Memberi Penyihir Tua Pelajaran yang Bagus

Xu Xiyan menghentikan langkahnya. Dia menatap dingin wanita tua yang mengomel itu dan mencibir dalam hatinya.

Dia telah mendengar banyak kata penghinaan seperti itu sebelumnya.

Wanita tua rabun ini selalu memandang rendah dirinya dan ibunya.

Ketika dia memikirkan hal itu, dia menyadari di masa lalunya yang menyakitkan selama satu atau dua dekade, sebagian besar rasa sakitnya disebabkan oleh wanita tua ini.

Meskipun menghormati yang tua dan mencintai yang muda adalah keutamaan tradisional, Xu Xiyan tidak bisa menghargai wanita tua itu.

Dia berdiri di jalan wanita tua itu dan menyeringai. 

"Memang benar, Nyonya. Aku pengacau dan pembawa sial alami sejak lahir. Aku tidak bisa dibandingkan dengan kakakku dan aku tidak semenyenangkan dia. Aku khawatir aku tidak akan pernah belajar menjadi manusia yang baik di kehidupan ini."

Wanita tua itu menatapnya dengan marah.