webnovel

Kemampuan yang Mengerikan

Setelah ditarik masuk kedalam mobil, Indah masih tidak bisa merasakan tubuhnya sendiri, terutama dibagian bibirnya.

Beberapa saat yang lalu, Rafael sungguh menciumnya dengan sangat intens.

Dia dapat merasakan ciuman itu bukan ciuman biasa, namun penuh dengan gairah dan nafsu yang menggebuh.

Indah secara tidak sadar melirik kesamping, dia hanya melihat wajah rafael yang tanpa ekspresi seperti biasa. Terlihat seolah-olah tak ada yang terjadi. Pria ini sungguh seorang iblis.

Dia mengambil keuntungan dari Indah dan tidak merasa bersalah sedikitpun, Indah bahkan masih merasakan kebas pada bibirnya yang telah dilumat oleh Rafael dengan ganas.

Merasakan tatapan Indah ke arahnya, Rafael berbalik dan melihat ke arah Indah.

Tatapannya langsung tertuju pada bibir Indah yang masih memerah karena ulahnya, hasratnya yang mulai teredam kini mulai membara kembali.

"Ada apa?" tanya Rafael dengan senyum licik di wajahnya.

Mendengar pertanyaan Rafael, membuat Indah kembali tersadar. Indah hanya membuang muka dengan ekspresi yang penuh kemarahan.

Melihat tingkah Indah yang seperti itu, membuat Rafael tertawa kecil. Indah terlihat sangat imut saat sedang marah.

"Jangan bilang kamu marah karena kita telah berciuman! Ingat, aku tak perna memaksamu, bahkan akulah korbannya disini!" Rafael tidak tahan untuk menggoda Indah sekali lagi.

Mendengar perkataan Rafael, wajah Indah menghitam seperti pantat panci. Pria Iblis ini sungguh mengaku sebagai korban disaat dirinyalah yang menderita kerugian besar?! batin Indah.

"Kamu....!!!" Indah menunjuk marah ke arah Rafael, namun kata-katanya tercekal di tenggerokannya. Dia sungguh tak tau harus berkata apa dihadapan pria iblis yang tak tau malu ini.

Rafael begitu senang saat Indah tak mampu membantah perkataannya.

"Bukankah kau yang terlebih dahulu menciumku? Aku bahkan berusaha menolak, namun kau tetap memaksaku!" kata Rafael dengan ekspresi tersakiti yang dibuat-buat., seolah Indah melakukan pencabulan terhadap dirinya.

Setelah mendengar kalimat Rafael selanjutnya, membuat wajah Indah yang semula hitam karena amarah, kini memerah hingga ke daun telinganya. Indah segera memalingkan wajahnya, dia sungguh sangat malu saat ini.

Indah tak bisa menyangkal perkataan Rafael, memang dirinyalah yang pertama kali mengecup bibir Rafael. Namun Rafael segera mengubahnya menjadi sebuah ciuman yang intens, dan justru Indahlah yang berusaha melepaskan diri dalam cengkraman Rafael saat itu.

Tapi pria iblis ini mengaku bahwa dirinyalah yang di paksa? Yang benar saja, dia bahkan sangat menikmatinya. Indah sungguh tak ingin berbicara sepatah katapun pada pria iblis itu lagi, itu hanya akan membuatnya gila.

Jujur saja, baru kali ini Indah melihat versi Rafael yang seperti itu. Selama ini Indah berpikir bahwa ekspresi dan sikap Rafael hanya satu, yaitu datar dan dingin.

Bahkan semua orang yang ada di sekitarnya mengatakan, bahwa Rafael tidak jauh berbeda dari sebuah patung hidup yang membawa hawa dingin dari kutub utara dan membuat semua orang ketakutan.

Jadi dari mana Rafael belajar bersikap seperti seorang pria mesum yang licik, bahkan kemampuan membualnya di atas rata-rata.

Jika Indah tau siapa orang itu, maka dia tidak akan segan-segan mengulitinya hidup-hidup.

"Hachi.."

Di sisi lain, Linggar yang sedang menyetir mobil ke arah kediaman Randolph tiba-tiba saja bersin.

"Mengapa suhu di dalam mobil tiba-tiba menjadi sangat dingin? bulu kudukku bahkan terasa merinding!" ucap Linggar dengan perasaan aneh. Linggar sungguh tak tau bahwa seseorang telah berniat untuk membuatnya menderita tanpa sengaja, dia hanya bisa menyalakan pemanas suhu di dalam mobil untuk menghilangkan hawa dingin yang mencekam.

__________________________________________

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, Rafael dan Indah akhirnya sampai di sebuah rumah yang terletak di tengah kota.

Rumah itu terlihat sangat besar dan megah, tidak berbeda jauh dengan kediaman Rafael saat ini, bahkan terlihat lebih luas dan besar.

Setelah melewati pos penjagaan, beberapa pelayan datang menghampiri mereka dan membawah mereka masuk ke dalam rumah.

Semenjak Rafael masuk ke kediaman Ardolph, yaitu kediaman keluarga besar Demian. Ekspresi Rafael berubah dingin dan tidak bersahabat.

Meskipun orang dari luar tak dapat membedakan perubahan ekspresinya yang datar, namun Indah yang berada di sampingnya masih bisa menyadari perubahan menakutkan itu, membuat bulu kuduknya merinding saat menoleh ke arah Rafael.

