webnovel

Teror Rumah Hantu

Seram
Sedang berlangsung · 1.5M Dilihat
  • 955 Bab
    Konten
  • 4.8
    164 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

Mobil jenazah dengan bau aneh melambat saat mendekati gerbang. Suara kerikil terdengar memantul di langit-langit bersamaan dengan munculnya langkah kaki dari koridor. Sepertinya, ada seseorang yang mengintip di ruangan sebelah. Di sisi lain, gagang pintu sedikit bergetar, dan keran di kamar mandi terus menetes meskipun sudah ditutup. Terlihat bola karet yang terguling sendiri di bawah tempat tidur. Lalu, Langkah kaki yang tampak basah tengah menyusuri koridor. Pada pukul 3 pagi, Chen Ge mencengkeram parang di tangannya saat bersembunyi di samping pemanas ruangan. Panggilan yang ia coba lakukan akhirnya dijawab. "Tuan, apakah ini yang kau maksud dengan 'rumah akan sedikit ramai di malam hari'?"

Chapter 1Rumah Hantu yang Sekarat

"Ini pertama kalinya aku mengunjungi Rumah Hantu yang tidak menakutkan."

"Properti yang digunakan terlalu palsu; aku tidak merasa takut. Semuanya malah terasa lucu bagiku."

"Itu hal yang wajar jika orang-orang materialis seperti kita tidak takut! Hantu itu tidak ada!"

"Aku benci mengatakannya, tapi aku sudah bilang begitu tadi. Kita seharusnya tinggal di hostel saja; aku sudah hampir mencapai level berikutnya di game online ku."

Sekelompok siswa menggerutu dengan kecewa di depan Rumah Hantu Kota Jiujiang Barat sebelum mereka pergi dengan sepeda motor mereka. Chen Ge, yang memegang setumpuk selebaran iklan untuk Rumah Hantu itu, menggelengkan kepalanya dengan sedih melihat hal ini.

Seni menakut-nakuti adalah sebuah keterampilan, tetapi dengan diperkenalkannya film horor, warga modern menjadi lebih susah untuk ditakuti. Kunjungan ke Rumah Hantu tidak ada bedanya dengan berjalan-jalan di halaman belakang rumah sendiri.

"Bos!"

Suara jernih wanita muncul dari belakangnya. Chen Ge berbalik dan melihat 'zombie' ramping dalam balutan jubah perawat berlari keluar dari Rumah Hantu dengan amarah.

"Ada apa, Xiao Wan?" Nama zombie itu adalah Xu Wan; Dia adalah salah satu aktor sementara yang dipekerjakan di Rumah Hantu.

"Beberapa bajingan tadi, mereka mencoba mempermainkanku!" gadis itu mendesis sambil menggertakan giginya, kedua tangannya terkepal erat.

Jadi, ini hanya sebuah keluhan...

"Mengerikan sekali; mereka bahkan tidak membiarkan zombie ini hidup dengan tenang." Sebagai bos, sudah sewajarnya Chen Ge memihak Xiao Wan. "Nanti aku akan meminta manajer taman hiburan untuk memeriksa kamera pengawas."

"Tidak perlu. Ketika aku menyadari niat mereka, pukulanku langsung melayang ke wajah salah satu bocah itu." Xu Wan menunjuk noda darah di bajunya dan berseru dengan bangga, "Lihat, darah asli."

"Bagus, bagus, seorang gadis harus belajar bagaimana melindungi dirinya sendiri." Chen Ge menyeka keringat dingin dari dahinya. Ketika dia berbalik untuk melihat matahari terbenam, ia berkata, "Kurasa sudah waktunya kita untuk pulang. Kita mungkin tidak akan mendapatkan pengunjung lagi. Bantu aku memberitahu semua staff bahwa kita bisa pulang lebih cepat hari ini. "

Namun, dia menyadari bahwa gadis dengan make-up zombie itu tidak beranjak pergi.

"Apakah ada masalah lain?"

"Bos ..." Kata Xu Wan ragu sebelum perlahan mengeluarkan dua surat dari sakunya. "Ini adalah surat pengunduran diri dari Tao Ming dan Xiao Wei. Kau adalah bos yang hebat untuk mereka, jadi mereka merasa tidak enak untuk memberikannya secara langsung kepadamu dan menyuruhku untuk melakukannya"

"Mereka berhenti?" Chen Ge mengajukan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya ketika dia menerima surat-surat itu, lalu dia menambahkan, "Semua orang memiliki mimpi untuk dikejar, jadi begitulah. Xiao Wan, kau bisa pergi sekarang jika tidak ada yang lain."

