webnovel

Lima Waktu Aisyah

Aku, Aisyah...

Aku adalah Aisyah istri Muhammad.

Shalawat dan salam baginya.

Aku, Aisyah.

Aku adalah kasih sayang Rasulullah.

Aku Aisyah.

Kedua mataku adalah malam dan siangnya. mereka saling menghampiri dan berjajar ke sirat.

Aku, Aisyah.

Aku adalah saksi wahyunya.

'Taha' dan 'Yasin'.

Aku, Aisyah.

Aku adalah teman perjalanan rasul terakhir.

Ke jalan yang ditempuh ibuku, ayahku, dan diriku.

Aku, Aisyah.

Aku adalah pelindung cinta Muhammad.

shalawat dan salam baginya.

Aku adalah teman perjalanan terdekatnya.

Ahmad, cahaya tiada akhirnya, seluruh pelupuk mata yang terbuka dan tertutup.

Aku, Aisyah. Aku adalah al-Humaira milik Ahmad.

Aku adalah kekasih rahmatan lil'alamin.

Dan aku adalah saksi masanya.

kehormatan dan kesedihannya.

Aku juga saksi kebenaran, kesabaran, dan kehambaannya.

Aku adalah saksi salam yang dibawa malaikat.

Aku adalah saksi ucapan selamat tinggal dan perpisahannya.

Aku adalah saksi perpisahan dan ucapan sumpahnya.

Aku adalah saksi risalah dan ketundukannya.

Aku adalah saksi Rasulullah rahmat bagi seluruh alam.

Aku adalah saksi kekasih Allah.

Aku, Aisyah.

Kekasih dari sang kekasih.

Dari bulu-bulu burung sampai tetesan-tetesan darah.

Yang mengalir dari ujung pedang.

Aku adalah saksi segalanya.

Aku adalah saksi setiap masanya.

Mulai dari yang paling indah sampai yang paling berat.

Aku adalah saksi darah dan senyumnya.

Aku adalah saksi setiap Wahyu dan kitab suci terakhir dengan setiap hurufnya.

Aku adalah saksi hijrah, Badar, Uhud, Khandak, dan khaibarnya.

Aku adalah saksi dua kotanya, Mekah dan Madinah.

Aku adalah saksi buah zaitun dan buah aranya.

Aku adalah saksi penyesalan yang juga sebesar keberaniannya.

Aku adalah saksi hal-hal yang menimpa diriku, hal-hal yang menimpa diri kalian.

Aku adalah saksi umatnya.

Seberapa besar yang teringat.

Seberapa besar yang terlupakan.

Aku adalah Aisyah.

Aku, Aisyah.

Aku adalah kupu-kupu Muhammad yang berputar-putar.

Shalawat dan salam baginya.

Aku, Aisyah.

Ibu umatnya.

perahuku berlayar di atas lautan kata-katanya.

Terus bergerak dengan rasa TAKJUB atas kasih sayangnya yang tak pernah habis.

terus bergerak dengan kesedihan-kesedihannya...

Biarkan mereka berucap.

Mereka tak tahu kesedihan akan kerinduanku kepadanya.

Sedangkan luka-luka dari seribu badai yang berembus kepadaku tak satupun meneteskan darah.

Aku, Aisyah.

Karena aku adalah kedua mata kasih sayangnya.

Biarkan mereka berucap, dari cinta.

Biarkan mereka terdiam, dari cinta.

Huruf-huruf dunia... ah anak-anak kecil.

Biarkan mereka tahu, kasih sayang para ibu.

Biarkan mereka berucap.

Kebenaran akan kerinduan.

Untuk setiap matahari lama yang tenggelam.

Untuk setiap bulan sabit yang masa lalunya telah terputus rusak.

Untuk seluruh bintang yang satu persatu menghilang.

Untuk sumur zamzam yang menjadi saksi kerinduanku.

Dengan huruf wau.

Dengan huruf baru.

Dengan huruf ta.

Aku berucap dengan sumpah.

Aku bersyukur tiada habis kepada Allah yang maha Menguasai

Yang telah memberikan kasih sayang Rasulullah kepadaku.

Aku, Aisyah.

Bab berikutnya