webnovel

Demi Uang

Chapter ini agak-agak berbau drama. Ditahan-tahan ya.

"Maafkan aku, Suki ... tapi kita tidak punya pilihan."

"Tapi kamu tidak harus melakukannya, Linx."

Linx memberi Kimansu kecupan pipi sebagai jawaban.

"Suki, walau bagaimanapun aku adalah ratu. Sudah tugasku mempermudah tugasmu sebagai raja."

Kimansu berjalan lemas sepulang dari istana. Kini dia tahu alasan Linx terburu-buru menemui Raja Minerva.

Linx adalah bangsawan kaya. Dia adalah orang penting di Kerajaan Gardhas yang merepresentasikan kaum demi-human. Si loli itu mendapatkan banyak fasilitas dari kerajaan atas jasa-jasanya mendamaikan demi-human dengan manusia. Bukan hanya kaum beastman, Linx juga mewakili kaum elf, dwarf, dark elven, dll. Tapi sejak Kimansu mendeklarasikan kesungguhannya sebagai raja, Linx menjual semuanya demi kemajuan Kerajaan Bulu-bulu.

Walau bagaimanapun kerajaannya butuh uang. Mau tidak mau Linx merasa harus berkorban meski Kimansu agak keberatan. Kimansu bingung apakah dia harus merasa beruntung menjadi suaminya atau merasa bersedih karena mengajak si kucing itu hidup miskin. Di kantor guildmaster petualangpun Kimansu meluapkan semua rasa frustasinya.

"Siaalll!!!!"

"Bisakah kamu berhenti teriak-teriak tidak jelas?" Si Charma protes. Setelah menemui Linx, Kimansu kembali ke guild petualang untuk sesuatu yang si mantan dewa itu janjikan.

"Serius kamu tahu lokasinya?"

"Iya. Kita cari berdua setelah ini."

"Bagi hasilnya bagaimana?"

Si Charma justru terbahak-bahak.

"Aku ini terbiasa hidup sederhana sejak masih jadi dewa. Kerajaanmu lebih butuh uang. Aku ambil 10% saja."

Mata Kimansu berkaca-kaca. Dia tidak menyangka si dewa menyebalkan itu ternyata murah hati urusan uang.

Si Charma tahu bahwa Kimansu saat ini adalah raja. Dia juga tahu kondisi Kerajaan Bulu-bulu yang butuh sumbangan sana sini demi pembangunannya. Mantan dewa itu pun tanpa ragu memberi informasi tambang emas yang terletak di suatu dungeon.

Tapi satu yang tidak Kimansu ceritakan. Dia berusaha agar Charma tidak tahu bahwa istrinyalah si loli hot yang sedang si wibu itu cari. Kimansu tidak bisa membayangkan seperti apa reaksi si pedhopil itu kalau sampai semuanya ketahuan.

Tidak boleh! Lebih baik berbohong daripada dihina habis-habisan.

"Ingat baik-baik, Kimansu. Aku bukan hanya rekan party-mu. Aku juga akan mengajarimu seluk beluk software ilegal yang kamu pakai. Software itu bisa jadi pisau yang menusukmu sendiri kalau kamu tidak hati-hati. Kamu mengerti?"

Kimansu mengangguk. Sebagai orang yang sedikit tahu dunia IT, dia cukup paham dengan apa yang si Charma ucapkan.

Semua pahlawan selalu dibekali software resmi oleh N.A.O. Dengan software itu seorang pahlawan bisa membuka papan statusnya, mendapat quest, dan berkomunikasi dengan para dewa pendamping. Namun selayaknya software resmi, selalu ada batasan di mana pahlawan tidak bisa leluasa bertingkah di luar aturan.

Bagaimana dengan homeles hero?

Software yang mereka pakai adalah software ilegal. Software bajakan itu bisa diotak-atik sesukanya untuk mendapatkan berbagai kekuatan cheat. Seperti layaknya dunia IT, dengan software itu Kimansu bisa melakukan MOD bahkan BOT.

Namun, kelebihan itu justru menjadi berbahaya jika Kimansu sembarangan menggunakannya. Kimansu pun merasakan efeknya yang baru dia sadari setahun ini.

Kalau Kimansu pahlawan resmi dari N.A.O, maka quest-nya selalu berurutan. Dalam artian, tidak akan ada quest baru jika quest lama belum selesai. Namun sebagai homeless hero, Kimansu mendapatkan quest bertubi-tubi hingga dia bingung sendiri harus mengerjakan yang mana dulu. Jika itu dibiarkan, maka Kimansu bisa mendapat penalty dari quest-quest yang terlambat dia selesaikan.

Berbahaya, bukan? Namanya juga software bajakan.

"Baiklah, ayo kita kerjakan quest pertama kita." Si Charma bicara setelah beranjak dari kursinya. Dia mengenakan seluruh zirah lengkapnya yang semakin menambah ketampanannya sebagai karakter ikemen.

Kimansu tidak lagi cemburu. Dia mulai kagum dengan gaya keren si Charma yang bagai langit dan bumi jika dibandingkan dengan dirinya. Demi mendapatkan tambang emas untuk kerajaannya, dia terpaksa menuruti apapun yang si tampan itu perintahkan.

Mau bagaimana lagi?

"Semua bekal sudah kamu bawa?" Si Charma bicara lagi.

"Sudah aku taruh di sini," jawab Kimansu sambil membuka bagian depan celana kolornya.

Sekilas Charma memandang jijik. Tapi dia urungkan niatnya mengkritik karena sebagai mantan dewa dia pasti tahu cara kerja kantong ajaib itu.

"Tidak apa-apa. Tapi kalau sampai ada sehelai saja rambut keriting di makananku, kamu tahu akibatnya!" Si Charma mengancam. Dia pun membuka pintu kantornya dan berkata, "Ayo berpetualang!"

PIP!

[Quest Party: Mencari tambang emas dimulai

Member

Kimansu: Defender

Charma: Attacker]

Hmm ... Mantan dewa pengacau berpetualang bareng hero yang juga kacau.

Seperti apakah petualangan mereka?

Ruddkillzcreators' thoughts
Bab berikutnya