webnovel

Dipanggil Sebagai Senior Master

Editor: Wave Literature

Awan - awan yang semula diam pun mulai bergerak dan menyebar ke empat penjuru langit, memperlihatkan bagian langit yang biru. Itu adalah jalan yang dibuka oleh Formasi Green Mountain.

Bersamaan dengan sinar cahaya berwarna emas, kursi teratai dari Kuil Fruit Formation pun menghilang ke langit, yang kemudian diikuti oleh kursi terbang dari Kota Zhaoge dan juga hollow boat dari Great Marsh, satu per satu, mereka pergi meninggalkan gunung itu.

Lalu, sekelebat cahaya dingin dari sebuah broadsword, memancar memenuhi langit, pedang itu pergi ke arah utara.

Melihat kejadian ini, ekspresi yang terlihat di wajah Guo Nanshan dan yang lainnya tampak penuh kehati - hatian.

Sekte Windy Broadsword berada jauh di utara dan tidak ada konflik antara mereka dan Sekte Green Mountain, hanya saja yang satu berlatih broadsword dan yang lain berlatih pedang biasa, sehingga kedua sekte ini selalu bersaing satu sama lain, baik itu di mata manusia biasa, ataupun di pikiran para murid di kedua sekte itu sendiri. Emosi yang mereka rasakan tidak terungkapkan dengan kata - kata dan juga tidak bisa dijelaskan.

Tahun ini adalah untuk pertama kalinya Sekte Windy Broadsword mengirimkan perwakilannya untuk mengamati jalannya Turnamen Pewaris Pedang. Perwakilan dari Sekte Windy Broadsword tersebut tidak mengatakan sepatah kata pun sepanjang jalannya turnamen, ia hanya terus berdiam diri sedari awal hingga akhir. Namun, orang itu memiliki level Kultivasi yang sangat tinggi. Raja Broadsword itu memang adalah sesosok figur dengan kemampuan yang sangat luar biasa dan telah mencapai level Heavenly Arrival dan ia mampu merekrut begitu banyak pendekar pedang tangguh di dataran gersang yang ada di utara.

Turnamen Pewaris Pedang telah selesai. Yang tersisa sekarang hanyalah persoalan internal Sekte Green Mountain. Untuk saat ini, tidak ada yang bisa mengetahui apa pengaruh dari peristiwa ini.

Pohon pinus yang menghijau di sekitar arena penerimaan bergemerisik, ketika Guo Nanshan berjalan keluar dari aula. Ia baru saja berdiskusi dengan kedua pangeran dari Kota Zhaoge tentang jumlah murid dari Puncak Liangwang yang akan pergi sebagai tenaga bantuan ke perbatasan di utara tahun depan dan juga, beberapa hal lain yang berkaitan dengan hal tersebut. Sekarang, moodnya sedang tenang karenanya, ia pun lalu memutuskan untuk mengajak Gu Han untuk pergi menemui Zhao Layue dan Jing Jiu bersamanya.

"Selamat, Saudari Zhao." ucapnya dengan senyum yang lembut.

"Terima kasih, Kakak." balas Zhao Layue.

"Sepengetahuanku, kitab instruksi teknik Pedang Sembilan Kematian yang sebenarnya, tidak berada di Puncak Shenmo." ujar Guo Nanshan.

Namun, Zhao Layue tidak meresponnya.

Guo Nanshan lalu melanjutkan ucapannya sambil memandang Zhao, "Bagaimana kalau kamu pergi ke Puncak Liangwang dan mencarinya di sana?"

Ia telah menyarankan hal yang sama saat Turnamen Pewaris Pedang berlangsung kemarin, yang juga telah disetujui oleh Ketua Sekte.

Entah bagaimana caranya mewarisi pedang tersebut, ia tetap perlu mempelajari teknik pedangnya. Bagaimana Zhao Layue bisa mempelajarinya, tanpa kitab instruksi teknik Pedang Sembilan Kematian?

Namun, jika ia bersedia bergabung dengan Puncak Liangwang, ia bisa dengan mudah mengakses kitab pedang dari kedelapan puncak gunung yang lainnya.

Ia tentunya bisa tetap menyandang statusnya sebagai murid pewaris pedang dari Puncak Shenmo.

Saran yang diberikan oleh Guo Nanshan tersebut merupakan pilihan terbaik bagi Zhao Layue, tidak peduli bagaimanapun kamu melihatnya.

