webnovel

Biarkan Masa Lalu Terbang Menghilang Seperti Asap

Editor: Wave Literature

Fang Yuan tidak menjawab ketika dihadapkan oleh pertanyaan adiknya, dan melanjutkan sarapannya. Ia tahu sifat adiknya – Fang Zheng bukan orang yang bisa menjaga kesabaran

Benar saja. Ketika Fang Zheng menyadari bahwa kakaknya tidak melihatnya – seakan-akan ia hanya sebuah udara – ia langsung berkata dengan nada tidak senang, "Kakak, apa yang sudah kau lakukan pada Shen Cui? Semenjak dia keluar dari kamarmu, dia terus menangis. Waktu aku berusaha menghiburnya, tangisannya malah semakin menjadi-jadi."

Fang Yuan menatap adiknya dengan tatapan kosong. Fang Zheng mengerutkan keningnya dan terus menatap kakaknya – ia terus menunggu jawaban.

Suasana menjadi tegang.

Namun, Fang Yuan hanya menatapnya sesaat sebelum ia menundukkan kepala dan melanjutkan makan.

Fang Zheng langsung merasa dipermalukan. Fang Yuan terang-terangan menghinanya. Merasa frustasi dan malu disaat yang bersamaan, Fang Zheng memukul meja dan berteriak, "Gu Yue Fang Yuan, kenapa kau bersikap seperti ini? Shen Cui sudah melayanimu sejak lama; dan ia peduli padamu. Ya, aku tahu kau merasa tersesat, dan aku bisa memahami perasaan sedihmu. Meski kau hanya memiliki bakat bernilai C, bukan berarti kau bisa melampiaskan kemarahanmu pada yang lain. Itu tidak adil baginya!"

Belum selesai ia berbicara, Fang Yuan langsung berdiri dan mengangkat tangannya.

Plak!

Dengan suara keras, tamparan itu diberikannya pada Fang Zheng.

Fang Zheng langsung menyentuh pipi kanannya. Ia mundur dua langkah ke belakang; wajahnya terkejut.

"Bajingan tak berguna, nada macam apa yang kau pakai barusan?! Shen Cui itu hanya seorang pelayan! Hanya karena gadis rendahan sepertinya, kau berani melawan kakakmu?" Fang Yuan berkata dengan suara pelan.

Fang Zheng akhirnya bereaksi; rasa sakit itu menjalar hingga ke dalam sistem sarafnya. Ia berkata dengan napas memburu dan mata membelalak, "Kakak, kau memukulku? Dari aku kecil sampai sekarang, kau tak pernah sekalipun memukulku! Iya, bakatku memang bernilai A, dan bakatmu bernilai C. Tapi kau tak bisa menyalahkanku untuk itu, ini sudah takdir dari surga…"

Plak!

Fang Zheng belum berhenti berbicara, namun Fang Yuan mengayunkan tangannya dan menampar Fang Zheng lagi.

Fang Zheng menyentuh kedua pipinya dengan kedua tangannya. Ia terkejut.

"Bodoh, apa kau masih ingat? Bagaimana aku merawatmu dari kecil sampai sekarang? Waktu orangtua kita meninggal, hidup kita menjadi sulit. Waktu Tahun Baru, Paman dan Bibi hanya memberi kita satu jubah baru. Apa aku memakainya? Kuberikan ke siapa jubah itu? Saat kau kecil, kau sangat suka makan bubur manis – jadi aku selalu memberitahu para koki untuk membuatkanmu semangkuk bubur setiap hari. Waktu kau direndahkan oleh yang lainnya, siapa yang membelamu? Dan masih banyak hal lagi – aku tak perlu mengatakannya. Sekarang, demi seorang pelayan, kau berani berkata seperti itu terhadapku?!"

Wajah Fang Zheng memerah. Bibirnya bergetar – tanda bahwa ia malu, terkejut, dan marah disaat yang bersamaan. Namun, ia tak bisa membalas kata-kata kakaknya.

