webnovel

Tidak Akan Ada Pertunangan

Setelah menutup telpon, Nana duduk di pinggir tempat tidurnya sambil berfikir. Sebenarnya apa yang Allah sedang rencanakan untuknya? dia ke Korea hanya untuk bekerja bukan malah menjalin hubungan atau sampai menikah dengan orang Korea.

'Ya Allah, sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan untukku? aku hanya ingin menyelesaikan pekerjaanku di sini setelah itu kembali ke Indonesia. Tapi sekarang engkau membuatku berada di posisi terjepit seperti ini?' Batin Nana.

Setelah bergelut dengan fikirannya. Nana keluar dari kamar dan kembali duduk di dekat Ny tresia, sedang Lion tidak menatapnya sedikitpun. "Bagimana sayang? " tanya Ny Tresia.

Nana mengangguk sambil menundukkan wajahnya.

"Saya setuju"

Mendengar perkataan Nana, Ny Tresia dan tuan Kim langsung menghelai nafas karena senang, sedang di suatu tempat Lion yang sedari tadi diam mulai angkat bicara. Dengan ekspresi dingin dia berkata, "Kenapa kalian tidak bertanya pendapat saya? "

"He he maaf sayang Omma lupa, tapi bukankah kamu setuju? kalian kan sudah kencan beberapa kali? " tanya Ny Tresia.

Lion berdiri dari duduknya, sambil merapikan bajunya, dia berkata, " Tidak akan ada pertunangan"

Setelah mengatakan itu Lion pergi ke kamarnya, dan tentunya di suatu tempat ada hati yang sorak gembira, jika Lion menolak itu artinya orang tuanya tidak akan malu dan di anggap ingkar janji.

'Lion untuk kali ini kamu hebat, aku berhutang budi padamu'. Batin Nana sambil senyum-senyum.

"My Nana apa kamu bahagia mendengar perkataan Lion?" Bisik Yuri yang sedari tadi memperhatikan ekspresi Nana.

"Kamu sudah tau jawabannya kan? " tanya Nana sambil tersenyum. Yuri langsung mengangguk dan ikut senang bila Nana juga senang.

"Nana maaf ya, mungkin Lion lagi ada masalah, tapi tante akan meyakinkan Lion lagi nanti," kata Ny Tresia sambil menatap Nana dengan sedih.

"Oh, tidak apa-apa kok tente. Sebaiknya tidak perlu memaksanya, itu malah tidak akan baik, Kit biarkan saja semua berjalan apa adanya" kata Nana mencoba menenangkan hati Ny Tresia yang tampak cemas. Ny Tresia pun sedikit lega mendengar perkataan Nana.

Setelah pembicaraan yang menegangkan itu, Nana segera kembali ke kamarnya dan langsung merebahkan diri di tempat tidur dan menutup matanya dengan segera agar dia bisa melupakan apa yang sudah terjadi hari ini.

»Keesokan Paginya«

Nana bisa bernapas lega karena hari ini dia libur jadi pelayan Lion. 'Ah, hari ini aku benar-benar bisa menghirup udara segar di taman yang indah ini'. Batin Nana.

Habis lari-lari pagi, Nana duduk di bangku taman sambil memejamkan matanya. Dan ketika dia membuka mata, tak sengaja dia melihat Lion berjalan menuju kolam renang padahal itu masih jam 6 pagi, timbul rasa penasaran di hati Nana, diapun diam-diam mengikuti Lion.

Dari balik dinding, Nana mencoba mengintip tapi sayang nya di kolam renang tidak ada siapa-siapa.

'Kok sepi? bukankah tadi aku lihat Lion, apakah tadi hantu?' Batin Nana.

Setelah bosan membatin, Nana berbalik hendak lari tapi dia kejedot dan jatuh.

"Auuhhh.." Nana merintih kesakitan. Setelah itu dia mendongak melihat sesuatu yang di tabraknya dan ternyata itu Lion. Mata Nana terbelalak lagi ketika melihat Lion telanjang dada.

"Aa, Lion kamu cabul, kenapa kamu tidak pakai baju?" Nana teriak histeris sambil menutup matanya jarang-jarang sehingga dari celah jarinya dia masih bisa melihat tubuh atletis dan indah milik Lion, dia berfikir wanita mana yang tidak tergoda melihat pemandangan indah di depannya.

"Gadis ular kamu ngapain di sini? " tanya Lion sambil memicingkan matanya. Nana tampak gugup, sambil berdiri dia berkata, "Itu ya itu.. ha ha ha iya iya aku baru ingat kalau aku ingin berenang"

Lion nampak menjepit alisnya. "Apakah itu benar? " tanya Lion sambil menatap Nana dengan tajam setelah itu dia tersenyum licik.

Nana menatap curiga kearah Lion. Diapun sedikit demi sedikit dia mundur kebelakang hingga kakinya sampai di tepi kolam renang.

"Apa kamu beneran ingin renang?" lanjut Lion lagi. Dengan terbata-bata Nana menjawab.

"Aahh...iya iya.. aku tidak berbohong kok"

'Sumpah demi apapun aku sedang berbohong, seseorang tolong selamatkan aku, aku tidak tau caranya renang aaaghhhh' Batin Nana berteriak.

"Oh ya? " tanya Lion seraya mendekat kearah Nana. Saking takutnya Nana mundur lagi kebelakang dan kehilangan keseimbangan. Kakinya yang satu terpeleset dan akhirnya dia kecebur di kolam.

"Tolong!" teriak Nana sambil mangap mengatur nafasnya.

"Tolong aku !" Nana terus berusaha untuk menyeimbangkan tubuhnya sampai dia kesulitan bernafas.

"Kenapa kamu minta tolong? bukankah kamu mau berenang? " tanya Lion sambil tersenyum menonton Nana yang sudah seperti ikan yang kekurangan air.

"Sebenarnya aku tidak bisa renang".

Mendengar pengakuan Nana, ekspresi Lion menjadi panik.

"Serius kamu tidak bisa renang? "

Nana menggunakan sisa kekuatannya untuk mengangguk hingga akhirnya dia tenggelam, melihat Nana tenggelam, dengan segera Lion terjun ke kolam renang, dan menarik tubuh Nana ke pinggir.

Setelah berhasil membawa Nana keatas, Lion berusaha menyadarkan Nana dengan menepuk-nepuk pipi Nana. "Nana tolong bangun!" Lion begitu panik jantungnya terasa berhenti melihat Nana terkapar.

Karena Nana tidak bangun juga, akhirnya Lion memberi nafas buatan berkali-kali untuk Nana.

"Ukkhhukkk... ukkkhhuukkk..." Nana akhirnya tersadar, Lion merasa lega melihat Nana sadar, dengan reflek dia memeluk Nana.

"Gadis ular kamu membuatku jantungan" ucap Lion tanpa sadar.

"Lion lepasin aku, pelukanmu membuatku susah nafas!" kata Nana merengek pada Lion. Mendengar perkataan Nana, Lion langsung melepaskan pelukannya, dan menatap Nana sambil berkata, "Kamu merepotkan"

Setelah berkata begitu, Lion bangun dari duduknya dan segera meninggalkan Nana sendiri. Nana bingung dengan sikap Lion yang suka berubah-ubah.

Bab berikutnya