webnovel

Terlalu Mabuk untuk Minum (3)

Editor: EndlessFantasy Translation

Langit berubah menjadi gelap. Sudah tidak banyak mobil berlalu-lalang Angin dingin yang bertiup membuat siapapun menggigil. Tak berapa lama Kota Z mulai diselimuti dengan kabut tipis, dan jalanan yang kering pun basah kembali.

Xi Xiaye berjalan terhuyung keluar dari klub. Saat dia masih mampu berpikir dengan jelas, jalannya terhuyung kiri dan kanan, tidak mampu berdiri dengan baik.

Dia sudh tidak mengingat berapa banyak alkohol yang diminumnya, yang dia ingat hanya rasa panas seperti terbakar pada awalnya dan kemudian dia merasa kosong. Tidak merasakan apa-apa lagi.

Dia berpegangan dengan benda apapun yang ada di sekitarnya untuk membantunya tegak, mencoba berjalan semampunya untuk bisa sampai di mobil. Diambilnya kunci dan hendak membuka pintu, tapi tangannya gemetar tak beraturan sampai-sampai kunci mobilnya terjatuh.

Deras hujan serta angin yang berhembus dingin menerpanya. Dia merasa seperti dibuang ke dalam api lalu tiba-tiba dihempaskan ke hamparan es. Angin dingin yang menerpanya membuat kepala Xiaye terasa sakit. Tiba-tiba dadanya sesak seperti tertusuk benda tajam, hilang semua kekuatannya, dia jatuh lunglai tepat di samping mobilnya.

Matanya mulai terasa terbakar. Rasa sakit yang menusuk dadanya ditambah dengan perasaan terluka seperti menyebar ke seluruh tubuhnya, membuat Xiaye hancur.

Ada masa di mana dia ingin menangis histeris menumpahkan rasa sakitnya dengan sekadar minum yang banyak sampai mabuk agar bisa melupakan semuanya, namun akal sehatnya melarangnya berbuat demikian menjaganya untuk tetap tenang.

Matanya telah kering, begitu kering sampai-sampai tidak ada air mata yang keluar.

Mungkin sudah mengering bertahun-tahun yang lalu, dan tidak ada lagi yang tersisa untuk ditangisi saat ini

Han Yifeng, kau tidak akan pernah tahu bagaimana pengorbananku untuk membuatmu mencintaiku…

Dia memikirkan hal itu di setiap pengorbanannya, perasaan cinta di antara mereka mungkin bisa diperhitungkan dan mungkin suatu saat nanti Yifeng akan berpaling dan menyadari betapa baiknya Xiaye. Lagipula, pernikahan mereka itu kontrak, bukan?

Hujan deras turun membasahi kota Z yang telah sunyi, angin yang dingin berhembus menusuk. Mungkin bukan hanya Xi Xiaye yang perasaannya hancur berkeping-keping saat ini, namun baru kali ini dia merasakan rasa sakit hati yang begitu dalam.

Dia belum pernah sesakit ini saat Han Yifeng meninggalkannya. Pikirnya akan lebih baik jika dia pingsan. Setidaknya dia tidak harus menderita.

"Tuan, itu sepertinya Direktur Xi!" Asisten Li Si tiba-tiba berseru selagi mobil mendekat.

Mu Yuchen mengernyit sambil memeriksa data di laptopnya. Dia mengangkat kepala dan melihat arah Li Si menunjuk. Dilihatnya seorang perempuan berjaket krem jongkok di lapangan parkir seperti sedang mencari sesuatu yang terjatuh.

"Tuan, itu Nona Xi!" Ah Mo yang sedang menyetir pun menyadarinya seketika.

"Itu Direktur Xi, ya. Kelihatannya dia mabuk dan muntah!"

