webnovel

Trauma...!!

Nyonya Mo terlihat menuruni anak tangga dengan membawa nampan berisi makanan yang masih utuh diwadahnya, wanita paruh baya berhati lembut itu sedikit gelisah ia memberitahukan keadaan nyonya besar rumah megah itu yang masih enggan menelan sebutir nasi pada sang pemilik kuasa.

"Tuan... nyonya Safira masih belum mau makan, dia juga masih tak mau meninggalkan kamar, suhu badanya sepertinya naik karena dengan berada disampingnya saja saya sudah merasakan hawa panasnya." lapor nyonya Mo pada Ryuji

Pria yang selalu memasang wajah datar, kaku dan dingin itu kali ini tak kuasa menyembunyikan kegelisahan dalam hatinya ia meremas tanganya dalam genggaman.

"Tuan sejak penculikan nyonya dua hari yang lalu, tuan belum kekamar untuk mengunjunginya, apakah tidak sebaiknya tuan melihat kondisi nyonya?" Kata Yurin memberikan saran

Ryuji masih tak bergeming, ia masih mondar -mandir mencari solusi dikepalanya sendiri. Kini nyonya Mo, Yurin dan tuan Tomo dibuat bingung dengan sikap bos yang selalu ia segani itu, tak pernah sekalipun Ryuji menunjukan sikap seperti sekarang ini, dia begitu gelisah dan mengkhawatirkan seseorang hingga tak mampu berfikir jernih."

"Tuan saran Yurin sepertinya adalah saran terbaik untuk saat ini, dengan melihat kondisinya secara langsung tidak hanya nyonya tapi tuan juga akan merasa lebih baik." semua karyawanya itu tak mengetahui bahwa antara Ryuji dan Safira tak pernah ada ikatan secara utuh, pernikahanya hanyalah perjanjian diatas kertas, dan Safira hanya menyimpan kebencian padanya, Ryuji dibuat bingung oleh situasi yang dihadapinya sendiri.

Pria kekar itu menempatkan dirinya pada sebuah sofa dia menghela nafas panjang dan meminta semua orang meninggalkanya dengan nyonya Mo sendiri.

"Aku tak tega melihat keadanya, meski begitu aku sangat menghawatirkanya, aku ingin menemuinya tapi, bahkan dia mengusir dokter yang hendak memeriksanya, aku terlalu takut mendekatinya."

"Tuan.... tuan adalah suaminya mengapa tuan takut?"

"Dia memiliki trauma dimasa lalu dengan hubungannya dengan beberapa lelaki."

nyonya Mo terbelalak mendengar perkataan tuanya tak percaya

"Apakah nyonya pernah mengalami kejadian buruk?"

"hmmmm... ya.. dia pernah menjalin beberapa hubungan dengan dengan beberapa pria awalnya semua berjalan lancar tapi kisahnya selalu berakhir dengan penghiantan, suatu ketika dia menjalin hubungan dengan seorang anak pengusaha tapi ternyata Safira hanya dimanfaatkan untuk dijadikan model majalah dewasa yang diproduksi perusahaan ayahnya, setelah kejadian mengerikan itu lama dia tak menjalin hubungan dengan seorang lelaki hingga dia bertemu dengan Ferdinan seorang aktor yang sedang naik daun kala itu susah payah Safira membuka hati untuk Ferdinan tapi setelah ia mempersembahkan cintanya Ferdinan justru hendak menjadikanya pelampiasan nafsunya, beruntung dia bisa menyelamatkan dirinya. Safira sangat trauma dengan setiap adegan pemerkosaan maka dari itu saat ini dia mengurung dirinya dikamar aku bisa merasakan ketakutanya melihat dunia."

"Oh... Tuhan benarkah nyonya mengalami hal seburuk itu sebelumnya?? tuan saya pernah mendengar bahwa menyembuhkan sebuah rasa yang menyiksa hati adalah dengan menangis, sejak nyonya memasuki kamarnya kemarin lusa ia tak menunjukan ekspresi apapun. temuilah nyonya berikan pelukan sayang dan mintalah dia menangis, saya yakin setelahnya nyonya akan baik kembali" nyonya Mo memberi nasehatnya dengan sangat berhati- hati.

"tidak... mana mungkin aku memeluknya?? dia akan kembali berfikir buruk tentangku dan kondisinya bisa semakin memburuk." Ryuji memalingkan wajahnya menutupi lemahanya dari nyonya Mo, sayangnya wanita paruh baya itu telah mengenalnya sejak usia balita hingga Ryuji menganggapnya sebagai ibunya sendiri jelas ia tahu betul watak asli Ryuji. Sesungguhnya Ryuji telah memintanya menjadi Ibu darinya saat tinggal di rumah megah itu tapi wanita itu menolak, tak ada pilihan lain selain menjadikanya asisten rumah tangganya agar Ryuji bisa selalu dekat denganya.

"Tuan peluklah dia dengan segenap rasa cinta yang anda miliki padanya, saya yakin dia akan merasakan kasih sayang tuan padanya." Senyum nyonya Mo meyakinkan Ryuji untuk melaksanakan arahannya

Ryuji memasuki kamar tidurnya dengan langkah ragu dijumpainya wanita yang ia cintai duduk meringkup diatas kasur, tatapanya kosong, bekas lukanya sudah mengering tapi luka yang sebenarnya semakin dalam. Pria itu mendekati Safira, ia hendak meraih tangan wanita yang ia cintai tapi Safira malah meronta dan memukuli Ryuji, Ryuji semakin kuat menggenggam tangan Safira dan meletakanya dalam pelukan tubuh kekar mantan atlit Karate itu. Awalnya Safira meronta dan terus mendorong dada Ryuji tapi semakin lama tenaganya melemah entah karena perutnya belum terisi makanan sejak kemarin atau karena ia merasakan hangatnya pelukan Ryuji penuh cinta.

"Menangislah... menangislah sekuat tenagamu kumohon menangislah...."

dan buliran air mata itupun jatuh bercucuran dipelukan Ryuji hingga ia tertidur karena lelah menangis.

Bab berikutnya