Karena semua yang dikatakan Fang Yuan benar adanya!

"Terserah." Fang Yuan mendengus, "Karena kau sudah melupakan kedua orangtua aslimu dan memilih orangtua yang baru, apalagi aku yang hanya seorang kakakmu ini?"

"Kak, bagaimana kau bisa berkata seperti itu? Kau juga tahu bahwa aku selalu menginginkan kehangatan dari keluarga sejak aku kecil, aku…" Fang Zheng berusaha menjelaskan.

Fang Yuan melambaikan tangannya dan menghentikan kata-kata adiknya. "Mulai sekarang, kau bukan lagi adikku, dan aku bukan lagi kakakmu."

"Kakak!" Fang Zheng terkejut dan membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu.

Fang Yuan melanjutkan, "Bukankah kau menyukai Shen Cui? Jangan khawatir; aku tidak melakukan apapun padanya. Ia masih perawan – murni dan tak tersentuh. Berikan aku 6 butir batu primeval dan aku akan memberinya padamu. Mulai sekarang, dia bisa menjadi pelayan pribadimu."

"Kakak, kenapa kau…" Fang Zheng merasa panik – kakaknya seakan tahu apa yang ada di pikirannya.

Namun, disaat yang bersamaan, hatinya merasa lega. Hal yang paling ia khawatirkan ternyata tidak terjadi.

Beberapa malam yang lalu, Shen Cui telah melayani dan membasuh tubuhnya.

Meskipun tak terjadi apapun, Fang Zheng tak bisa melupakan malam itu. Setiap kali ia memikirkan Shen Cui, ia teringat akan kedua tangannya yang terlatih dan bibir merahnya yang lembut – dan hatinya akan berdebar.

Perasaan itu telah lama tertanam dalam dadanya – dan perasaan itu terus berkembang.

Oleh karena itu, ketika ia melihat kondisi Shen Cui kemarin malam, ia langsung merasa marah. Ia langsung berhenti mengembangkan Gu Moonlight-nya dan pergi mencari Fang Yuan – meminta penjelasan darinya.

Karena melihat Fang Zheng yang tidak menjawab, Fang Yuan mengerutkan keningnya dan berkata, "Jatuh cinta itu hal yang wajar. Kau harus lebih jujur – tak ada gunanya menyembunyikannya. Tentu saja, jika kau tak mau menukarnya, tak masalah bagiku."

Fang Zheng langsung merasa resah. "Aku akan menukarnya! Kenapa tidak? Tapi batu primeval yang aku punya tidak sampai 6 butir."

Sembari berkata demikian, ia mengeluarkan kantong uangnya – wajahnya memerah.

Fang Yuan mengambil kantong itu dan menemukan 6 butir batu, tapi salah satu batu disana berukuran setengah kali lebih kecil dari biasanya. Ia langsung tahu bahwa Fang Zheng telah menggunakan batu itu untuk mempercepat proses pengembangan dari Gu Moonlight miliknya. Semakin banyak cairan primeval yang diserap dari batu primeval, semakin kecil ukuran batu tersebut – dan semakin ringan beratnya.

Meskipun hanya 5 ½ butir, Fang Yuan tahu bahwa hanya itu yang Fang Zheng miliki saat ini. Fang Zheng tak punya tabungan sendiri, dan 6 batu itu merupakan pemberian dari Bibi dan Paman.

"Aku akan mengambilnya. Kau boleh pergi." Fang Yuan menyimpan kantong itu dengan ekspresi dingin.

"Kakak…" Fang Zheng ingin mengatakan sesuatu.

Fang Yuan menaikkan alisnya, lalu berkata dengan santai, "Menghilanglah dari hadapanku sebelum aku berubah pikiran."

