Pisau ganda Tie Tua terus menari-nari di tangannya. Ia tak peduli walaupun seragam Tentara Naga yang Bangit yang ia kenakan robek dan terkoyak. Tetapi ia menyadari bahwa tubuhnya telah mencapai batasnya.
Tubuhnya terasa seperti mesin yang telah kelebihan beban dan siap meledak kapan pun.
Tetapi, Tie Tua tak punya pilihan lain. Pemimpin pasukannya yang masih muda sedang berjuang sekuat tenaga, bahkan mungkin mengerahkan kekuatan terakhirnya.
Itu benar-benar upaya terakhirnya!
Pemimpin pasukan itu sudah kehilangan lengan dan berada di ambang kematian. Ia bisa saja mati dalam sekejap.
Tetapi, Tie Tua tak merasa kasihan terhadap pemuda itu karena ia sendiri juga akan segera mati.
Tentara tewas dalam pertempuran sepanjang waktu. Namun, ia merasa hatinya benar-benar hancur karena ia tak bisa melihat adanya harapan bahwa dunia ini akan selamat.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com