak selama itu, hanya beberapa waktu saja. Justru kecepatanmu untuk menangkap mereka itulah yang tidak wajar. "

" habisnya, jika ada tikus yang berjalan ke bomber nuklir, tentu akan terkena radiasi nuklirnya. "

" apa yang kau bicarakan ? "

" hanya perumpamaan. "

" aku tidak mengerti, ketimbang hal itu, apa kau menggunakan regu Mitsume mu ? "

" ya, bisa dibilang seperti itu. "

" akhirnya rasa penasaranku terjawab, kupikir kau sendiri yang menangkap mereka semua dalam sekejap. "

" hei, aku tidaklah sekuat Robert. "

" pengawal kakakmu itu, ya dia memang kuanggap salah satu orang yang mampu bertarung melawanku. "

" tentu aku berada jauh dibawahnya. "

" aku tidak yakin akan hal itu, kau hanya tidak pernah serius. "

" mau bagaimana lagi, aku dipaksa untuk berada diposisi ini. "

" jadi, kau tidak menyukainya ? "

" ketimbang tidak menyukainya, lebih tepat disebut belum terbiasa, tugas tetaplah tugas. aku hanya perlu mengerjakan bagianku dan akhirnya aku bisa libur di akhir pekan. "

" kau memang benar-benar aneh. "

" ya maaf kalau kau punya atasan yang aneh sepertiku. "

" hei, apa kau punya waktu luang ? "

" aku sekarang luang, dan ingin melanjutkan waktu tidurku. "

" apa kau tidak ingin berkeliling sebentar ? "

" ide menarik, aku sendiri cukup penasaran dengan isi istana ini. "

" ya, aku akan mengantarmu berkeliling tempat ini. "

Kami pun berjalan ke setiap tempat yang tampaknya menarik, Fredella menjelaskan tentang sejarah tentang setiap tempat disini, kurasa umur istana ini memang sudah tua. Meski begitu, bangunan ini terawat dengan baik.

Cukup aneh, bagi negara yang selalu kalah berperang.

" hei Fredella bisakah aku bertanya tentang sesuatu ? "

" boleh, apa itu ? "

" kenapa disetiap sudut tempat ini selalu terawat, bukankah dana kalian habis untuk berperang. "

" mungkin ini pertanyaan yang wajar, memang kami selalu kalah berperang, namun itu terjadi di era Raja yang dulu, di kepemimpinan Otou sama kekalahan kami terjadi tidak terlalu sering. Soal kenapa tempat ini terlihat terawat, kurasa kau sudah menyadarinya kalau bangunan disini memiliki jumlah sihir yang melimpah, jadi dia akan meregenerasi tubuhnya sendiri Ketika terjadi sebuah kerusakan. "

" begitu ya, pantas saja kepekatan sihir disini terasa padat. Namun, ini sama sekali tidak mengganggu orang biasa, jalurnya benar-benar rapi. "

" aku kagum dengan matamu itu, bisa melihat sesuatu yang seharusnya menjadi keahlian para penyihir kelas atas. "

" aku bukanlah penyihir lho. "

" tapi jika kau mau, kau bisa jadi penyihir dengan mudah. "

" heti, tolong jangan mengatakan kalau kerja keras itu tidak berarti. "

" tapi bagi mereka yang berbakat itu merupakan hal wajar. "

" aku tidak tertarik kearah sana, mungkin lain ceritanya jika ada banyak Elf dan wanita kelas atas didalamnya. "

Dalam Gerakan cepat, Fredella langsung mencubit pipiku dengan keras.

" hwei heiwew, ini swakit. "

" ini hukuman untukmu. "

Setelah beberapa saat kami Kembali ke kondisi semula.

" kenapa kau tiba-tiba melakukan hal itu. "

" karena kau menyebalkan. "

Lalu, dia tiba-tiba mengulurkan tangannya padaku.

" meski begitu, aku tidak bisa membiarkanmu tersesat, genggam tanganku. Aku akan menunjukkanmu tempat yang terbaik. "

" tidak, aku merasakan niat buruk dibalik tindakanmu itu. "

Aku mencoba melarikan diri.

Tanpa basa-basi, Fredella langsung menggenggam tanganku dan menarik ku kearah yang ditujunya.

Kurasa ini sedkit memalukan berjalan bergandengan tangan Bersama Ojou sama sambil dilihat banyak orang disepanjang perjalanan.

Bab berikutnya