Fang Zheng merasa sesak. Ia menggertakkan giginya sebelum berbalik pergi. Saat ia melewati pintu penginapan, ia meletakkan tangannya di dadanya – ia merasa tidak tenang. Perasaannya mengatakan bahwa ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

Namun, hatinya berdebar saat ia kembali memikirkan Shen Cui – dan malam yang memabukkan itu. "Akhirnya aku bisa memilikimu seutuhnya, Cui Cui[1]1." Ia terus berjalan pergi tanpa menoleh lagi.

Fang Yuan berdiri dengan ekspresi datar; ia berdiri dalam waktu yang cukup lama sebelum ia duduk kembali.

Sinar mentari memasuki jendela dan menyinari wajahnya – membuat siapapun yang melihat seketika merasa dingin. Kafetaria itu terlihat kurang laku – sementara jalanan di luar sudah dipenuhi oleh orang-orang. Keramaian di luar membuat tempat ini terasa sunyi. Makanannya sudah mulai dingin. Seorang pelayan mendatanginya dan bertanya jika Fang Yuan ingin menghangatkan sarapannya.

Fang Yuan tidak mendengarnya. Tatapannya terus berubah arah bagai awan – seakan ia sedang mengingat kenangan lamanya. Sang pelayan itu terus menunggu. Namun, setelah ia melihat Fang Yuan yang melamun dan tidak mengatakan apapun, si pelayan hanya menggosok hidungnya dan berjalan pergi dengan kesal.

Setelah waktu yang lama, pandangan mata Fang Yuan mulai fokus lagi. Kenangan lama yang ada di hatinya telah terbang menghilang bagai asap.

Ia mulai kembali ke realita sekali lagi. Sinar mentari masuk menyinari sebagian mejanya. Uap panas yang melingkupi sarapannya telah lama menghilang, dan suara-suara dari para penduduk di jalanan memasuki kedua telinganya.

Ia meraih jubah dan menepuk batu-batu primeval di dadanya – dan ia tersenyum licik. Namun, senyum itu langsung menghilang.

"Pelayan, tolong hangatkan lagi makanan ini." Sahut Fang Yuan setelah melihat sarapannya. Kedua matanya terlihat dingin.

"Apa! Kakakmu berkata demikian?" Di aula, Paman mengerutkan keningnya – suaranya terdengar dingin. Bibi yang duduk di sampingnya terlihat tak bisa berkata-kata melihat bekas tamparan Fang Yuan di kedua pipi Fang Zheng.

"Ya. Ketika aku bertemu dengan Kakak, ia sedang sarapan di penginapan. Lalu, semuanya terjadi," Fang Zheng menjawab dengan sopan.

Kerutan Paman semakin mendalam dan membentuk tiga garis berwarna hitam[2]2.

Setelah beberapa helaan napas, ia mendesah dan berkata, "Anakku Fang Zheng, kau harus ingat akan hal ini. Shen Cui bukan properti pribadi milik Fang Yuan; kami yang menugaskan pelayan itu untuk Fang Yuan. Bagaimana mungkin anak itu menggunakannya sebagai alat penukar? Jika kau menginginkannya, kau seharusnya mengatakan pada kami. Kami pasti akan menugaskannya untuk melayanimu."

"Ah?" Fang Zheng terkejut saat mendengar perkataan Paman.

Paman melambaikan tangannya. "Kau boleh pergi. Karena kau sudah memberikan semua batumu pada Fang Yuan, aku akan memberimu 6 butir lagi. Ingat, gunakanlah batu-batu ini untuk mengembangkan Gu-mu dan jadilah nomor satu. Kami akan sangat bangga bila kau berhasil melakukannya."

"Ayah, anakmu ini sangat malu…" Fang Zheng merasa terharu. Paman hanya menghela napas dan berkata, "Pergilah ke kamarmu dan kembangkan Gu-mu. Kau tak punya banyak waktu lagi."

