Sesaat kemudian, Yuri sampai di depan restauran langganannya bersama Joon.
Tiba-tiba saja langkahnya terhenti ketika melihat Joon tampak asyik ngobrol dengan seorang wanita yang Yuri tidak kenal.
"Dasar lelaki, tidak bisakah sehari saja dia tidak ramah pada wanita, apakah dia tidak sadar kalau sikapnya itu membuat orang sering salah paham, termasuk aku juga sih, Aaaa.... aaa... kesal... kesal.." Batin Yuri sambil berbalik dan tidak jadi masuk ke reatauran
Sedang di dalam restauran Joon tampak gelisah karena Yuri belum juga datang, tiba-tiba suara cempreng yang sedikit menggoda tedengar di telinga Joon.
"Ohh astagaaa... Joonnnnn.... " teriak seorang gadis yang penampilanya sangat glamor, di balut gaun hitam seksi diatas lutut, di padukan dengan bulu-bulu hitam melingkar di lehernya, rambutnya panjang dan kecoklatan, matanya di tutup dengan kaca mata hitam yang elegan.
Joon langsung menoleh karena dia merasa mengenal suara itu, "Tante Soo Yun?"
Soo Yun adalah sosialita yang cukup populer di kalangannya, dia adik bungsu dari ayah Joon yang usianya hanya beda 5 tahun dengan Ho Ryeon, selain itu dia masuk daftar wanita muda yang sukses dalam bisnis, perusahaannya bergerak di bidang parfum merek kelas atas yang berpusat di London.
Hidup Soo Yun sangat glamor, dia begitu menggilai barang mewah dan hobinya liburan ke berbagai negara hanya untuk belanja barang-barang mewah dan menemukan barang langka.
"Kapan tante datang ke Korea? " tanya Joon.
Soo Yun membuka kaca matanya sambil duduk di seberang Joon.
"Aku sampai tadi malam di rumah utama, aku kira kamu juga di rumah tapi kata pelayan kamu tinggal di apartemenmu"
"Kenapa tante tidak bilang kalau mau datang? kan Joon bisa jemput" ucap Joon.
"Ini gara-gara kakakmu Ryeon yang hampir membuat wajah tante berkerut, makanya tante lupa memberitahumu ,...aahhhh... kenapa aku harus memiliki keponakan menyebalkan seperti dia?" ucap Soo Yun.
Joon memicingkan matanya seraya bertanya
"Apakah tante ribut lagi sama dia? kali ini apa masalahnya?"
"Sudah lah jangan bahas artis gila itu, tante bisa kriput kalau ingat dia"
"Tapi tante sayang kan sama kakak he he?" Lee Joon tau betul, meskipun tantenya sering ribut dengan Ryeon tapi dia memberi kasih sayang yang sama pada kedua keponakannya hanya caranya yang berbeda.
"Tentulah, kalian berdua itu kebanggaan tante" jawab Soo Yun dengan bangga.
"Jadi, jangan marah sama kakakmu lagi ya " Lanjut Soo Yun.
"Mmmm kita lihat saja nanti" ucap Joon tanpa ekspresi, karena sebenarnya dia masih mengibarkan benderang perang dingin dengan kakaknya.
"Ngomong-ngomong bagaimana kabarmu tinggal sendiri di sini? " tanya Soo Yun.
"Baik " jawab Joon.
"Terus, tante ngapain di sini?" Lanjut Joon.
"Aku ada kencan buta di sini dengan anaknya dari temanya temanku, katanya dia sudah sangat ingin menikahkan putranya yang pintar dan tampan, dia juga bekerja di salah satu perusaan ternama di Korea selatan, makanya tante tertarik" Jelas Soo Yun.
Joon langsung tertawa kecil mendengar perkataan tantenya.
"Kenapa kamu ketawa? kamu kira tante ini sosilita yang betah sendiri?"
"Aiisss.... usia tantemu ini sudah 32 tahun dan sudah saatnya untuk menikah begitu kata ibumu yang setiap hari mengomeli tante" ucap Soo Yun dengan sedikit kesal.
Joon berhenti ketawa setelah itu dia mengangguk-anggukan kepalanya.
Sesekali Joon melihat jam dan melirik keluar dengan gelisah.
"Kenapa Yuri belum datang? " batin Joon.
"Sepertinya ada yang kamu tunggu? " tanya Soo Yun yang heran melihat Joon celingak celinguk gak jelas.
"Iya"
"Siapa? apa dia perempuan? " Soo Yun langsung kepo.
Joon tersenyum malu sambil berkata "Orang yang aku suka"
Mendengar jawaban Joon, Soo Yun menepuk bahunya beberapa kali sambil tersenyum, setelah itu dia memasang kaca matanya sambil berdiri.
"Akhirnya keponakanku yang pendiam punya kekasih juga, selamat ya he! "
"Kalau begitu tante akan pergi sekarang, selain itu tante tidak mau menggangu, dan jangan lupa bawa dia ke rumah dan kenalkan pada tante, ingat tante mengawasimu hee he. !" Setelah mengatakan itu Soo Yun pergi menuju meja yang sudah di pesannya.
Beberapa saat kemudian pesanan Joon datang, tapi Yuri belum juga kilihatan, Joon melihat jam dan waktu makan siang sudah hampir habis, dengan sedikit kecewa dia terpaksa makan sendiri.
Sementara itu di kantor One Soft, Jeha tertidur dengan sangat pulas, dia tersenyum melihat gadis yang muncul di mimpinya.
«Mimpi Jeha»
"Jeha, kenapa wajahmu terluka begini?" suara lembut gadis itu membuat hati Jeha berbunga-bunga.
Jeha menatap gadis itu dengan mata yang berkaca-kaca seraya menyentuh pipi tembemnya.
"Mayleen apakah ini kamu? " tanya Jeha dengan suara yang lembut.
Jilbab merah muda yang di kenakan Mayleen berkibar di terpa angin, dia tersenyum sambil menggenggam tangan jeha yang menyentuh pipinya.
"Ya ini aku, apa kamu merindukanku? " tanya Mayleen sambil tersenyum.
Tetesan bening mengalir dari mata Jeha seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ya aku merindukanmu, apa kamu bahagia?"
"Bagaimana mungkin aku bisa bahagia jika melihatmu seperti ini, Jeha tolong jangan lakukan ini lagi, tetaplah menjadi Park Jeha seperti yang aku kenal"
"Baiklah kalau begitu, sekarang aku harus pergi jaga dirimu baik-baik" Mayleen berdiri dan segera meninggalkan Jeha.
"Mayleen tolong jangan pergi, aku mohon jangan tinggalkan aku lagi, disini sangat sepi dan dingin tanpamu, tolong kembali lah !" Jeha berteriak sekencang-kencangnya, memohon agar Mayleen mengabulkan permintaannya.
Mayleen berhenti dan berbalik menatap Jeha.
"Kita tidak bisa memutar waktu lagi karena kenyataan ini begitu kejam sehingga kita tidak mungkin seperti dulu lagi, kamu yang meninggalkanku duluan, ingatlah itu !" ucap Mayleen dengan ekspresi sedih
"Oh ya, obati lukamu biar tidak infeksi! " Setelah mengatakan itu Mayleen lenyap di telan kabut.