Li Si adalah asisten dari Direktur Utama Glory World Corporation sebelumnya, Mu Yinan, dan saat ini dia telah menjadi asisten Mu Yuchen. Dulunya dia bekerja di kantor pusat dan kenal Xi Xiaye. Dia selalu memandang hormat Direktur Xi yang cantik dan pintar itu.

Xi Xiaye tidak tahu berapa lama mencarinya. Dia masih belum menemukan kunci mobilnya. Rasa pusing dan mual menyeragnya. Bajunya benar-benar basah dan yang paling parah dia hampir tidak mampu berdiri bersandar di mobilnya.

Dia begitu mabuk saat mobil Mu Yuchen berhenti di sebelahnya. Matanya tidak mampu fokus dan terlihat sedikit terkejut saat Mu Yuchen berada di depannya. Bibirnya yang kecil menggunggam mencoba mengatakan sesuatu, namun tidak ada kata-kata yang terlontar. Dia pun pingsan.

Mu Yuchen dengan sigap melangkah dan menahannya.

"Tuan, itu benar-benar Nona Xi. Lukanya masih belum sembuh!" Ah Mo mengernyit selagi melihat gadis yang dibopong Mu Yuchen. Dia tidak melewatkan tangannya yang masih diperban. Semerbak alkohol menembus udara di sekitar mereka dan aromanya sangat tidak enak.

"Bau alkoholnya kuat sekali. Berapa banyak ya, yang diminum Direktur Xi?"

Li Si terkejut menemukan Xi Xiaye yang sudah tidak sadar. Dia tidak pernah mengingat Xi Xiaye pernah semabuk ini sebelumnya, bahkan dalam acara makan malam perusahaan.

"Tuan, ayo kembali ke mobil. Hujannya semakin deras!" Ah Mo dengan sigap membuka pintu mobil.

Mu Yuchen mengernyit dan melihat gadis yang ada dalam pelukannya. Dia menatap sekitar dan mendapatkan kuncinya. Li Si memungutnya saat Mu Yuchen berpaling buru-buru ke arah mobil.

"Kau menetap di mana?" Tanya Mu Yuchen pada Xi Xiaye sembari menolongnya masuk ke mobil. Namun Xi Xiaye terlihat tidur dan tidak mendengarkannya sama sekali.

Uhuk…

Xi Xiaye bersandar di jendela mobil begitu saja setelah batuk sedikit. Tubuhnya menggigil. Rambutnya terlihat sangat basah.

"Tuan, ke mana kita?" Tanya Ah Mo dari kursi pengemudi.

Mu Yuchen mengangkat kepalanya, sadar bahwa mereka berada di perempatan. Dia berpaling melihat Xi Xiaye yang mabuk dan terdiam beberapa saat. Kemudian berkata,"Kita ke Maple Residence."

Maple Residence, vila pribadi Mu Yuchen di area vila Grand Waves.

Dia kemudian mengambil selimut dari belakang mobilnya untuk membungkus Xi Xiaye yang menggigil. Kemudian, dia mengambil dokumen di sampingnya dan melanjutkan membaca.

Melihat itu, Ah Mo menaikkan suhu mobil agar lebih hangat.

Mobil pun melaju dalam hujan ke arah utara kota. Setelah melewati jalan tol yang panjang dan lebar, akhirnya mereka sampai di pintu masuk area perumahan berkelas.

"Tuan!" Penjaga depan mengenali mobil Mu Yuchen dan menyambutnya dengan sopan. Kemudian dibukanya gerbang dan membiarkan mereka masuk.

Setelah perjalanan panjang menembus hujan angin yang kencang, mereka pun sampai di depan vila.

Dengan cepat Ah Mo memarkirkan mobil dan membukakan pintu.

Mu Yuchen meletakkan dokumennya dan menghampiri si gadis yang tertidur pulas itu. Dipikir-pikirnya sebelum keluar mobil dan membopongnya.

"Bawa dokumennya ke ruang kerjaku." Perintah Yuchen sambil berlalu masuk ke vila.

Bab berikutnya