"Oke, aku akan pergi menghapus make-up dulu."

Setelah zombie kecil yang lucu itu pergi, Chen Ge menyalakan rokok diam-diam. Ketika orang tuanya menghilang secara misterius setengah tahun yang lalu, Rumah Hantu ini adalah satu-satunya peninggalan orang tuanya. Untuk menjaga ingatan mereka tetap hidup, Chen Ge mengundurkan diri dari pekerjaan lamanya untuk fokus mengelola Rumah Hantu ini.

Sayangnya, waktu telah berubah. Terlepas dari niche genre [1]1 -nya, terdapat persaingan besar di antara Rumah Hantu, dan ada banyak kekurangan lainnya. skenario horror yang luar biasa sekalipun tidaklah berguna jika tidak meninggalkan kesan pertama yang baik. Tetapi, pembaruan berkala membutuhkan banyak sumber daya dan uang.

Sejak beberapa minggu lalu, Rumah Hantu berada di ambang kebangkrutan; masukan dari penjualan tiket harian hampir tidak menutupi biaya listrik dan air.

"Aku ingin tahu berapa lama lagi aku mampu bertahan," desahnya.

Seorang pria paruh baya dengan seragam New Century Park berjalan ke arahnya ketika Chen Ge memadamkan rokok dan bersiap untuk kembali ke dalam. Saat melihat pria tersebut, Chen Ge mempercepat langkahnya seperti tikus yang melihat kucing.

"Kamu pikir kamu bisa berpura-pura tidak melihatku?" Pria paruh baya itu menepuk bahu Chen Ge. "Kita perlu membicarakannya hari ini. Kau sudah berhutang sewa selama dua bulan. Para atasan mengawasiku dengan ketat. Segeralah membayar!"

"Paman Xu, aku bukan tidak ingin membayar, tapi aku benar-benar tidak punya apa-apa saat ini. Bisakah kau memberikan waktu satu bulan lagi?"

"Itu yang kau katakan bulan lalu!"

"Aku janji, ini yang terakhir kalinya!" Chen Ge menepuk dadanya saat dia berjanji dengan tulus.

"Orang-orang sudah tidak tertarik dengan Rumah Hantu lagi. Dengarkan aku, tidak ada gunanya keras kepala." Ketika melihat surat-surat di tangan Chen Ge, Paman Xu melonggarkan pegangannya pada bahu Chen Ge "Kau masih sangat muda; Kau masih bisa memulai karir yang berbeda, jadi kenapa kau melakukan ini pada dirimu sendiri?"

"Paman Xu, aku tahu kau mengkhawatirkanku, tapi Rumah Hantu ini memiliki arti yang dalam untukku. Kurasa aku masih tidak mau membiarkan ingatan terakhir orang tuaku pergi." Kata Chen Ge pelan seolah takut perkataannya terdengar orang lain.

Sebagai manajer taman hiburan, pria paruh baya itu tahu tentang hilangnya orang tua Chen Ge. Dia tidak segera menjawab. Setelah beberapa saat, ia menghela nafas dan berkata, "Baik, aku mengerti perasaanmu. Aku akan mencoba yang terbaik untuk berbicara dengan para atasan untukmu dan melihat apakah mereka bisa memberimu beberapa minggu lagi."

"Terima kasih, Paman Xu!"

"Jangan berterima kasih kepadaku secepat itu. Sebaiknya, kau memastikan bahwa kau bisa meningkatkan penjualan tiket atau akhirnya semua akan sama saja."

Setelah manajer taman hiburan pergi, Chen Ge kembali ke Rumah Hantu dan memulai rutinitas hariannya memeriksa, merawat, dan membersihkan peralatan di tempat itu.

"Darah palsu di ruang perawatan hampir habis; Aku harus membeli stok baru."

"Akan muncul titik buta yang lebih baik untuk menakuti pengunjung jika koridor ini dibuat sedikit lebih miring ke samping"

"Oh tidak, boneka ini sudah rusak; aku harus memperbaikinya nanti"

"Sial! Di mana lampu yang aku pasang di sini minggu lalu? Siapa yang mencurinya?"

