webnovel

Gelisa hanya untuk Memikirkannya

Semua orang tercerahkan dan seolah seperti merasakan suatu keajaiban, segala macam pemikiran dan pertanyaan muncul di kepala mereka.

"Apakah ada di antara kalian yang menyadari, baru saja Kakak EL berbicara lebih dari satu kalimat yang lengkap, ahh apakah itu semua ada 21 kata? Ya tuhan siapa pun perempuan itu, dia pasti sangat hebat!" ucap Lili tak percaya.

Tentu saja semua orang menyetujui perkataan Lili, bukankah selama ini Rafael hanya akan berbicara dalam satu kata saja, bahkan dalam satu harian penuh dia biasanya tak berbicara.

Sudah di pastikan, wanita itu seperti yang dikatakan Rafael, dia yang terbaik dan tak ada bandingannya.

_______________________________

Rafael yang duduk di atas kursi, menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong, wajah kakunya yang tanpa ekspresi menatap kosong.

Tak ada seorangpun yang tau apa yang sedang dia pikirkan sekarang, dengan sebelah tangannya yang memegang selembar foto berwarna.

Dia merindukannya, yah.. Dia sangat merindukan gadis itu sekarang. Baru seminggu tak melihatnya, hatinya sudah merasa tak tenang.

Sebelumnya, seminggu yang lalu Rafael berencana untuk pulang ke kediamannya sendiri, namun melihat kakek yang sedikit kesulitan menghadapi para pria-pria tua bangka yang menjebaknya, dia terpaksa mengurungkan niatnya.

Rafael membantu kakek membalaskan dendam keluarganya dengan sangat keras dan sadis, membuat pria-pria tua bangka itu tak bisa berkutik sedikit pun.

Akhirnya hanya dalam seminggu, mereka berhasil memberikan balasan menyakitkan atas apa yang mereka lakukan terhadap ahli waris keluarga Pradianata, yaitu Rafael beberapa saat yang lalu.

Mungkin ini saatnya untuk dirinya kembali, apakah gadis itu juga merindukan dirinya? Apakah dia juga tak bisa tidur nyeyak dimalam hari saat memikirkan dirinya? pikir Rafael.

Hanya Tuhan yang tau betapa tidak tenang dirinya tinggal di rumah besar beberapa waktu ini. Setiap di siang hari akan merasa seperti linglung, lalu di malam harinya gelisa hanya untuk selalu memikirkannya.

Di saat Rafael sedang termenung, sebuah suara ketukan yang berasal dari pintu kamarnya terdengar.

Tok...tok...tok..

"Kecil EL, apa kau sudah tidur?" itu adalah suara Ibu Rafael.

Setelah berbicara, Ibu Rafael melangkah masuk kedalam kamar.

Melihat Ibunya yang masuk dari pintu, Rafael mengangkat kepalanya dan melihat ke arah ibunya dengan ekspresi datar.

"Sayang, apa kau bisa memberikan waktu untuk berbicara denganmu?" ucap ibu Rafael.

Rafael lalu bangkit dari atas kursi dan duduk di atas kasur, memberikan tanda pada Ibunya untuk berbicara.

Saat melihat persetujuan dari anaknya, ibu Rafael tersenyum hangat dan duduk di sebelah Rafael.

"Sayang, kamu sungguh memiliki seorang yang kamu sukai? Apa kalian sudah berpacaran sekarang?" tanya Ibu Rafael dengan hati-hati.

Rafael ingin menjawab pertanyaan itu, namun dia juga tidak tau bagaimana hubungan antara dia dan Indah saat ini.

Dia bahkan belum tau pasti bagaimana perasaan Indah terhadap dirinya, apakah dia juga menyukainya atau tidak?

Namun satu yang pasti, hanya dia seorang dan satu-satunya yang perna menyentuh Indah. Perasaan sebagai yang pertama itu sungguh luar biasa, dia bahkan mengingat setiap detail kejadian di malam itu, dari suara rintihan dan rasa nikmat yang menjalar keseluruh tubuhnya.

Memikirkan hal itu, Rafael sudah tidak mendengar pertanyaan Ibunya yang selanjutnya. Dia tenggelam dalam dunia fantasinya sendiri, dan itu juga merupakan kali pertama untuk dirinya.

Bab berikutnya