webnovel

Jonathan Menghilang ( Bab 39 )

Penyesalan menjadi penghukum saat aku menyianyiakan kesempatan.

Aku sadar hadirmu teramat berarti di hidupku tapi entah mengapa menyatakan perasaan ku yang sebenarnya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Kali ini bukan aku yang pergi, tapi kau yang meninggalkan entah karena bertahan sangat menyakitkan atau karena kau sedang berjuang melupakan.

Aku tak bisa marah hanya menyesal karena pada akhirnya hanya mampu menatap kepergian mu. Aku tak berani mencegah atau bahkan meminta mu untuk kembali. Aku tak punya hak, karena sejak awal aku yang meminta mu pergi.

Dua hari tanpa berita, perusahaan yang penuh dengan kesibukan membuat hati Shella terasa kosong tanpa suasana hangat. Sesekali Shela memandang ke arah ruangan Jonathan sebelum masuk ke ruangannya. Memohon suatu keajaiban pria itu bisa keluar dari pintu dan tersenyum ke arah Shella. Tapi semua hanya hayalan. Semua hanya harapan.

" Apa Kakak baik-baik saja ? Tanya Luna menyentuh pundak Shella membuat Shella segera tersadar dari lamunannya.

"Yah... I'm Fine.

Setidaknya itu yang ingin kalian dengar bukan , kata-kata aku baik baik saja. Setidaknya mampu menenangkan rasa. Walau sebenarnya dia sudah membawa pergi hati yang baik baik saja dan meninggalkan sejuta pertanyaan.

Dua bulan berlalu

Perasaan ku masih sama masih menetap pada sosok yang lama. Melihat hujan di bulan November mengingat kan ku bahwa biar langit dan bumi tak menyatu lewat hujan mereka saling membalas rindu.

Shella yang terbawa lamunannya menatap jendela seolah menghitung tetesan hujan yang jatuh tak terhingga. Wajahnya kusam seolah sedang merindukan sesuatu. Bahkan karena terbawa perasaan, Shella tidak mengetahui Lia dan Tia sudah berada di ruangan tersebut.

" Shella.... ! Shella... panggil Tia beberapa kali namun Shella tetap asik di dalam lamunannya.

" Aku mengkhawatirkan dia. semenjak Jonathan meninggalkan negara ini dia berubah menjadi pendiam dan sangat dingin. Jiwa dan tatapannya seolah kosong. Kata Tia dengan suara penuh khawatir.

" Shella....! Lia kembali menepuk pundak Shella dan saat itu Shella langsung saja menoleh terkejut sembari menyapa kedua sahabatnya.

" Ohhhh Hi... kalian ada di sini ? Kata Shella dengan senyum terpaksa yang mengembang lebar namun kedua sahabatnya terlihat sedih dan tidak membalas senyuman Shella sama sekali.

Tia duduk di sofa sembari berkata " Kenapa tidak jujur saja kepada perasaan mu, Apakah kau akan terus bersembunyi dan menutupi kebenarannya.

Shella menggeleng dan langsung bertanya " Maksud mu kebenaran Apa ? Tanya Shella.

" Kebenaran bahwa kau mencintai Jonathan. Kau tidak bisa terus bersembunyi dan mengelak. Kau akan terluka !

Shella merapikan kertas yang ada di atas mejanya sambil berkata " Memang apa lagi yang bisa aku lakukan ? Hubungan kami hanya akan jadi kenangan masa lalu. Aku tidak bisa bersamanya dan dia juga tidak di ciptakan untuk ku. Kata Shella.

" Hubungan ini tidak lah rumit tapi kalian berdua..., terutama kau yang membuat semua keadaan menjadi rumit. Kau cerdas tapi sayang kau terlalu pengecut. Kata Tia.

Suara Tia membentak Shella dengan kesal entah mengapa tapi Tia merasakan kekecewaan ketika mengetahui bahwa Shella dan Jonathan saling mencintai namun sulit menyatu.

Lia berlari mengejar Tia dan sempat menatap Lia sembari menggelengkan kepalanya. Shella terlihat terkejut dan frustasi saat melihat Tia begitu marah kepadanya.

" Dia benar aku pengecut dan aku sudah menipu perasaan ku sendiri.

Baru saja Kedua sahabatnya meninggalkan ruangan itu tiba-tiba pintu ruangan Shella terbuka kembali. Shella segera menoleh dan raut wajahnya berubah datar.

" Untuk apa kau kemari ? Tanya Shella.

Wajah Clara terlihat sangat marah dan Clara mengepal kedua tangannya berjalan cepat menghampiri Shella.

" Parrrrrrrrrr....! Clara menampar Shella dengan keras membuat wajah Shella terlempar ke samping kiri.

" Kenapa kau tidak bisa membiarkan hidupku bejalan tenang, Dulu kau juga melakukan hal ini. Karena mu dia pergi meninggalkan kita. Sekarang juga kau melakukan kesalahan yang sama. Joe ku pergi karena mencintai wanita bodoh seperti mu. Aku sangat MEMBENCI MU. Sa-ngat Sangat membenci mu. Kata Clara yang saat itu sudah berlinang air mata.

" Semua yang aku cintai pada akhirnya akan pergi karena ulah mu. Aku tidak tau sihir apa yang kau gunakan sehingga bisa mengguide kedua pria itu dariku.

Clara menarik rambut Shella dengan kasar " Katakan kemana Jonathan pergi, katakan sekarang juga Dimana dia. hikssss... Aku tidak bisa kehilangan Jonathan lagi. Aku tidak mau dia pergi. Cu-kup Jacob saja yang pergi karena wanita seperti mu. Tapi Jonathan aku tidak akan membiarkannya.

Clara melepaskan rambut Shella dengan kasar. Namun anehnya saat itu Shella hanya terdiam dan memandang punggung Clara yang sedang berjalan meninggalkan nya.

" Aku menolak Jacob karena aku tau kau menyukainya. Kata Shella membuat langkah Clara terhenti.

" Persahabatan kita dulu sangat indah, ketika kita bertiga tidak saling mengenal cinta. Semuanya sangat indah, Aku sangat menyayangi kalian berdua. Suara Shella yang mulai terisak.

Clara Menoleh dan menatap Shella sembari menghapus air matanya.

Shella berjalan selangkah mendekati Clara " Aku tidak pernah berniat mengambil siapapun darimu, malah aku sangat ingin waktu itu Jacob bisa menyadari perasaan mu. Aku tau kau sangat menyukai nya. Kata Shella.

" Kau tau segalanya tapi karena ulah mu !!! Kita kehilangan Jacob selamanya. Aku tidak akan pernah lupa, aku bahkan tidak bisa berhenti membencimu. Karena jika melihat wajah mu, kejadian itu akan selalu menghantuiku. Kau pembunuh sebenarnya, yang bersembunyi di dalam paras cantik mu. Kata Clara.

" Dan sekarang kau melakukan hal yang sama, Kau membuat Jonathan menghilang hanya karena mencintaimu. Tapi untungnya Jonathan menjauhi mu sekarang jika saja lebih lambat mungkin Jonathan akan bernasib sama dengan Jacob. Kata Clara

Clara berbalik dan melangkah meninggalkan Shella yang saat itu masih menangis tersedu-sedu di dalam ruangannya. Hati Clara tak bisa menerima maaf dari Shella meskipun Shella sudah berulang kali meminta maaf kepada Clara.

Clara bersandar di dinding lift dan menangis dengan keras " Aku bukan malaikat, aku berhak marah dan membencinya ! Aku juga Berhak untuk tidak memaafkannya. Kata Clara.

Bab berikutnya