Di mata orang luar, ia adalah pemilik Rumah Hantu, seorang pengusaha muda, tapi hanya Chen Ge yang memahami betapa sulitnya merawat Rumah Hantu itu. Rumah Hantu adalah semacam hiburan. Terjebak dalam lingkungan yang menakutkan, keadaan fisik dan mental seseorang akan berada pada tingkat yang tinggi, tetapi ketika stress dilepaskan, akan muncul rasa lega dan puas; tidak ada bedanya dengan pijat.

Pada saat yang sama, sebagian besar Rumah Hantu adalah hiburan yang istimewa. Metode bisnis yang paling efektif untuk Rumah Hantu adalah dengan terus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya sehingga akan terus-menerus menarik banyak pengunjung baru. Rumah Hantu yang terikat di lokasi tertentu seperti Rumah Hantu milik Chen Ge harus memiliki popularitas yang sangat besar untuk memikat orang banyak, atau Rumah Hantu itu tidak akan bertahan lama. Fakta bahwa ia telah berhasil bertahan sudah begitu lama merupakan sebuah keajaiban.

Sambil menyeret boneka yang rusak, Chen Ge memasuki ruang perawatan. Ia mempelajari Desain Mainan di perguruan tinggi. Mesin serta perangkap di Rumah Hantu itu semuanya dirancang dan dibangun olehnya sendiri. Proses pemeliharaan, termasuk menjahit dan pengecatan ulang dilakukan olehnya meskipun sangat membosankan.

"Ternyata masih kekurangan darah palsu. Kalau tidak salah, masih ada persediaan di lantai tiga." Rumah Hantu dipisahkan menjadi tiga lantai; lantai pertama dan kedua untuk skenario sedangkan lantai ketiga adalah gudang.

Setelah membuka pintu kayu, di balik debu serpihan kayu, ada berbagai jenis bahan dan alat yang tidak digunakan yang ditinggalkan oleh orang tua Chen Ge ketika mereka mengelola tempat itu.

Chen Ge menghindari tempat ini karena tidak mampu menghadapi masa lalu.

"Ternyata sudah hampir setengah tahun," ujarnya.

Melihat berbagai peralatan, Chen Ge teringat masa kecilnya. Pada saat itu, keluarganya telah mengelola Rumah Hantu yang selalu berpindah lokasi, jadi dia mendapat kesempatan untuk bepergian ke berbagai tempat bersama kedua orang tuanya. Ketika keduanya sibuk, mereka akan meninggalkan Chen Ge sendirian di belakang panggung untuk menemani berbagai jenis hantu. Hal ini membuat nyali Chen Ge telah terlatih sejak ia kecil.

Ketika anak seusianya bermain dengan balok dan teka-teki, ia bermain dengan kepala manusia palsu.

"Semua ini adalah kenangan yang berharga," ujarnya.

Chen Ge berjalan tanpa tujuan sebelum ia sadar dirinya sudah kembali ke kotak kayu yang menyimpan beberapa barang yang tersisa dari orang tuanya. Di dalamnya terdapat sebuah ponsel hitam dan boneka usang. Boneka itu adalah mainan pertama yang dibuat Chen Ge ketika dia masih kecil, tetapi dia tidak ingat ponsel itu. Kedua benda ini ditemukan di rumah sakit yang sudah ditinggalkan di pedesaan, dan alasan mengapa orang tua Chen Ge pergi ke sana tengah malam, bahkan polisi tidak bisa memberikan jawaban yang jelas padanya.

"Di mana kalian berdua?" Chen Ge mengambil boneka itu dan mencubit wajah gemuknya. Kemudian, sambil menghela nafas, dia berkata pada dirinya sendiri, "Sebaiknya aku mencari darah palsu itu. Jika aku tidak bisa bertahan musim ini, aku benar-benar harus mengucapkan selamat tinggal pada Rumah Hantu ini."

Chen Ge berbicara pada dirinya sendiri. Tiba-tiba, ponsel hitam yang berada dalam kotak itu menyala dan memancarkan cahaya redup.

"Apa yang terjadi? Teknologi hitam atau fenomena supernatural?" Jika ini terjadi pada orang lain, orang itu mungkin akan berlari dan berteriak histeris, namun reaksi Chen Ge berbeda, ia jauh lebih tenang. Dia mengangkat benda itu dan memeriksanya lebih dekat.