Namun, Zhao Layue tidak menerima tawaran tersebut.

"Seperti yang sudah kukatakan kemarin, Aku tidak pernah berpikir untuk pergi ke Puncak Liangwang, bahkan jika aku gagal mewarisi pedang itu sekalipun."

Zhao tidak melanjutkan kalimatnya, namun murid - murid yang berada di arena penerimaan mengerti apa yang ia maksudkan. Sekarang, akan lebih mustahil bagi Zhao untuk bergabung dengan Puncak Liangwang, karena ia telah berhasil mewarisi pedang dari Puncak Shenmo.

"Saudari Zhao, apakah ada kesalahpahaman antara kamu dan Puncak Liangwang?" tanya Guo Nanshan setelah ia terdiam untuk beberapa saat.

Tiba - tiba, Gu Han berujar, "Saudari Zhao, jika ada sikapku yang tidak berkenan terhadapmu, maka sekarang aku mengaku salah dan aku minta maaf kepadamu."

Para murid di arena penerimaan yang mendengarnya pun terkejut, mereka heran melihat Kakak Ketiga dari Puncak Liangwang yang angkuh dan keren ini, ternyata bersedia untuk meminta maaf! Namun, sikap tidak sopannya yang seperti apa, yang ia katakan barusan?

Jing Jiu hanya diam, ketika ia menyaksikan percakapan itu terjadi, ia berpikir bahwa Puncak Liangwang benar - benar berusaha dengan sekuat tenaga untuk bisa merekrut murid - murid berbakat dan pemikiran - pemikiran yang dimiliki oleh anak - anak muda ini menjadi semakin kuat.

Akan tetapi, mereka tidak menyadari bahwa Zhao Layue tidak sama seperti apa yang mereka pikirkan, sehingga mereka tidak akan bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan.

"Aku tidak memiliki sedikitpun kesalahpahaman tentang Puncak Liangwang."

Zhao Layue tidak berkata bahwa ia bukannya tidak senang dengan Gu Han, namun dengan lugas ia berkata, "Tapi aku hanya ingin belajar teknik pedang yang digunakan oleh Senior Grandmaster Jing Yang."

"Namun, Senior Grandmaster Jing Yang sudah tidak lagi ada bersama dengan kita." ucap Guo Nanshan sambil memandang Zhao.

Jing Jiu tentu saja merasa tidak senang ketika ia mendengar kalimat ini dan perasaan inilah yang ia rasakan ketika ia melihat potret yang ada di gedung kecil itu dulu.

"Petunjuk dalam berlatih teknik pedang bukanlah segalanya. Contohnya Jing Jiu, ia belum pernah belajar mempelajari teknik pedang yang sebenarnya dari Puncak Shiyue, namun ia tetap berhasil mengalahkan Gu Qing." ujar Zhao Layue.

Mendengar nama Gu Qing, Guo Nanshan pun menaikkan alisnya sedikit dan ekspresi di wajah Gu Han menjadi begitu buruk.

Jing Jiu lalu tersadar bahwa semua murid baru sudah berada di arena penerimaan... kecuali Gu Qing.

"Saudara Jing memiliki bakat yang begitu luar biasa di jalan pedang dan ia telah memperlihatkan teknik pedang yang begitu mengagumkan, saat ia berada di tengah sungai kemarin, namun bagaimana jika ia bertemu dengan musuh yang benar - benar tangguh." ujar Guo Nanshan sambil memandang Jing Jiu.

Jing Jiu tidak menyangka kalau ia akan menjadi bagian dari percakapan tersebut.

"Tentu saja, aku tidak berpikir bahwa ada masalah dalam usaha Saudara Jing untuk berlatih teknik pedang." ujar Guo Nanshan dengan senyum lembutnya sambil terus memandang Jing Jiu. "Justru sebaliknya, Aku sangat setuju dengan metode Saudara Jing. Jika kamu pergi ke Puncak Liangwang, kamu akan mengetahui bahwa teknik pedang yang dipelajari oleh murid - murid di Puncak Liangwang dimaksudkan untuk membunuh musuh tanpa harus dibatasi oleh metode yang digunakan. Kami bahkan menganjurkan untuk membunuh musuh tanpa menggunakan pedang. Saudara Jing tentunya sangat cocok untuk bergabung dengan Puncak Liangwang."

