Hari ini aku akan bertemu dengan seseorang yang akan mempekerjakan aku sebagai asisten rumah tangga.
Oh hai, kenalin aku Jung Rena. Aku baru saja lulus kuliah. Aku mengambil jurusan ekonomi saat aku kuliah. Usia ku baru--- tepat nya kemarin 22 tahun.
Hm, sebenarnya aku bisa saja bekerja di sebuah perusahaan ataupun di tempat yang bagus. Tapi kalian tau kan mencari pekerjaan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Bahkan di drama-drama pun, sering kalian tonton bagaimana seseorang sulit mencari pekerjaan. Ya meskipun akhirnya mereka akan mendapatkan pekerjaan dengan cepat.
Ya itu sih di drama ya, tapi kalau di dunia nyata? Hm, seperti nya mustahil untuk langsung menemukan pekerjaan.
Oke, itu hanya intermezo saja. Mari kita bahas kembali apa yang sedang kita bicarakan.
Sekarang kaki ku sudah menginjak di lantai rumah yang akan menjadi tempat aku bekerja. Aku menghela napas panjang sebelum akhirnya aku mengetuk pintu rumah itu.
Tak butuh waktu lama aku menunggu, pintu bercat putih itu akhirnya terbuka dan memperlihatkan wanita cantik berusia sekitar 30 tahun.
Aku membungkukan badan ku hormat, "Selamat siang Nyonya." sapaku ramah.
"Masuk." titah nya.
Aku mengangguk, dan mengikuti sang tuan rumah masuk ke dalam rumah. Saat didalam, mulut ku langsung menggumamkan kata 'wow'. Rumah nya seperti istana, besar dan mewah.
"Kamu yakin mau bekerja disini?" tanya nya setelah ia sudah duduk.
"Saya yakin nyo---"
Aku menuntup mulut ku ketika sang tuan rumah mengangkat tangan nya. Aku agak bingung dengan tuan rumah yang mengangkat tangan nya. Aku salah bicara?
"Jangan panggil nyonya. Panggil aja ibu Na Jaena." kata nya tersenyum.
Aku langsung bernapas lega mendengar alasan sang tuan rumah. Ku kira aku ada salah bicara, meski belum banyak bicara. "Ah~ baiklah nyo--- bu Na Jaena." kataku agak gagap.
Nyona Na tersenyum, "Jadi apa kamu yakin mau bekerja di sini?" tanya nya lagi.
"Saya yakin. Lagi pula mencari pekerjaan itu agak sulit, jadi selama ada kesempatan bekerja, aku tidak akan menyia-nyiakan." kataku panjang lebar.
"Baiklah jika itu mau mu, saya tidak bisa memaksa." kata nyonya Na.
"Ya ibu." kataku seraya bangkit berdiri.
"Ya sudah kamu boleh pulang dulu, besok tolong kembali lagi." kata nyonya Na.
"Baik bu, saya permisi." aku membungkukan badan ku lalu meninggalkan rumah Nyonya Na.