webnovel

Secarik kertas, alamat

Elif menyodorkan secarik kertas ke tangan sahabatnya.

" ruqia lihatlah aku sudah mendapatkan alamatnya " ucapnya semangat sambil mengedipkan sebelah matanya.

" benaran ini alamatnya Jnas si tentara itu Elif ?" dengan dahi berkerut Ruqia membaca kertas yang di sodorkan Elif sahabatnya ketangannya.

" yuuppss lihatlah itu....!" Elif mengerlingkan matanya pada Ruqia

Ruqia membaca kertas itu sambil mengerutkan keningnya.

"Mosul sangat jauh dari sini Elif, butuh perjalanan tujuh jam ke sana " kata Ruqia sambil melihat jam di handphonenya

"tidak masalah, aku sudah tahu dan aku ingin ke sana, bukankah kamu punya paman di Mosul ?" kata Elif ia teringat dulu waktu di Indonesia Ruqia pernah bercerita mempunyai paman di Mosul adik dari ayahnya.

" memang tapi aku harus minta izin ammah dulu untuk pergi ke sana dengan mu, jika dia mengizinkan... yahh kita berangkat ke sana " ujarnya sambil mengambil makanan yang ada di meja samping mereka berdua.

"kamu tenang saja aku yang akan ngebujuk ammah agar kita di izinkan bisa pergi ke sana" kata Elif percaya diri.

"baik lah semoga berhasil, soalnya kita tidak bisa hanya pergi berdua saja ke sana, harus ada pria bersama kita karena ini terlalu bahaya" kata Ruqia.

Dengan semangat Elif menepuk bahu ruqia.

" aha bagaimana kalau kita mengajak sepupu kamu saja??"

Ruqia hanya mencibir ke arah Elif dan kembali fokus ke ponselnya.

di ruangan itu tidak hanya ada mereka berdua , ada ammah Nirah dan kedua saudara Ruqia yang lainnya yang mendengarkan percakapan Ruqia dan Elif dari samping meja makan dekat ruang keluarga yang sedang Elif duduki bersama Ruqia saat ini.

" aku rasa Elif benar , kenapa tidak mengajak Ahmed saja kau Ruqia bukankah dia calon tunangan mu"!? kata Nirah sambil mengedipkan sebelah matanya dan menunjuk jari manisnya , Ruqia menoleh tak terkejut ke arah Nirah kakaknya, dengan Nirah yang menyetujui usulan Elif karena saudaranya memang mencomblangi dirinya dengan Ahmed putra bibi mereka.

"niraaaah awas kamu ya !" Ruqia setengah berlari mengejar saudaranya dengan kesal , Nirah hanya tertawa dan cepat cepat berlalu dari hadapan adiknya sebelum tangan Ruqia memukul dirinya.

"berhenti Ruqia !! jangan berlari, aku akan setuju jika kalian pergi bertiga dengan Ahmed " kata ammah seraya melirik Ruqia dengan penuh bimbang.

Ruqia tak menginginkan ammah menyetujui usulan Elif dan Nirah untuk pergi bersama Ahmed tapi mau bagai mana lagi karena kondisi Irak yang tak memungkinkan saat ini, maka ia harus menyetujuinya juga, karena ia tahu sahabatnya yg keras kepala itu.

"baiklah terserah ammah saja bagaimana kalau kita berangkat besok" ujarnya kemudian

dengan perasaan gembira Elif memeluk sahabatnya

" horeeee kamu memang sahabat terbaik ku Ruqia" ucapnya semangat sambil mencium kedua pipi Ruqia.

" iiiiiihhhh Elif apaan sih " ucap Ruqia yang hanya di tanggapi senyuman oleh Elif.

Setelah itu mereka pun menghubungi Ahmed.

Malam harinya Ruqia berkemas kemas untuk keberangkatan mereka ke esokkan harinya ke kota Mosul.

sedangkan Elif hanya enak enakkan sibuk bercanda ria di ponselnya dengan Jnas pemuda yang akan di temuinya besok.

Bab berikutnya