"Kupikir, kalian tidak menyukaiku?" ujar Jing Jiu.

"Saudara Gu hanya bermaksud untuk mengujimu. Kami ingin melihat apakah kamu memiliki keberanian untuk menghunuskan pedangmu ketika kamu menghadapi tantangan dan kamu telah membuktikannya kemarin." ucap Guo Nanshan.

Para murid muda yang berada di arena penerimaan terkejut ketika mereka mengetahui bahwa Puncak Liangwang benar - benar menginginkan Jing Jiu.

Jing Jiu lalu berhenti bicara.

Guo Nanshan lalu melanjutkan ucapannya sambil terus mengarahkan pandangannya pada Jing Jiu, "Untuk bisa berhasil dalam Kultivasi Dao, seseorang harus mengalami kesulitan fisik dan juga terus memperkuat tekad mereka. Dengan begitu, mereka akan bisa terus melangkah maju tanpa merasa takut sedikitpun dan kamu seharusnya bisa memahami pemikiran ini."

Setelah menggelengkan kepalanya, Jing Jiu pun lalu berkata, "Metode Kultivasi kita berbeda dan aku rasa, metodemu itu salah."

Pohon - pohon pinus yang tak terhitung jumlahnya itu bergoyang, karena tiupan angin yang lembut dan suaranya terdengar seperti ombak di lautan, sementara arena penerimaan justru diliputi keheningan.

"Aku ingin mendengar penjelasanmu." ujar Guo Nanshan, masih dengan wajah yang dihiasi senyum lembutnya.

"Kalian berpikir, bahwa seseorang harus mengalami berbagai tekanan dari luar untuk bisa memperkuat Hati Pedang mereka."

Yang dimaksud oleh Jing Jiu adalah latihan berat yang dilakukan oleh para murid dari Puncak Liangwang, tentu saja, ini termasuk tekanan dan penindasan yang sengaja mereka lakukan terhadap Liu Shisui.

"Metode yang kalian gunakan adalah melatih dari luar, menuju ke dalam, yang mana hal ini bukanlah hal yang aku sukai. Bagiku, Kultivasi adalah pilihan pribadi tiap - tiap orang, sehingga inisiatif dari masing - masing orang harus terbentuk dari dalam diri mereka sendiri. Tentunya, aku tidak bisa mengatakan metode mana yang lebih sesuai bagi para murid regular itu. Kenyataan bahwa aku tidak menyukai kalian, mungkin hanyalah opiniku saja dan aku akan berusaha sebisaku untuk memperlakukan kalian sama dengan yang lainnya dan tanpa memihak."

Jing Jiu lalu mengulurkan tangannya untuk menepuk pundak Guo Nanshan, ia bermaksud untuk menyemangatinya.

Guo Nanshan adalah principal disciple Ketua Sekte dan ia juga merupakan murid utama dari Puncak Liangwang dan pada dasarnya, ia adalah pimpinan dari murid - murid generasi ketiga. Teknik kepemimpinannya sangat adil dan jujur dan perangainya sangat lembut dan juga ramah, sangat berbeda dengan murid - murid muda dari Puncak Liangwang yang begitu dingin, acuh, dan memandang rendah orang - orang yang lainnya. Para murid regular itu pasti akan merasa gugup ketika bertemu dengan Guo. Siapa yang berani untuk berbicara pada Guo dengan cara bicara yang seperti itu, apalagi menepuk pundaknya!

Arena penerimaan itu pun menjadi semakin hening.

Akan tetapi, Guo Nanshan tidak merasa marah, walaupun ia mulanya terkejut, ia justru bersikap, seakan - akan apa yang bar saja dilakukan Jing Jiu adalah hal yang biasa.

Caranya melihat Jing Jiu terlihat seperti seorang murid yang memandang gurunya.

Perasaannya ini... sangat aneh dan sangat tidak nyaman, sehingga Guo Nanshan pun merengut karenanya.

"Kamu tidak menghormati Senior mu! Sungguh tidak tahu malu! Apa kamu pikir kalau kamu akan bebas setelah kamu mengikuti Saudari Zhao ke puncak ke-sembilan? Kamu bahkan tidak mau mempertimbangkan untuk bergabung dengan Puncak Liangwang. Aku ingin tahu teknik pedang seperti apa yang akan kamu pelajari, jika kamu tidak keberatan untuk mengatakannya." ujar Gu Han dingin sambil memelototi Jing Jiu.

