Audric tampak berfikir sejenak, "Lion itu makhluk dingin yang tegas, dia cerdas dan tidak suka basa basi, dan setauku dia anti dengan makhluk bernama wanita"
Nana terkejut, "Kenapa bisa anti wanita?"
"Karena menurutnya wanita itu merepotkan dan pengganggu, tapi sekarang yang aku lihat malah berbeda, kamu wanita pertama yang di perkenalkan Lion padaku, dan aku lihat juga kalau kamu mampu menjungkir balikkan dunianya" ucap Audric.
"Aku?, bagimana bisa, aku bukan siapa-siapanya" Nana menujuk dirinya sendiri dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan Audric.
Audric mengerutkan keningnya kebingungan, meski begitu dia memutuskan untuk tidak menyinggung apa yang dikatakan Lion padanya.
"Iya kamu, sebenarnya Lion adalah lelaki yang baik, dia setia kawan dan tidak suka berbohong, ketika dia mencintai sesuatu maka dia akan menjaganya dengan hidupnya, tetapi sifat itu tertutupi oleh egonya yang tinggi sehingga hanya orang-orang tertentu yang bisa melihatnya" Jelas Audric yang merasa mengenal Lion cukup baik.
Nana mulai penasaran mengenai siapa Lion sebenarnya, dalam hatinya timbul rasa ingin mengenal Lion lebih dalam.
"Hee.. iya" Nana mendadak kehilangan kata-kata, bukan karena dia tidak percaya Audric, namun Lion yang Nana kenal berbeda dari apa yang Audric katakan.
Setelah obrolan dengan Audric, pandangan Nana tentang Lion mulai sedikit berubah, dia memutuskan untuk lebih lembut lagi dengan Lion karena dia mulai mengerti bagaimana harus menyikapi watak dan sikap Lion.
Sesaat kemudian Lion datang menenteng makanan.
"Sepertinya kalian sedang membicarakan hal serius"
Mendengar suara itu, Nana dan Audric langsung menengok kearah sumber suara.
" Lion" Nana merasa malu jika Lion tau kalau tadi dia habis menanyakan tentang Lion pada Audric.
"Kenapa lama sekali, apakah kamu membeli makanan di hongkong? tidakkah kamu tau kalau seseorang terus saja gelisah selagi kamu tidak di sini" Audric mencoba menggoda Nana.
Lion hanya tersenyum mendengar candaan Audric, setelah itu dia berjalan menuju Nana yang masih menunduk akibat candaan Audric.
"Makanlah! " suara Lion membuat Nana kembali mendongak.
Tanpa banyak kata, Nana langsung membuka kotak makanannya setelah itu menyantap makanannya dengan lahap, Lion merasa lega melihat nafsu makan Nana kembali.
Keesokkan paginya Nana melihat Lion duduk di sofa sambil memeriksa email di handphonya.
"Lion? "
Mendengar suara Nana memanggil namanya, Lion langsung menoleh "Kamu butuh sesuatu?"
Nana nampak ragu-ragu sambil melihat tab yang diatas meja "Apakah aku boleh meminjam tab mu, aku ingin VC sama kakak ku di Indonesia secarakan kamu tau kalau handphonku ketinggalan di mobilmu"
Tanpa fikir panjang Lion langsung mengambil tab yang di meja dan menyerahkannya pada Nana.
"Terimaksih Lion" ucap Nana sambil meraih tab dari tangan Lion.
"Bagaimana perasaanmu sekarang? "Tanya Lion.
"Sudah lebih baik, terimakasih sudah merawatku, oh ya apa kamu sudah sarapan?" Tanya Nana.
Lion berdiri dari duduknya "Kalau begitu ayo kita sarapan di restaurant"
"Aku ingin masak sendiri untuk sarapan kita" Jawab Nana.
Lion menjepit alisnya "Mmm kalau begitu aku akan membeli bahannya"
"Aku ikut!" Kata Nana sambil menaruh tab Lion di meja.
Lion tersenyum dan mengangguk, setelah itu mereka berdua segera berangkat ke salah satu supermarket terkenal di Berlin.
"Kita akan belanja di mana?" Nana melirik Lion yang fokus menyetir.
"Ke supermarket"Jawab Lion.
Nana cemberut "Aku ingin belanjanya di pasar karena di sana semuanya masih segar"
Lion nampak diam dan Nana mulai deg degan menunggu jawaban Lion, tiba-tiba Lion memutar balik mobilnya menuju arah yang berlawanan. "Kita akan ke Markthalle Neun kalau begitu,"
Nana nampak bingung "Tempat apa itu? "
Lion melirik Nana yang nampak bingung "Tadi kamu mau ke pasar kan?, Markthalle Neun adalah pasar yang dibuka sekitar tahun 1891 di Berlin"
Nana tertawa, "Haha.. iya iya "
Lion mengerutkan keningnya "Apa yang lucu?"
Nana memukul pundak Lion sambil tertawa, "Kamu yang lucu haa haa..."
Lion benar-benar di buat bingung oleh sikap Nana yang mudah sekali berubah-ubah, tapi dia bahagia melihat Nana tetawa lepas di depannya dan untuk sepersekian detik mereka tidak bertengkar itu membuat Lion merasa bersyukur meski di tolak tapi dia masih bisa menikmati waktu bersama dengan Nana itu sudah cukup.
'Senyum Nana ternyata bisa menjadi vitamin buatku, aku akan menemanimu kemanapun kamu mau' batin Lion.
Beberapa saat kemudian Lion memarkir mobilnya di depan pasar, setelah keluar dari mobil tiba-tiba Nana menggenggam tangan Lion dan menariknya masuk.
Untuk pertama kalinya Lion terdiam melihat tangannya di genggam Nana, jantungnya berdetak tidak karuan, sambil mengikuti langkah Nana lion membalik tangan Nana sehingga posisinya berganti menjadi Lion yang menggenggam tangan Nana dan menariknya masuk pasar.
Nana tersenyum melihat apa yang di lakukan Lion, suasana pasar di Berlin memang berbeda dengan di Indonesia tapi apa yang mereka jual tetap sama dan terlihat masih segar.
"Kamu mau masak apa?" Tanya Lion ketika mereka sampai di depan penjual ikan-ikan segar.
"Mmmm kamu mau aku buatin apa?" Tanya Nana kembali.
"Hello selamat pagi pengantin baru, apakah kalian mau beli ikan, ini masih segar lihat lah?" Tiba-tiba suara pedagang menyapa mereka berdua.
Nana dan Lion langsung melihat pedagang itu dengan ekspresi bingung sedang Lion terlihat senyum-senyum mendengar perkataan pedagang itu.
"Memangnya dia bilang apa sampai kamu tersenyum begitu?" tanya Nana.
Lion memandang Nana "Dia bilang kita pengantin baru"