"Diaaaa... hanya teman" Jawab Lion dengan senyum jahil.
"Hanya teman? di depan gadis ini dia bilang aku hanya teman, apa itu artinya gadis ini teramat special buat Lion?" Gumam Nana sambil menahan perih di sudut matanya.
"Oh, aku kira dia pacarmu" Lanjut gadis itu.
Lion hanya tersenyum dan kembali menyesap minumannya sambil menatap sepasang pengantin yang tampak bahagia dan menyapa tamu mereka satu persatu.
Nana benar-benar merasa sakit hati dengan pengakuan Lion hari ini, karena tidak kuasa menahan sakitnya, Nana berpaling dari Lion dan tanpa sepengetahuan Lion, Nana tiba-tiba pergi dari sisinya.
Menyadari Nana tidak ada di sampingnya lagi, Lion menjadi panik, dia melirik ke kiri dan ke kanan tapi Nana tidak terlihat juga.
"Nana kamu kemana sih? "Lion berjalan menyibak beberapa tamu dan berusaha menemukan Nana.
Setelah lelah mencari, Lion akhirnya menemukan Nana, dia melihat Nana tampak duduk dan murung di salah satu tempat duduk yang tidak jauh dari taman, perlahan Lion menghampiri Nana dari arah belakang dan dia tidak sengaja mendengar Nana bicara pada dirinya sendiri.
"Ohh hati aku mohon tenanglah! kamu tidak pantas merasa sakit hati melihat Lion bersama dengan wanita lain karena baginya kamu itu hanya teman, tapi entah kenapa hatiku tidak terima Lion mengatakan kalau aku hanya sekedar teman di depan gadis itu" Nana menunduk dan tidak kuasa menahan air matanya.
Mendengar itu, Lion akhirnya tau bagaimana perasaan Nana selama ini, dia tersenyum dan memeluk Nana dari belakang, "Kamu memang temanku tapi teman seumur hidupku, yang akan menemaniku sampai tua nanti, kamu satu-satunya calon istriku"
Nana terkejut melihat Lion memeluknya dari belakang, dia berbalik menatap Lion, dan pipinya mendadak memerah mendengar apa yang baru saja Lion katakan.
"Sejak kapan kamu di sini?" tanya Nana.
"Sejak kamu mengakui kalau kamu itu cemburu" Lion mulai menggoda Nana.
Nana langsung menunduk menahan malu, dia mendadak kehilangan kata-kata.
"Ahhh betapa malunya, kenapa aku bisa tidak tau sih kalau Lion sedari tadi ada di belakangku?" Gumam Nana sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Nana langsung menunduk menahan malu, dia mendadak kehilangan kata-kata.
Melihat Nana tertuduk menutup wajahnya Lion tersenyum dan langsung duduk di samping Nana.
Nana berfikir sejak kapan Lion menjadi seromantis begini? kata-katanya begitu rapi dan menyentuh hati, apakah monster berdarah dingin ini tiba-tiba menjelma menjadi pujangga? kenyataannya memang begitu, mungkin cintalah yang mengajarkannya semua itu.
Dengan pelan Lion membuka tutup wajah Nana seketika itu mata mereka beradu, dan untuk pertama kalinya Nana melihat tatapan Lion yang begitu lembut dan tulus.
"Nana" Panggil Lion.
"Mmmm" Nana tidak bisa memalingkan tatapannya dari Lion.
Lion memperbaiki duduknya kemudian menggenggam kedua tangan Nana sambil berkata, "Nana, aku tau kalau aku bukanlah lelaki yang baik, tapi bisakah kamu memberikan aku kesempatan untuk menjadi kekasihmu?"
"Dan soal perbedaan diantara kita, bisakah kita mengabaikannya?" Lanjut Lion
Mendengar perkataan Lion, Nana tersenyum dalam tangisnya, dia menarik nafas sambil mengedus, "Akan aku fikirkan"
"Aku butuh jawabanmu sekarang!" Desak Lion.
"Aku akan memberikanmu jawaban satu bulan lagi" Ucap Nana.
"1 hari" Tawar Lion.
"2 minggu" Lanjut Nana.
Lion tidak mau menyerah, "Kamu di korea tinggal 1 bulan lagi, jadi aku tidak ingin menyianyiakan waktu yang tersisa, jadi aku putuskan 3 hari lagi kamu harus memberikanku jawaban".
Nana merasa ngeri melihat ekspresi Lion, namun dia tidak mau nyerah begitu saja, "Baiklah, aku setuju 3 hari lagi aku akan memberikanmu jawaban, dengan satu syarat kamu harus mau mengikuti tes dariku, yang membuktikan seberapa tulusnya kamu padaku, bagaimana?"
"Setuju" Ucap Lion tanpa ragu.
Nana langsung tertawa mendengar jawaban Lion, Nana merasa gemes melihat Lion, dengan berani dia mencubit kedua pipi Lion, "Aaa anak manis, kamu lucu banget haha".
Lion menjepit alisnya melihat ekspresi Nana yang kegirangan, dia bahagia melihat Nana tertawa karena dirinya, meskipun selama ini tidak ada yang berani menyentuhnya tapi untuk Nana dia benar-benar menyerahkan dirinya.
Suasana pesta berjalan lancar, Lion dan Nana langsung kembali ke pesta dan ikut berjejer bersama para tamu untuk memberi selamat kepada David dan Mila.
Diantara para tamu pandangan Lion tertuju pada sosok gadis cantik dengan gaun panjang dan seksi, dia berjalan layaknya model papan atas. Walaupun sebenarnya dia memang model papan atas.
Melihat gadis itu ekspresi Lion menjadi aneh, dia ingat perempuan seperti apa gadis itu.
"Gadis menyebalkan itu berani sekali dia datang... " Gumam Lion dengan ekspresi jengkel.
Lion segera mendekati gadis itu dengan ekspresi yang dingin.
"Kenapa ekspresimu begitu menakutkan?" Nana tidak bisa menahan rasa penasarannya melihat ekspresi Lion yang sedari tadi mengerikan
Lion melirik Nana, "Ada parasit yang harus aku singkirkan"
"Aaaa? " Nana menjadi bingung mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Lion, "parasit? apa maksudnya menggunkan istilah menyebalkan begitu?" tanya Nana.
Lion mengabaikan Nana, setelah itu dia menarik tangan Nana untuk melangkah maju menyibak para tamu agar lebih dekat dengan gadis yang terlihat mulai menggoda David.
"Tidakkah kamu terlalu menyebalkan, sehingga membuat kami lama menunggu untuk mengucapkan salam pada pengantin?" Ucap Lion dengan jengkel.
Mendengar suara lelaki yang cukup akrab di telinga Rosalin, dia langsung berbalik dan kaget.
"Lion kamu..? "
"Lama tidak jumpa" Ucap Lion sambil tersenyum licik.