Xi Xiaye menghentikan kakeknya yang hendak mengayunkan tongkatnya itu sekali lagi pada ayahnya, berseru, "Kakek!"
Dilihatnya Xi Mushan yang meringis pada tangan kirinya yang mulai memar, menahan sakit. Ayunan tadi tepat mendarat pada jemarinya, pasti sakit sekali.
Akan tetapi raut wajah itu terlihat tenang-tenang saja. Hanya ada tanda-tanda menahan sakit, menatap Shen Yue yang saat itu berwajah geram.
Shen Wenna juga menanggapi hal itu. Seketika dia terbangun dan terbelalak, berusaha meraba-raba. "Ayah!"
"Berani sekali kau datang ke sini! Pikirmu aku ini sudah mati, hah?"
Shen Yue tampak menggenggam tongkatnya erat, menatap dengan tajam pada Xi Mushan.
"'Kek, 'Kek, sudah. Duduk dulu, baru bicara," kata Xi Xiaye sambil menghalangi sang kakek yang khawatirnya akan kembali memukuli Xi Mushan. Mengetahui sifat kakeknya itu, Xi Xiaye tahu betul bahwa itu akan terjadi. Sedangkan Xi Mushan tidak menghindarinya sama sekali.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com