"Aneh. Aku sudah mencoba menyalakan ponsel ini lebih dari seratus kali sebelumnya, tetapi tidak berhasil, kenapa hari ini bisa menyala sendiri? Ponsel ini ditemukan di tempat orang tuaku menghilang, mungkinkah mereka tahu jika aku sedang dalam masalah dan menghubungiku untuk membantu? "

Chen Ge membuka ponsel itu, dan di layar utama dengan latar hitam, hanya ada satu aplikasi yang ada. Aplikasi itu berbentuk Rumah Hantu sebagai ikonnya.

"Sebentar ... Ini terlihat sangat akrab, seperti pintu masuk depan Rumah Hantuku sendiri!"

Dengan mengerutkan kening, Chen Ge membuka aplikasi itu, dan deretan huruf yang terlihat seperti ditulis dengan darah muncul di layar — Apakah anda percaya di dunia ini ada hantu?

Secara obyektif, ini adalah sebuah pertanyaan filosofis-metafisik; seorang mahasiswa teknik seperti Chen Ge jelas tidak mampu menjawab pertanyaan itu.

"Seharusnya ada," gumam Chen Ge pada dirinya sendiri. Beberapa detik kemudian, sebuah kalimat muncul di layar.

"Apa yang Anda percayai adalah jawabannya. Mulai sekarang, Anda secara resmi menjadi pemilik baru Rumah Hantu ini. Tentu saja, ini bukan sesuatu yang patut dirayakan. Sebelum tutorial ini berakhir, harap renungkan saran terakhir saya: Bunuh diri adalah perilaku paling pengecut, dan cobalah bertahan hidup sebaik mungkin! "

"Hah? Apa yang dia katakan tadi?" Ujarnya bingung. Lalu, ia melanjutkan, "Tapi, cara bicaranya yang sombong ini mirip ayahku."

Chen Ge menekan aplikasi itu lagi, dan sebuah jendela baru muncul.

_______________

Rumah Hantu Jiujiang Barat

Status: Hampir Bangkrut

Reputasi yang Baik: Nol

Jumlah Pengunjung Harian: Empat

Jumlah Pengunjung Bulanan: Sepuluh

Tim Hantu Milikku: Tidak ada

Penyimpanan Barang Milikku: Tidak Ada

Prestasi Tidak Terkunci: Tidak Ada

Skenario yang Tersedia Saat Ini [Potongan Set]:

- Malam Mayat Hidup - Properti buruk, aktor tidak terlatih, plot tidak memiliki alur cerita atau logika yang dapat dibaca. Scream factor: 0 Bintang

- Minghun [Pernikahan Dunia Kematian] - Pasangan yang terpisah di kehidupan, terikat bersama selamanya dalam kematian; berbagi kuburan yang sama, mengejar kebahagiaan dalam kematian. Scream factor: 0.5 Bintang

Skenario yang Terkunci:

- Pembunuhan Tengah Malam - Seorang pasien psikotik berbahaya berkeliaran di apartemen terbengkalai. Tangannya berbentuk gunting dan palu, ia hanya berkeliaran di luar kamar anda. Scream Factor: 1 Bintang

- Balai Ketiga Rumah Sakit - Ada suara-suara aneh terdengar dari gedung rumah sakit yang ditinggalkan setiap malam. Sebagai reporter surat kabar, Anda ditugaskan untuk memecahkan misteri kelam ini. Scream factor: 3 Bintang

- Mobil Jenazah Berhantu – Anda sedang dalam perjalanan di dalam mobil jenazah yang membawa peti mati, jika anda tidak dapat melarikan diri dalam waktu satu jam, anda akan terperangkap selamanya di dalam mobil jenazah. Scream factor: 2 Bintang

Misi Harian: Selesaikan Misi Harian yang disediakan oleh Rumah Hantu untuk membuka skenario yang lebih menakutkan. Hadiahnya akan sesuai dengan tingkat kesulitan misi.

Kondisi Pengembangan Rumah Hantu: Jumlah Pengunjung Bulanan lebih dari 100. Reputasi yang baik lebih dari 60 persen. (Setelah 3 Pengembangan, Rumah Hantu akan naik tingkat menjadi Labirin Ketakutan.)