Ketika Fang Zheng sudah pergi, ekspresi wajah Paman langsung berubah marah.

Brak!

Ia memukul meja dan mendesis, "Hmph, anak sialan itu. Dia benar-benar licik – memanfaatkan salah satu pekerja kita sebagai alat tukar!"

Bibi berkata, "Suamiku, tenanglah. Itu hanya 6 butir batu primeval."

"Kau tak mengerti apapun! Fang Yuan hanya memiliki bakat bernilai C – jika ia ingin mengembangkan Gu Moonlight, ia memerlukan batu primeval. Dengan kemampuannya yang lemah, 6 butir batu primeval tak akan cukup baginya. Namun, karena sekarang dia memiliki 12 butir, itu lebih dari cukup." Paman menggertakkan giginya saking marahnya.

Ia menambahkan, "Kultivasi seorang Gu Master akan berjalan cepat selama ia memiliki cukup sumber daya dan tak memiliki halangan apapun. Dalam waktu 2-3 tahun, klan ini bisa memproduksi Gu Master tingkat dua. Semakin rendah tingkat kultivasi Fang Yuan, semakin kecil harapannya untuk mewarisi harta orang tuanya. Sekarang ia masih muda, masih belajar untuk berkultivasi. Kita harus menghalanginya dan membuatnya tertinggal dari yang lain. Semua sumber daya dari akademi diberikan pada murid-murid yang berbakat. Dengan bakatnya yang kecil, ia tak akan bisa mendapat sumber daya apapun kalau ia gagal. Tanpa sumber daya, kultivasinya akan semakin menurun. Dengan siklus seperti itu, aku penasaran apa dia bisa mewarisi harta orang tuanya tahun depan!"

Bibi masih tidak mengerti. "Meskipun kita tidak menghentikannya, ia hanya akan memiliki jenjang menengah tingkat satu tahun depan. Kultivasimu sendiri sudah mencapai tingkat dua, suamiku; tapi kenapa kau masih takut dengannya?"

Paman menginjak-injak lantai saking marahnya dan berkata, "Kau ini benar-benar bodoh! Dengan identitasku sebagai seorang senior, apa aku harus turun tangan dan melawan anak-anak? Jika ia ingin mendapatkan warisannya kembali, itu masuk akal dan tak bisa dicegah secara langsung; aku hanya bisa melawannya dengan aturan klan. Dikatakan dalam aturan klan, bahwa untuk menjadi kepala keluarga di usia 16 tahun, orang tersebut harus memiliki kultivasi setidaknya jenjang menengah tingkat satu. Kalau tidak, Fang Yuan tak akan bisa menggunakan sumber daya milik klan. Apa kau mengerti sekarang?"

Pikiran Bibi mulai tercerahkan.

Paman mengernyitkan kedua matanya. Ia menggelengkan kepalanya sejenak, lalu menghela napas dan berkata, "Fang Yuan itu terlalu cerdik – terlalu licik. Ia bahkan bisa melihat 'power play' yang ada di hadapannya. Kecerdasan macam apa itu? Di umur yang begitu muda, ia mampu membuat rencana-rencana yang begitu jahat – dia benar-benar menakutkan! Awalnya aku ingin menyingkirkannya diam-diam, tapi ia selangkah lebih maju. Aku berniat menyuruh Shen Cui untuk mengawasi dan mengganggu dia, tapi pada akhirnya dia berhasil kabur dan membawa 6 butir batu primeval bersamanya."

"Andai saja ia sebodoh Fang Zheng. Oh iya, mulai sekarang, kau harus memperlakukan Fang Zheng dengan lebih baik – karena bakatnya bernilai A. Dan aku bisa melihat bahwa ia merasa kecewa dan tidak senang dengan Fang Yuan. Emosi-emosi itu merupakan hal yang bagus; mereka harus dituntun dengan baik. Aku merasa bahwa dia bisa menjadi senjata terbaik untuk melawan Fang Yuan di masa yang akan datang!"