Tidak ada satu kitab teknik pedang pun di Puncak Shenmo dan hal ini membuat banyak orang beranggapan, bahwa hal ini adalah sebuah masalah besar bagi Zhao Layue dan Jing Jiu.

"Itu adalah urusan kami." ujar Zhao Layue dengan tenang.

"Urusan kami."

Mendengar kedua kata tersebut, Gu Han tidak lagi mampu menahan amarahnya. Ujung mulutnya pun bergetar ketika ia melayangkan pandangannya pada Zhao Layue dan ia kemudian berkata, "Tapi, Saudari Zhao... sungguh tidak tahu malu..."

Zhao Layue lalu menaikkan alisnya sedikit.

"Kamu salah." ujar Jing Jiu.

"Apa yang kukatakan itu salah? Kamu pikir, hanya karena kami tidak bisa melihat jalan setapak itu, maka kami tidak bisa menebak bagaimana caramu mendaki sampai ke puncak gunung? Siapa di antara semua murid dari sembilan puncak gunung yang tidak tahu betapa tidak tahu malunya kamu." ujar Gu Han menyeringai.

"Yang aku maksud adalah, gelar yang kamu gunakan itu salah. Sekarang, kamu sudah tidak bisa lagi memanggilnya Saudari. Kamu harus memanggilnya Pimpinan Puncak Gunung atau Senior Master." ujar Jing Jiu.

Pepohonan hijau itu kembali bergoyang bersama dengan tiupan angin yang lembut, bergemericik seakan mereka menanggapi kata - kata yang diucapkan Jing Jiu barusan.

Para murid yang berada di arena penerimaan yang sudah begitu hening sedari tadi, pada awalnya berpikir bahwa apa yang dikatakan Jing Jiu sangat konyol, namun mereka menjadi panik setelah merenungkan kata - kata itu dengan seksama.

Jing Jiu bukan sekedar asal bicara.

Zhao Layue telah mewarisi pedang dari Puncak Shenmo dan ia bisa disebut sebagai murid personal dari Senior Grandmaster. Dengan kata lain, ia sekarang berada di generasi yang sama dengan Ketua Sekte, Yuan Qijing, para pimpinan puncak gunung yang lainnya, dan juga para elder di sekte Green Mountain!

Walaupun mereka merupakan murid yang memiliki ketenaran di generasi ketiga dari Sekte Green Mountain, Guo Nanshan dan Gu Han tetap harus memanggilnya Pimpinan Puncak Gunung sebagai tanda hormat, atau mereka juga bisa memanggilnya Senior Master!

Setelah sempat bingung, Guo Nanshan lalu tiba - tiba tersadar, ia pun hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum getir.

Gu Han menjadi begitu marah, sampai - sampai ia tanpa sadar tertawa, ia kemudian memandang Jing Jiu dan berkata, "Apakah aku memanggilmu Senior Master?"

"Tentu saja." jawab Jing Jiu.

Gu Han tertegun mendengarnya.

Para murid yang ada di arena penerimaan itu juga ikut tertegun ketika mereka mendengar jawaban Jing Jiu.

Kemarin, Zhao Layue dan Jing Jiu masih merupakan murid sword - washing seperti mereka, namun hari ini, mereka berdua telah menjadi elder bagi kita?

"Argh, Aku baru ingat kalau aku lupa melakukan apa yang diperintahkan oleh guruku."

Terdengar ucapan dari seorang gadis muda yang merupakan murid Puncak Qingrong yang berbicara pada temannya dan mereka kemudian berjalan keluar tanpa melihat ke arah Jing Jiu.

Tidak lama kemudian, para murid yang ada di arena penerimaan itu mulai pergi dengan berbagai alasan, tanpa mengucapkan salam perpisahan pada Guo Nanshan dan Gu Han seperti biasanya.

Apa lagi yang bisa mereka lakukan? Apakah mereka harus menghampiri dan memanggil Jing Jiu dengan sebutan Senior Master?

Guo Nanshan hanya bisa melirik Jing Jiu dan memanggilnya, "Senior Master."

Gu Han berpaling dan kemudian berjalan pergi dengan wajah yang begitu pucat.

Bab berikutnya