Roda Kemalangan Berhantu (Gunakan Point ketakutan yang dihasilkan oleh pengunjung dari Rumah Hantu untuk memutar roda): Keputusan Hidup dan Mati bukan keputusan manusia; keberuntungan dan kemalangan hanya berjarak satu inci. Kami memiliki kedua Buah Roh untuk meningkatkan rentang hidup anda serta Arwah Berbahaya yang penuh kebencian!

Fungsi lainnya: Belum terbuka

Anda Mungkin Juga Menyukai

Pradhika's Bloody Incident

Pradhika's Triplet yaitu Siji Pradhika, Yuji Pradhika dan Reiji Pradhika mengalami hal buruk saat mereka berupaya mematahkan kutukan yang dialami oleh Reiji. Mereka terjebak di tempat aneh dan mengalami peristiwa yang mengerikan. Tempat itu hanyalah lubang setinggi orang dewasa yang tidak memiliki celah lain untuk keluar. Mereka bertiga harus memutar otak untuk dapat keluar dari tempat aneh itu. *** Lalu, mereka mengalami kejadian aneh yang lainnya karena kedatangan seseorang yang mengaku paman mereka, yang berasal dari Korea Selatan. Lelaki itu adalah saudara kembar non identik Tuan Yudha Pradhika, ayah dari Pradhika's Triplet. Namun, terjadi permasalahan yang rumit di antara dua saudara itu sebelum Tuan Yudha diadopsi oleh keluarga Pradhika dan diboyong ke Indonesia. Siji Pradhika yang sedang mengikuti pertukaran pelajar ke Busan, Korea Selatan, harus bertemu dengan saudara ayahnya itu. Dan kisah berdarah-darah itu pun dimulai. *** "Aku tidak akan puas sebelum menuntut balas pada Yudha dan keturunannya." Seseorang yang bernama Lucca menatap foto-foto Tuan Yudha dan keluarganya yang tertempel di dinding suatu kamar yang gelap. Pandangan mata lelaki itu tertuju pada salah satu foto dari putra kembar Tuan Yudha. "Aku akan memulai balas dendamku pada kamu, Anak Manis," lirihnya sambil menyeringai. Peristiwa rumit semacam apalagi yang akan dihadapi Pradhika's Triplet? Apakah ini ada hubungannya dengan masa kelam ayahnya yang tinggal di panti asuhan? Dan ada misteri juga tentang terbakarnya Panti Asuhan yang menyimpan cerita kelam itu.

Zanaka · Seram
5.0
220 Chs

Misteri Sinden Pasar Rebo

Karsih adalah seorang wanita cantik yang memilih untuk menjadikan sinden sebagai profesinya dalam mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Karsih adalah pesinden baru namun dengan keahliannya Karsih berhasil memberikan banyak sekali tepuk tangan juga sanjungan dari banyak orang yang mendengar setiap tembang yang dibawakan. Jelas sekali membuat para pesinden lainnya merasa sangat iri sebab sejak kedatangan Karsih banyak dari kawan-kawan Karsih yang tidak mendapatkan job untuk manggung. Hingga suatu hari sebelum Karsih bernyanyi seorang laki-laki bernama Fajar melihat Karsih sedang berdandan tetapi wajah yang tampak di cermin itu bukan wajah Karsih melainkan wajah seorang wanita yang sangat cantik rupawan wajahnya mirip seperti wajah seorang Ratu. Sejak hari itu Fajar menjadi yakin bahwa Karsih tidak sendiri, melainkan ada kekuatan gaib lain yang menemaninya. Fajar sangat ingin menjaga Karsih karena dia iba kepada Karsih dan juga anak yang saat ini diasuh oleh Karsih. Tapi rasa iba tersebut kemudian diartikan berbeda oleh Pak Broto laki-laki kaya pemilik gudang beras yang berada di kotanya. Pak Broto merasa bahwa Fajar akan mengambil Karsih, itu sebabnya Pak Broto berambisi untuk menyingkirkan Fajar. Pak Broto adalah laki-laki yang hanya menginginkan tubuhnya saja. Pak Broto acapkali mengirimkan hadiah kepada Karsih namun Pak Broto juga seringkali menggoda Karsih. Mampukah Karsih bertahan dengan segala godaan yang datang? Lalu sebenarnya siapa wanita yang ada di tubuh Karsih?

LANINA · Seram
Peringkat tidak cukup
24 Chs
Indeks
Jilid 1
Jilid 2