"Woahhh..." Luna membelalakkan matanya saat melihat motor besar keluaran harley davidson milik Kevin yang menurutnya luar biasa. Dia sangat menyukai sepeda motor dan Motor besar adalah impian setiap orang yang menyukai sepeda motor.
"Kamu suka?" tanya Kevin sambil memasangkan helem di kepala Luna, Luna menggangguk senang.
"Tentu saja..siapa namanya?" tanya Luna.
Kevin memakai helemnya kini " namanya cantik.." jawab Kevin.
"Cantik satu.. cantik dua.."Luna menunjuk Motor besar Kevin dan kemudian menujukan senyum manisnya membuat Kevin menjadi gemas.
"Ayo naik.."
Luna lantas menaiki motor besar milik Kevin dan melingkarkan tangannya dipinggang kekar Kevin.
"Ayo berangkat.." ucap Luna antusias, Kevin mulai menjalankan Motornya dengan cepat membawa Luna berkeliling menaiki motornya merasakan hembusan angin menerpa wajah mereka yang terasa menyejukan.
"Kamu suka?" tanya Kevin
"Tentu saja, dulu aku dengan ayahku selalu mengendarai motor saat dia pulang bertugas." jawab Luna, senyumanya tidak pernah turun membuat Kevin merasa tenang karena pilihanya untuk mengendarai motor disukai Luna.
"Saat tua nanti, kita harus sering seperti ini menikmati waktu bersama ya.." ucap Kevin dengan semangat, ia sangat senang mengendarai motornya tapi membonceng Luna membuatnya lebih senang lagi.
"Tentu saja, ajak anak-anak kita dan melakukan konpoi." jawab Luna tidak kalah senang.
Mereka akhirnya sampai didepan kebun binatang dan berjalan masuk setelah memakirkan motornya.
"Bukankah dia mirip denganmu dek.." ucap Kevin sambil menunjuk kearah jerapa yang menjulang tinggi. Luna memukul bahu Kevin pelan bisa-bisanya ia menyamakannya dengan seekor jerapa.
"Tentu saja tidak.."
"Dia memiliki leher yang panjang sepertimu.." goda Kevin membuat Luna mengerucutkan bibirnya tapi dia tidak marah.
"Dia mirip denganmu, seperti ini.." Luna kini membalas Kevin dan menunjuk sekor koala yang tengah tertidur dan menyontohkan ekspresi yang sama.
"Aku jauh lebih menggemaskan.. seperti ini." jawab Kevin, ia malah menujukan ekspresi yang lebih mirip dengan koala itu.
"Mirip sekali.." Luna tertawa renyah melihat ekspresi Kevin.
Mereka terus berkeliling sambil berpegangan tangan dan sesekali melemparkan candaan.
Kini mereka tengah bersantai dibawah pohon besar, Kevin berbaring dan merebahkan kepalanya diatas paha Luna.
Sesekali Luna menyuapi Kevin dengan ice cream yang dipegangnya sedangkan Kevin memainkan gelembung dari tangannya.
"Aku bahagia sekali.." ucap Kevin tersenyum senang.
"Aku juga sangat bahagia.. aku harap kita bisa terus seperti ini." jawab Luna tersenyum sambil membelai lembut rambut Kevin.
"Aku mencintaimu dek.."
"Aku juga mencintaimu mas.."
"Jangan pernah meninggalkanku.." ucap Kevin, sebenarnya perkataan Varell membuatnya sangat terganggu. Sampai kapanpun Kevin todak akan pernah melepaskan Luna, mereka akan tetap berasama apapun yang terjadi.
"Tentu saja.. " jawab Luna tersenyum hangat.
....
Luna dan Kevin masih berada diperjalanan saat hujan tiba-tiba saja turun membuat pakaian mereka menjadi basah meskipun mereka telah meneduh didepan sebuah ruko yang tutup saat ini.
Karena hari mulai sore suasana sangat sepi saat ini.
Kevin menyeka wajah Luna yang basah dan tersenyum. Hujan turun cukup deras padahal tadi hari begitu cerah.
Dalam suasana yang menyejukan mereka hanyut akan perasaan cinta yang menyelimuti mereka bahkan disaat seperti inipun rasanya sangat membahagiakan.
Senyuman terukir di wajah Luna saat percikan air hujan menyentuh telapak tanganya yang dia hadapkan kelangit.
"Hujan pertama kita mas.. hujan pertama kita sebagai sepasang kekasih.." ucap Luna tersenyum kebahagiaan terpancar dari wajahnya.
"Kita akan menghabiskan bayak waktu hujan seperti ini dek.. "
Kevin lantas mengikuti apa yang Luna lakukan dan tersenyum saat dinginya air hujan menyentuhnya.
"Ingat saat dulu kita masih sekolah dan kita kehujanan bersama?"
Luna menoleh dan menatap Kevin dan tersenyum. "Kamu mengingatnya mas?"
"Tentu saja, hari itu kamu mengajakku berteman. "
Luna dan Kevin saat itu harus pulang lebih lambat karena jadwal piketnya.
Hari itu senja seperti hari ini dan hujan perlahan turun ditegah jalan. Kevin yang berjalan santai menikmati air hujan yang membasahinya tiba-tiba dikejutkan saat seseorang menarik tangannya dan membawanya berlari bersama.
"Cepatlah.. kita akan sakit jika terlalu lama terkena air hujan." Kevin hanya dapat mengikuti langkah gadis kecil yang menarik tanganya dan membawanya berteduh dibawah pohon.
"Kan baju kita jadi basah. Kamu harusnya lari lebih cepat lagi." Oceh Luna sambil menyeka wajahnya yang basah sesangkan pakaiannya sudah basah kuyup.
"Maafkan aku.." ucap Kevin menunduk sedih.
"Kamu Kevin simurid pindahankan?" Kevin hanya dapat mengangguk karena merasa Luna akan seperti lainnya yang mengejeknya.
"Aku Luna, kita satu kelas loh, yang tadi dihukum karena tidak mengerjakan PR, apa wajahku berbeda setelah terkena air hujan dan rambutku menjadi lepek?"Luna berbicara dengan antusias tapi Kevin hanya menatapnya.
Luna memalingkan wajahnya sejenak apa dirinya terlalu cerewet? dan kemudian ia kembali menoleh kehadapan Kevin dan terasenyum dengan mata berbinar.
"Kamu mau tidak jadi teman aku?" Luna menjulurkan tangannya dengan senyuman merekah tapi Kevin hanya mematung tidak percaya jika ada seseorang yang ingin berteman dengannya.
"Ih.. ibuku bilang, tidak baikloh menolak pertemanan." Luna menarik tangan Kevin dan menyalaminya meski tanpa persetujuan Kevin.
"Aku senang sekali memiliki teman baru yang searah denganku jadi kita bisa pergi dan pulang bersama.." Kevin tidak dapat berhenti menatap Luna yang tersenyum manis padanya.
"Kamu tidak malu berteman denganku?" Tanya Kevin ragu-ragu.
"Malu? Malu itu ketika kita berkata bohong.."
Kevin tersenyum, Luna cantik luar dalam itulah yang terbersit difikiran Kevin.
"Hujannya telah reda ayo kita pulang mas.." Luna menarik tangan Kevin yang tengah hanyut dalam lamunanya dimasa lalu.
....