"Mengapa pria iblis ini menjadi lebih menakutkan dari biasanya? Seolah pria yang di lihatnya beberapa saat yang lalu adalah orang yang berbeda." batin Indah.

"Nak Rafael sudah lama tak bertemu dan kamu sudah sedewasa ini? " Suara seorang pria tua terdengar dari atas tangga saat tengah melangkah turun.

Dia melangkah turun dengan bantuan sebuah tongkat di tangan kirinya.

"Kakek Ardolph. " ucap Rafael dengan tersenyum.

Aura menakutkan yang keluar dari tubuh Rafael sebelumnya, menghilang begitu saja. Terlihat jelas bahwa Rafael sangat menghormati pria tua itu saat Indah memperhatikan percakapan keduanya.

"Ada keperluan apa yang membawamu kesini? Jangan bilang kamu ingin menyelamatkan bocah brengsek itu!? " kata Tuan Ardolph dengan nada terdengar marah, namun kemarahannya tidak sampai ke matanya.

Dia jelas tidak akan bisa marah dengan pemudah jenius seperti Rafael yang sopan dan beradab.

Berbanding terbalik dengan cucu kandungnya sendiri yang tak terkontrol dan begitu bebas.

Melihat Rafael yang hanya membalas pertanyaannya dengan tersenyum, Kakek Ardolph tau bahwa dia telah menebak dengan benar.

"Huh..... Bocah brengsek itu sungguh beruntung memiliki dirimu sebagai sahabatnya! " Desah kakek Demian dengan pasrah.

Awalnya kakek Ardolph masih ingin menghukum cucu nakalnya itu sedikit lebih lama. Namun karena Rafael secara pribadi datang kepadanya, dia hanya bisa melepaskan bocah brengsek itu begitu saja sekarang.

Rafael bukan sekedar seorang pemudah yang dikagumi oleh kakek Ardolph saja, namun bisa dikatakan bahwa Rafael merupakan muridnya sendiri yang dia ajari sejak Rafael masih sangat-sangat mudah.

Dari kakek Ardolph lah Rafael belajar cara berbisnis dari awal. Karena seluruh keluarga Rafael hanya berkecimpung di dunia militer, maka Rafael tidak bisa belajar banyak dari keluarganya sendiri dan berakhir sebagai murid kakek Ardolph pada akhirnya.

Kakek Ardolph yang semula hanya menggoda kecil Rafael yang mudah saat itu, tidak menyangka akan mendapati Rafael yang sangat tertarik dan bahkan sedikit terobesi hanya dengan beberapa kata mengenai bisnis darinya.

Tanpa di duga, dengan pengetahuan dasar yang cukup kuat yang dipelajari Rafael dari kakek Ardolph, kemampuan Rafael dalam berbisnis meningkat pesat setelah hanya belajar dasar-dasarnya dalam setahun.

Memiliki cucu yang jenius dan berbakat seperti itu, merupakan impian kakek tua ini. Namun apa daya, dia hanya memiliki satu orang cucu laki-laki saja, bahkan cucunya itu memiliki kepribadian yang membuat kakek Ardolph selalu marah.

Alangkah baiknya jika dia memiliki cucu kandung seperti Rafael, atau setidaknya Demian memiliki seperempat kecerdasan Rafael saja, itu akan lebih baik di banding dengan Demian si bocah brengsek yang selalu membuat masalah dimanapun dia berada.

Untuk Demian sendiri, jangankan menjadi penerusnya, dia malah selalu membuat ulah, entah sudah berapa kali Demian mempermalukan nama baik keluarga. Saking banyaknya hingga kakek Ardolph tidak dapat menghitungnya lagi.

"Kalau begitu kamu langsung naik saja ke atas untuk melihatnya! Usahakan jangan terlalu terkejut ketika kamu melihat babi di atas sana! " Kata kakek Ardolph sambil melambaikan tangannya dengan cepat. Dia tidak mau memikirkan bocah brengsek itu lagi saat ini, yang membuat kepalanya begitu sakit.

'Babi? ' Indah yang sejak tadi hanya mendengarkan bembicaraan antara Rafael dan kakek Ardolph terlihat bingung saat Kakek Ardolph mengatakan seekor babi.

'Mungkinkah sebagian orang kaya akan suka memelihara babi dalam kamar mereka?' Batin Indah yang masih terlihat bingung. Begitulah pemikiran seorang gadis lugu yang berasal dari desa.

Saat Rafael dan Indah melangkah naik, Kakek Ardolph seolah melupakan sesuatu.

Kakek Ardolph lalu berbalik sekali lagi dan melihat ke atas tangga, yang membuatnya tersadar bahwa Rafael bersama seorang pria mudah yang cukup tampan.

"Ck, kemampuan anak ini sunggug mengerikan, dia bahkan mampu menghilangkan keberadaan orang yang berada disampingnya. Aku bahkan tak menyadarinya sama sekali." ucap kakek Ardolph sambil menggelengkan kepalanya.

Dia sudah tau sejak dulu bahwa selain berbisnis, Rafael juga sangat berbakat menjadi seorang prajurit yang tangguh.

Jika saja Rafael sungguh menjadi seorang prajurit dan masuk dalam militer, dengan menggunakan IQ dan kemampuannya yang luar biasa, tidak akan sulit baginya untuk menjadi petinggi nomor satu dalam militer.

Bab berikutnya