Dalam sekejap mata, dua hari telah berlalu.

Dalam sebuah kamar di penginapan, tak ada cahaya sedikitpun. Cahaya rembulan seputih salju mulai memancar ke dalam. Di kasur, Fang Yuan duduk bersila; kedua matanya tertutup rapat. Ia mengeluarkan cairan primeval miliknya dan berkonsentrasi mengembangkan cacing Liquor. Tubuh mungil cacing itu telah dihiasi garis kecil berwarna kehijauan, namun pertahanannya masih sangat kuat. Ia terus meronta di tengah-tengah cairan primeval yang melingkupinya.

Proses kultivasi Fang Yuan tak berjalan mulus. Itu sangat sulit.

"Aku sudah menghabiskan 2 hari 2 malam. Aku hanya tidur selama 2 jam setiap harinya, dan aku sudah menghabiskan 12 butir batu primeval; tapi aku hanya berhasil mengembangkan sekitar 1/15 dari seluruh prosesnya. Jika dugaanku benar, akan ada seseorang yang berhasil mengembangkan Gu nya beberapa hari lagi."

Fang Yuan bisa melihat situasinya dengan jelas. Namun bakatnya bernilai sangat jelek, dan cacing itu memiliki daya tahan yang sangat kuat – kekuatannya bahkan melebihi Gu Moonlight. Sehingga, wajar saja bila hasil akhirnya seperti ini.

"Tertinggal pun tak masalah, selama aku memiliki cacing Liquor ini…" Fang Yuan tetap tenang; ia tak merasa panik ataupun patah semangat sedikitpun. Tiba-tiba, cacing itu menggulung tubuhnya dan membentuk sebuah bola.

"Oh tidak, cacing Liquor itu menyerang balik!" Fang Yuan seketika membuka kedua matanya dan melihat dengan tatapan kagum. Di hadapannya, gumpalan bola itu mengeluarkan sinar putih yang membutakan mata.

Cacing itu mengorbankan segalanya demi bertahan hidup!

Seketika, Fang Yuan merasakan keinginan kuat milik cacing itu masuk ke dalam cairan primeval-nya, lalu meluncur masuk ke dalam Primeval Sea di celahnya.

Situasi dimana sebuah Gu melawan balik adalah sesuatu yang sangat langka. Hanya Gu yang memiliki keinginan yang terlampau kuat yang dapat melakukannya – jika tidak berhasil, ia akan mati. Remaja yang menghadapi situasi seperti ini biasanya akan panik.

Meskipun ia terkejut, Fang Yuan sama sekali tidak panik; ia justru merasa tertarik. "Ini juga merupakan hal yang baik. Selama aku bisa melawan serangannya, keinginan cacing itu akan semakin melemah. Tapi, aku harus berkonsentrasi jika ingin melawannya – aku tak bisa diganggu dengan apapun. Kalau tidak, itu akan merepotkan… Aku harap tak ada yang datang dan menggangguku saat ini."

Pikirannya pun mulai fokus. Ia mengumpulkan cairan primeval di dalam celahnya dan bersiap untuk menerima keinginan cacing Liquor itu. Mereka akan bertarung selama 300 ronde.

Namun tepat pada saat itu, sebuah keajaiban terjadi!

Di tengah-tengah celahnya, sebuah Gu lain muncul.

Boom!

Aroma yang teramat kuat terpancar dari Gu itu.

Napasnya tumpah seperti kumpulan Bima Sakti, bagai banjir yang datang menuruni gunung. Namun, ia juga terlihat seperti makhluk buas yang pemarah. Ia membuka kedua matanya yang merah dan melihat sekelilingnya – siapa yang berani mengganggu teritorinya?

"Ini… Spring Autumn Cicada?!" Melihat Gu itu, Fang Yuan sangat amat terkejut!!!

Bab berikutnya